Jesus Navas, penampilannya merepotkan Brandon Williams sepanjang pertandingan (Foto: Twitter Sevilla)

Musim 2019/2020 resmi berakhir bagi Manchester United dengan pencapaian mereka adalah meraih treble. Sayangnya treble yang dimaksud bukanlah treble mengangkat trofi melainkan treble tersingkir di semifinal. Dini hari tadi, United melengkapi kegagalan mereka melangkah ke final setelah tumbang 2-1 dari Sevilla. Hasil ini menegaskan kalau United kembali mengalami kesulitan ketika berhadapan dengan tim-tim asal Spanyol.

Sevilla bermain dengan formasi 4-3-3 yang menjadi skema utama Julen Lopetegui bersama Los Nervionenses. Susunan pemain juga tidak banyak berubah, Trio Suso, Nesyri, dan Ocampos menjadi trio lini di lini depan Sevilla. Sementara Fernando dan Jordan sebagai pengendali lini tengah untuk mendukung Ever Banega yang berperan sebagai playmaker.

Di sisi United, Ole membuat perubahan dari pertandingan terakhir melawan Copenhagen. Eric Bailly kembali diistirahatkan dan tempatnya diisi kembali oleh Victor Lindelof. Trio Greenwood, Rashford, dan Martial mengisi lini depan. Sedangkan Fred diminta kembali menjalani peran yang sering digunakan Nemanja Matic sebagai Defensive Midfielder.

Setelah pertandingan, Ole berkata kalau kekalahan timnya karena tidak memanfaatkan peluang dengan baik. “Kami tidak efektif. Jika Anda bisa memanfaatkan peluang dengan baik maka Anda bisa menang dengan nyaman. Kami punya banyak peluang yang seharusnya bisa menjadi gol, tapi jika Anda tidak memanfaatkannya dengan baik, maka kemenangan menjadi hal yang sulit,” ujarnya.

Permainan United sebenarnya tidak buruk. Setidaknya dari peluang yang dihasilkan. Ada 20 percobaan yang dibuat ke gawang Bono. Masalahnya, yang mengarah ke gawang hanya ada tujuh. Efektivitas United memang kacau balau dalam dua pertandingan terakhir mereka di Europa League. Total, mereka membuat 46 tendangan dengan 21 mengarah ke gawang. Sayangnya, hanya dua gol yang tercipta itupun melalui gesekan voucher penalti.

Penguasaan bola lebih banyak dimiliki oleh Sevilla. Meski begitu, mereka juga sebenarnya tidak tampil bagus. Penampilan kala mengalahkan Wolves jauh lebih baik dibanding dini hari tadi. Sevilla begitu mudah kehilangan bola yang mayoritas terjadi di fase kedua atau lini tengah.

Sayangnya, hal ini yang tidak bisa dimaksimalkan oleh United. kehilangan lebih dari 10 peluang jelas bukan persoalan sepele. Bono memang tampil bagus, tapi dengan decision making yang juga kurang baik dari United, maka penampilan apik kiper hanya menjadi satu alasan dari banyaknya masalah di lini depan United.

Yang paling terlihat adalah bagaimana composure (ketenangan) pemain depan United yang kacau balau. Jelang babak pertama berakhir, Rashford mendapat bola yang cukup enak dari Paul Pogba. Alih-alih melepaskan sepakan, Rashford memilih untuk melakukan trik sebelum bola kembali direbut.

Begitu juga dengan Anthony Martial. Striker Prancis ini punya dua peluang emas setelah berhadapan satu lawan satu dengan Bono. Yang pertama, tendangannya bisa ditepis menggunakan kaki. Namun ketika mendapat peluang kedua kontrol bolanya terlalu kencang sehingga Bono mudah menggagalkannya.

Serangan United juga terkesan satu arah. Mereka hanya menyerang dengan short build up (umpan-umpan pendek) di ruang antar lini di sisi dalam atau melalui tengah pertahanan Sevilla. Sayangnya, serangan monoton seperti ini akan selalu mudah dibaca. Sevilla hanya tinggal menutup ruang gerak United untuk mengecilkan kesempatan mereka membuat peluang.

