Kiprah awal Ralf Rangnick sebagai caretaker Manchester United berakhir dengan baik. Bermain di Old Trafford, Setan Merah berhasil mengalahkan Crystal Palace dengan skor tipis 1-0. Meski hanya meraih kemenangan tipis, namun United menunjukkan perkembangan penampilan yang sebelumnya tidak pernah kita lihat.

Ralf sepertinya sadar kalau para pemain United ini memiliki kecepatan yang cukup mumpuni. Oleh karena itu, ia langsung memainkan skema pakemnya yaitu bermain pressing dengan intensitas yang cukup tinggi. Inilah yang membuat permainan United berbeda jauh sekali dibanding sebelum-sebelumnya.

Statistik berbicara banyak. Pada 45 menit pertama saja, United sudah mendapat tujuh sepak pojok. Bandingkan dengan lima laga sebelumnya dimana United tidak pernah mendapat sepak pojok lebih dari empat.

United juga membuat 77 umpan ke wilayah sepertiga akhir pertahanan Crystal Palace. Catatan ini adalah yang terbanyak bagi United sepanjang Liga Inggris musim ini. Tidak hanya itu, United memenangkan penguasaan bola 12 kali di sepertiga akhir pertahanan lawan. Catatan ini adalah yang terbanyak yang pernah dibuat United sejak Sir Alex pensiun. Singkatnya dari statistik ini adalah, United benar-benar mengontrol pertandingan.

Terlihat jelas bagaimana ide sepakbola Rangnick sudah muncul pada pertandingan ini. Selain pressing yang tinggi, permainan United juga lebih direct. Build up mereka pun cukup cepat terutama ketika melakukan sirkulasi bola dari kiri ke kanan dan sebaliknya. Terlihat dari beberapa kali bola langsung dipindahkan ke sisi lain melalui umpan-umpan panjang dengan tujuan merusak pertahanan Palace sekaligus menghindari press dari mereka yang unggul dari segi kekuatan fisik.

Meski begitu, masih ada beberapa catatan yang perlu diperbaiki. United masih belum siap untuk menghadapi counter press lawan. Momen serangan balik Palace beberapa kali sempat membuat dag dig dug para suporter karena mereka punya pemain dengan kemampuan lolos dari pressing seperti Zaha dan Jordan Ayew. Shape 2-2 juga menuntut support dari para bek saya dan gelandang untuk bisa melakukan counter attack.

Beberapa kali juga pemain United masih dalam posisi yang bertubrukan satu sama lain. Bahkan meski bisa membawa pulang tiga poin, struktur mereka dalam membangun serangan masih belum terlihat solid. Beberapa kali mereka masih suka salah umpan bahkan terpeleset saat ingin melakukan counter.

Meski begitu, secara keseluruhan penampilan tim ini sudah bagus dan hanya perlu adaptasi lebih lanjut saja seiring banyaknya pertandingan yang dimainkan.

Momentum Dalot

Selain Fred, ada satu nama lain yang mencuri perhatian suporter Setan Merah. Dia adalah Diogo Dalot. Pemain peninggalan Jose Mourinho ini sebenarnya sudah terpinggirkan sejak kedatangan Aaron Wan-Bissaka di era Ole. Musim lalu ia bahkan dipinjamkan ke AC Milan.

Namun dalam dua pertandingan terakhir, Dalot bermain menjadi sosok vital bagi United. Kehadirannya menjadi opsi yang bagus untuk serangan United dari sisi kanan yang cenderung sepi ketika mereka masih memainkan Wan-Bissaka.

Pada pertandingan kemarin, Dalot membuat 61 umpan ke depan dengan akurasi 88%. Ada 1 umpan kunci, tiga tekel sukses, satu intersep, dan satu dribel sukses. Ia juga berani melepaskan tendangan jelang babak pertama usai sebagai tanda kalau dia bisa diandalkan dalam urusan menyerang. Dalot juga berani melakukan penetrasi ke sisi dalam ketimbang AWB yang biasanya memilih untuk membawa bola keluar.

Dua pertandingan terakhir, Dalot mendapat nilai 8 dari Manchester Evening News. Dengan penampilan bagusnya sejauh ini, bukan tidak mungkin ia menggusur AWB ke bangku cadangan. Begitu juga dengan Telles yang dalam dua laga terakhir berhasil mengisi peran Shaw dengan baik.