Manchester United memulai laga leg kedua babak 32 besar Liga Europa pada Kamis (22/02/2017) dini hari WIB dengan percaya diri. Keunggulan besar 3-0 dalam leg pertama di Old Trafford, Jumat (17/02/2017) dini hari WIB lalu menjadi modal utama. Alhasil, tim Setan Merah memang kembali menang setelah mengandaskan tuan rumah Saint-Etienne dengan skor 1-0. Pemain sayap, Henrikh Mkhitaryan, mencetak gol semata wayang bagi The Red Devils pada menit ke-16 hasil umpan matang dari Juan Mata. United pun lolos ke babak 16 besar Liga Europa dengan mulus berkat agregat 4-0.

Namun, ada pula cerita kegagalan dalam kesuksesan United melangkah ke babak selanjutnya dalam kompetisi tingkat kedua di Benua Biru tersebut. Adalah soal skor timpang dalam kedua pertandingan tersebut. Jika di leg pertama anak-anak asuh pelatih Jose Mourinho bisa menang besar, namun pada laga leg kedua mereka hanya menang tipis. Dalam pertandingan itu, bisa dibilang mereka memang gagal melanjutkan tren mencetak banyak gol di kompetisi Eropa pada musim 2016/2017 ini. Padahal sebelumnya, United beberapa kali menang dengan skor besar dalam perjalanannya di Liga Europa.

Pada babak penyisihan grup, The Red Devils penang menang 4-1 atas klub Turki, Fenerbahce pada 20 Oktober 2016 lalu. Kemudian, mereka unggul pula dengan skor 4-0 atas wakil Belanda, Feyenoord pada 24 November 2016, masih di penyisihan grup. Tren mencetak banyak gol ini beberapa kali juga dilakukan United di kompetisi domestik. Di antaranya, kontra Leicester City 4-1 di Premier League Inggris, kontra West Ham United 4-1 di Piala Liga Inggris, serta kontra Reading FC 4-0 dan kontra Wigan Athletic 4-0 di Piala FA, meski pun tim Setan Merah juga pernah takluk 0-4 dari Chelsea di liga.

Kemenangan dengan skor besar sebenarnya juga terjadi pada sejumlah klub yang bertarung dalam kompetisi Eropa musim ini, baik di Liga Europa dan di Liga Champions sejak pekan lalu. Lihat saja, misalnya kemenangan 4-0 AS Roma atas Villarreal, Rostov vs Ac Sparta Prague 4-0, PAOK vs Schalke 04 0-3, AZ Alkmaar vs Olympique Lyon 1-4, dan Athletic Club vs APOEL FC 3-2. Semua kemenangan itu terjadi pada leg pertama babak 32 besar Liga Europa, pekan lalu. Namun pada leg kedua, dari tiga tim yang sudah lolos ke babak berikutnya termasuk United, tak ada yang menang dengan skor besar.

Sementara itu, tren mencetak banyak gol juga terjadi pada babak 16 besar di Liga Champions. Pada pekan lalu, dari delapan tim yang menjalani leg pertama, ada dua yang mendapatkan kemenangan besar, yakni Paris Saint-Germain dengan skor 4-0 atas Barcelona, dan Bayern Muenchen yang sukses menghancurkan Arsenal dengan skor 5-1. Kemudian pada pekan ini, dari delapan tim lainnya yang juga masih melakoni leg pertama, ada Manchester City yang melumat AS Monaco dengan skor 5-3 dan Atletico Madrid yang unggul 4-2 di markas Bayer Leverkusen. Jadi modal besar di leg pertama.

Kembali pada United yang gagal melanjutkan tren mencetak banyak gol saat menang dalam laga di Stade Geoffroy Guichard, Prancis, jadwal yang sangat padat tentu saja bisa dikemukakan sebagai alasan. Hal ini bisa menyebabkan dua kemungkinan utama; pertama, karena skuat tim Setan Merah kelelahan, dan yang kedua, karena Mourinho terpaksa menyimpan sebagian besar kekuatan timnya. The Red Devils memang baru saja menghadapi Blackburn Rovers dengan hasil akhir 2-1 di Piala FA, dan kemudian harus bermain lagi kontra Southampton di final Piala Liga, Minggu (26/02/2017) ini.

Namun sebenarnya, jika melihat starting line-up United dalam laga itu, hanya beberapa pemain saja yang tak diturunkan. Seperti Antonio Valencia yang digantikan Ashley Young dan Anthony Martial yang digantikan Mkhitaryan. Sedang Ander Herrera memang tidak bisa dimainkan, karena harus menjalani hukuman akumulasi kartu kuning, sehingga digantikan oleh Michael Carrick. Kemudian, kiper David De Gea juga sudah tak masuk sebagai starter sejak leg pertama, karena rotasi dengan Sergio Romero. Selebihnya, skuat United kali ini adalah pemain yang sama dengan laga sebelumnya.

Bahkan, termasuk dua penggawa andalan Mourinho, yakni bomber maut Zlatan Ibrahimovic dan pemain termahal dunia Paul Pogba, yang malah dimainkan penuh selama 90 menit. Namun sayang, Pogba lagi-lagi gagal mencetak gol, meski bermain cukup baik. Sedang Ibra malah tumpul setelah di leg pertama jadi bintang dengan mencetak hat-trick. Padahal, di empat laga terakhirnya, dia selalu berperan dalam penciptaan gol dengan menyarangkan total lima gol dan satu assist. Memang, jika dibanding sebelumnya, permainan Zlatan kali ini sedikit kurang bagus, termasuk semua pemain United.