Sebenarnya, United punya opsi lain ketika serangan mereka dari tengah menemui hambatan. Dipersempitnya ruang gerak mereka di tengah, maka akan memberikan celah yang lebar di sisi sayap. Pada momen ini, peran fullback untuk menyerang sangat dibutuhkan untuk melepaskan umpan silang ke kotak penalti sebagai opsi tambahan. Sayangnya, ini juga tidak digunaka oleh United.

Aaron Wan-Bissaka kembali menunjukkan kalau dia adalah bek sayap yang hanya bisa bertahan. Umpan silangnya hanya tiga dan tidak ada yang menemui sasaran. Yang lebih parah adalah Brandon Williams. Dia sama sekali tidak memberikan kontribusi apa pun untuk penyerangan. Kreativitas bek sayap dalam menyerang sangat diperlukan terutama ketika situasi sudah tertinggal seperti yang dialami United semalam.

Kedua fullback United ini kebanyakan memainkan bola-bola aman dengan mengembalikan lagi ke Bruno atau Pogba untuk kembali mencari serangan dari tengah. Entah mereka berdua tidak bisa melakukan umpan silang atau karena minimnya pergerakan tanpa bola pemain depan. Inilah yang membuat serangan United semakin berantakan jelang permainan berakhir. Ketika bola dipegang oleh tiga pemain depan, maka mereka hanya bisa melakukan akselerasi individu dengan harapan bisa mendapat penalti lagi. United kehilangan 26 penguasaan bola dalam laga kali ini dengan 10 diantaranya dihasilkan tiga pemain depan akibat direbut oleh lawannya.

Saat kedua bek sayap United tidak banyak membantu mereka, sebaliknya dua bek sayap Sevilla menjadi kunci kemenangan timnya. Dua gol Sevilla dari kaki Suso dan Mawar Luuk De Jong berasal dari asis Sergio Reguillon dan Jesus Navas.

Dua gol ini juga tidak lepas dari koordinasi lini belakang yang buruknya minta ampun. Dalam proses gol pertama, Reguillon unggul lari dari Wan-Bissaka. Kalau melihat lebih detail lagi, Fred terlambat sepersekian detik saat pinjaman Real Madrid tersebut masuk ke kotak penalti United. Brandon Williams yang seharusnya lebih dekat dengan Suso justru mengikuti Harry Maguire sehingga mantan pemain Milan itu leluasa mencetak gol.

Apa yang dilakukan Brandon diulangi oleh Wan-Bissaka pada gol kedua. AWB berada lebih dekat dengan Luuk De Jong tapi alih-alih melakukan man to man marking, ia justru menggunakan bentuk pertahanan zona. Pada proses ini Victor Lindelof juga bertanggung jawab. Saat bola masih di sisi sayap, Lindelof sudah mengetahui keberadaan De Jong ada diantara dirinya dengan Wan Bissaka. Sayangnya, Lindelof hanya sebatas melihat De Jong saja. Ini yang mungkin membuat Bruno kesal dan marah kepada pria Swedia tersebut.

***

Berkat hasil ini, Sevilla siap menatap trofi Eropa keenam mereka. Sebaliknya, United untuk tiga musim beruntun harus melihat lemari trofi mereka kosong.

Setelah pertandingan, Rio Ferdinand dalam Twitter-nya menyinggung United yang kalah karena kesalahannya sendiri. “Jika Anda tidak memanfaatkan kesempatan, Anda kalah. Jika Anda tidak bertahan dengan baik, maka Anda kalah juga,” kata Rio. Kesalahan yang dibayar mahal oleh United.

Ole sendiri menjanjikan akan adanya perbaikan. Itu semua baru bisa dilihat dari pergerakan mereka di bursa transfer dan musim depan. Namun yang pasti, United tidak boleh lagi bergantung terus kepada skill individu pemainnya dan dua fullback harus mempunyai kapasitas menyerang yang sama baiknya.