Manchester United akan menghadapi St. Etienne dalam babak 32 besar Europa League. Laga pertama atau leg 1 akan dilangsungkan di Old Trafford pada 16 Februari dan selanjutnya di kandang St Etienne satu minggu setelahnya. Walau di atas kertas Manchester United lebih diunggulkan, Manajer St. Etienne, Christophe Galtier, mengatakan laga nanti bukanlah laga yang penting bagi tim asuhannya.

“Akan tidak ada waktu untuk istirahat. Tapi saya tidak takut, bahkan ketika kita harus memikirkan hal tersebut (jadwal padat). Laga terpenting adalah setelahnya Nice dan Lorient. Justru dua laga melawan United tidak terlalu penting bagi kami di bulan ini,” kata Galtier.

Apa yang diucapkan Galtier memang beralasan. Hal ini dikarenakan tujuan St Etienne yang ingin masuk ke zona Champions League pada musim depan. Saat ini St Etienne duduk di peringkat kelima Ligue 1, terpaut 1 poin saja dari rival, Olimpique Lyon. Galtier menambahkan timnya kini sudah terfokus dalam menambah poin di Ligue 1. Apalagi klub yang didirikan pada tahun 1919 ini sudah dinyatakan gugur dari Piala Perancis (Coupe de France).

“Terima kasih kepada tim, pemain, investasi, dan kinerja selama tiga minggu di rehat musim dingin. Walau gugur di Coupe de France, kita berhasil mendulang poin demi poin, dan tentu kita harus tetap menantang posisi kita saat ini,” kata Galtier.

Lain pelatih, lain pemain. Galtier boleh berkata laga melawan United tidak menjadi prioritas. Namun pemain kunci St Etienne musim ini, Romain Hamouma, punya pendapat yang lain. Ia justru menyatakan St Etienne akan bermain secara maksimal ketika bertandang ke Old Trafford.

“Kita akan bermain dengan maksimal. Jika kita berhasil membuat United kewalahan itu adalah hal yang bagus. Tetapi jika tidak bisa pun itu adalah hal yang normal,” kata pemain berusia 29 tahun asal Perancis ini.

Hamouma optimis St. Etienne bisa menjadi ganjalan bagi United untuk bisa lolos ke babak selanjutnya. Lantaran, kata dia, dalam laga ini United-lah yang menjadi tim dengan tekanan lebih banyak dibandingkan St. Etienne.

“Adalah hal yang normal jika pertandingan ini dianggap sebagai laga eksibisi saja. Karena jelas United lebih superior dibandingkan kita. Tapi terlepas hal itu pertandingan ini adalah kesempatan yang langka dan sangat berarti untuk para fans kita,” terang Hamouma.

Perkataan Hamouma terbukti pada bulan Desember lalu, dimana manajemen klub kewalahan menangani permintaan atas tiket untuk laga ini. Dilansir dari Mirror.co.uk, manajemen Klub St Etienne terpaksa mengentikan sementara penjualan tiket untuk leg kedua yang dilangsungkan di Stadion St Etienne, Stade Geoffroy-Guichard yang berkapasitas 42.000 orang.

St-Etienne-fans-queue-for-tickets
Antrean tiket untuk pertandingan melawan Manchester United

Tiket tersebut mulai dijual pada hari Kamis (15/12/2017) pagi, dan langsung habis menjelang sore hari. Sehingga manajemen memutuskan untuk menghentikan penjualan hingga hari Jumat besoknya pukul 9 pagi.

“Banyak fans loyal St Etienne datang dan mengantri untuk tiket dan staf kami tak mampu untuk memenuhi semua permintaan,” bunyi pernyataan resmi dari pihak klub terkait penghentian sementara penjualan tiket.

Sedang bagi Hamouma sendiri pertandingan melawan United adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Karena menurut dia, laga seperti ini hanya terjadi di playstation saja.

“Kita pernah melawan Inter Milan tahun 2014, tapi jelas Manchester United ada di level yang berbeda. Lima tahun lalu, pertandingan seperti ini, saya mainkan di Playstation. Saya tak pernah menginjakkan kaki di Inggris,” kata Hamouma.

Ada sejumlah catatan performa St Etienne di Ligue 1 pada musim ini yang perlu menjadi catatan penting Jose Mourinho. Tim yang sering disingkat ASSE ini, sedang menduduki peringkat kelima klasemen dengan catatan menang 9 kali, seri 9 kali, dan kalah sebanyak 5 kali. Pertandingan terakhir yang dijalani St Etienne berakhir dengan kemenangan atas Lyon, 2-0.

Pemain St Etienne yang perlu diwaspadai adalah gelandang serang mereka yaitu Roman Hamouma dengan perolehan 4 gol di Ligue 1. Perolehan tersebut menjadikannya pencetak gol terbanyak klub tersebut. Sementara itu United perlu jua mewaspadai kebiasaan St Etienne yang mencetak gol di menit-menit akhir pertandingan, yaitu mulai dari menit ke 75-90. Dimana 34 persen (9 gol) dari total 28 gol St Etienne dicetak pada rentang waktu tersebut.

Laga Manchester United melawan St Etienne pada 16 Februari nanti bukanlah yang pertama bagi kedua kubu. Sebelumnya pada musim 1977/1978, United pernah berhadapan dengan St Etienne di babak pertama Winners Cup (nama lawas dari Champions League). Laga pertama pada waktu itu dilangsungkan di Perancis dengan hasil imbang 1-1. Lalu laga kedua berakhir dengan kemenangan United atas sumbangan 2 gol dari Stuart Pearson dan Steve Coppell.

Pertemuan antar keduanya pada waktu itu juga mencatatkan momen yang menarik. Dimana leg kedua di Inggris dilangsungkan di Home Park Plymouth, yaitu sekitar 200 km dari Theatre of Dreams. Perpindahan tersebut diakibatkan pertikaian antar fans United pada saat leg pertama. Sehingga UEFA menghukum United dengan bermain di luar stadion Old Trafford.

Ucapan meremehkan Galtier bisa jadi adalah taktik psywar untuk membuat United lengah. Tentu hal ini harus diwaspadai Jose Mourinho. Apalagi seperti kita tahu, The Special One menargetkan United untuk bermain di Champions League musim depan. Sehingga meraih kemenangan atas St. Etienne adalah langkah selanjutnya yang harus ditempuh. Semoga ucapan Galtier bisa menjadi boomerang sendiri bagi St. Etienne. Mari kita tunggu!

Sumber : Mirror.co.uk dan Squawka.com,