Foto: Mirror.co.uk

Anfield menjadi tempat kelima yang memberikan kekalahan Manchester United pada musim ini. Dalam duel klasik mereka ke-229. Satu gol Sadio Mane dan dua gol Xherdan Shaqiri memberikan kemenangan 3-1 bagi The Reds sekaligus mengokohkan posisi mereka di puncak klasemen Premier League dengan status belum terkalahkan.

Bagi United, kekalahan ini adalah yang kedua dalam kurun sepekan terakhir. United kini masih terjebak di urutan keenam klasemen sementara dan sudah berselisih 11 poin dari Chelsea yang berada di urutan keempat. Tidak hanya itu, tiga gol yang bersarang ke gawang De Gea menjadikan angka kebobolan United sudah mencapai angka 29 alias melebihi catatan kebobolan mereka musim lalu. Sebuah torehan yang membuat pusing seorang Mourinho.

Kami Bisa Menang

“Mereka memiliki tim yang kuat dan menunjukkan mereka adalah tim terkuat. Sulit untuk menerima kemasukan seperti yang dialami pada babak kedua (deflected ball). Saya rasa masa-masa sulit dalam pertandingan ini terjadi pada 20 menit pertama ketika kami tidak bisa mengatasi intensitas dan kecepatan fantastis mereka ketika menekan. Setelah itu, permainan sebenarnya bisa kami kontrol.”

“Mereka tentu menyerang lebih banyak dari kita, mereka memiliki jumlah sepak pojok yang banyak, mereka menguasai lapangan jauh lebih banyak dari kita. Tetapi kami sempat membuat mereka benar-benar frustrasi. Anda punya bek tengah yang datang dengan bola lalu menembak dari jarak 30 meter ke tribun. Itu menunjukkan bagaimana kami bisa mengendalikan laga yang membuat kami yakin kalau bisa menang. Namun sayang, kami kebobolan dua gol. Di ruang ganti, De Gea berkata tembakan Shaqiri sebenarnya bisa dia tahan, tapi menjadi gol karena defleksi pemain.”

Keberuntungan Memihak Liverpool

“Jika Anda berbicara tentang keberuntungan, maka lihat gol kedua dan ketiga mereka. Gol kami dibuat dengan skema yang bagus. Lukaku mendapat ruang di belakang bek sayap dengan umpan silang yang bagus. Kemudian Lingard berada pada posisi yang tepat untuk memanfaatkan setengah kesalahan dari penjaga gawang. Untuk berbicara soal keberuntungan, Anda bisa lihat dari gol kedua dan ketiga mereka. Keberuntungan memihak mereka.”

Tidak Mudah ke Empat Besar

“Kami masih bisa ke empat besar. Ini tidak mudah, tetapi kami tentu bisa menyelesaikan di pos enam besar seperti tim bersejarah lainnya, tetapi kami tetap melihat posisi keempat. Namun untuk saat ini, kami harus mengincar posisi kelima sebelum nantinya mengarahkan pandangan ke posisi keempat.”

Pemain Sudah Berusaha

“Pemain sepakbola harus memberikan kemampuan terbaiknya setiap hari, setiap pertandingan, setiap menit, tidak peduli manajernya siapa dank arena apa. Ini adalah klub yang membayar mereka dan penggemar yang jatuh cinta dengan mereka 24 jam sehari. Ini tentang menunjukkan rasa hormat kepada klub dan para penggemar.”

“Jika pemain tidak melakukan sesuatu yang maksimal maka Anda bisa memanggil mereka sebagai pemain yang tidak jujur, tetapi saya tidak mau memanggil mereka seperti itu. Para pemain yang ada di lapangan hari ini sudah memberikan segalanya. Namun Liverpool bermain lebih baik, kita tidak bisa membandingkan kekuatan fisik mereka. Berdasarkan hal itu, kualitas teknik mereka menjadi sangat baik. Kami bisa saja meraih hasil imbang jika kami tidak kebobolan pada gol kedua dan ketiga.”

Cedera Memengaruhi Klub Ini

“Dalam keadaan seperti ini, Darmian baru berlatih satu hari sebelum laga, begitu juga Dalot, Lindelof, dan Martial. Sepanjang minggu, kami tidak tahu siapa yang bisa dimainkan. Sepanjang mingg, kami tidak tahu siapa yang tersedia dan tidak. Di detik-deti terakhir, Chris Smalling bahkan tidak siap bermain, dan beruntung Eric Bailly bermain baik. Fokusnya hebat dan konsentrasi yang ia miliki luar biasa.”

“Masalah cedera di tim ini sudah terjadi sebelum saya. Anda melihat data siapa saja yang mengalami cedera di tangan Moyes, dan Van Gaal. Dari situ, mereka seperti mengalami cedera yang permanen. Saat Anda mengalami cedera permanen, maka kondisi fisik ideal akan sulit didapat.”

“Saya ambil contoh pemain seperti Robertson, Mane, Salah, Wijnaldum, Keita, Fabinho, mereka semua pemain yang fisiknya kuat selain bagus di teknik. Kami tidak punya pemain seperti itu. Jadi ketika pertandingan memiliki tingkat intensitas yang tinggi, maka sulit bagi kami untuk mengembangkan permainan. Tim Porto yang saya pegang punya kualitas yang sama dengan mereka. Ketika kami kehilangan bola, kami menekan mereka dan dalam kurun dua detik bola bisa kami rebut kembai. Di Real Madrid, saya punya tim yang bisa melakukan serangan balik cepat dengan pemain seperti Di Maria, Ronaldo, Higuain, dan Benzema.”

“Dan di Inter saya punya tim terbaik dalam blok pertahanan. Saya punya orang-orang seperti Materazzi, Samuel, Lucio, Cordoba. Dengan pemain seperti mereka, bermain lima jam pun Anda tidak akan bisa membobolnya.”