Tottenham Hotspur berhasil mempersembahkan tiga poin sebagai kado perpisahan bagi stadionnya White Hart Lane. Dalam laga yang berlangsung Minggu (14/5) malam, Spurs mengalahkan United dengan skor 2-1 melalui gol Victor Wanyama dan Harry Kane sementara satu-satunya gol United dicetak oleh Wayne Rooney.

Dalam laga yang disaksikan beberapa legenda Spurs (seperti David Ginola dan Glen Hoddle), Mourinho membuktikan ucapannya untuk tidak memainkan beberapa pilar demi laga final liga Europa yang akan hadir kurang dari 10 hari.  Paul Pogba dan Antonio Valencia disimpan oleh Mou sementara itu Ander Herrera, Henrikh Mkhitaryan, dan Marcus Rashford, berada di bangku cadangan. Mou bahkan memilih untuk memainkan seluruh bek tengah yang ia miliki ketimbang mengistirahatkan salah satu di antara mereka.

Skema 3-4-2-1 yang diturunkan Mou justru menghadirkan petaka di babak pertama. Setan merah terus menerus berada di bawah tekanan dan tidak bisa menembus lini pertahanan Spurs yang lebih memilih bermain rapat dengan menutup jalur umpan para pemain United.

Ketika diserang pun, lini pertahanan Manchester merah juga bermain di bawah standar. Beberapa kali Phil Jones serta Chris Smalling dapat dilewati dengan mudah oleh Alli dkk. Bahkan dalam proses gol pertama Spurs, tidak ada pemain belakang atau tengah United yang mengawal Victor Wanyama.

Bukti lain dari lemahnya permainan para pemain belakang United terlihat ketika hanya Eric Bailly seorang yang berhasil membuat tekel sukses dibandingkan seluruh pemain United di 45 menit awal. Lini tengah Setan Merah pun terbilang kacau mengingat Michael Carrick dan Wayne Rooney selalu berada dalam tekanan para pemain Spurs yang total mampu membuat 11 kesempatan peluang.

Keadaan menjadi tambah sulit bagi United di babak kedua ketika Mou mengembalikan formasi United ke 4-2-3-1 namun menjadikan Eric Bailly sebagai bek kanan. Perjudian Mou tersebut mendapat masalah mengingat proses gol kedua Spurs berasal dari pelanggaran yang terjadi di sisi tersebut. Bailly bahkan beberapa kali telat untuk mundur kembali ke lini belakang sehingga Dele Alli kerap berada dalam posisi yang tanpa kawalan.

Akan tetapi instruksi Mou untuk menjadikan Wayne Rooney sebagai striker dan menaruh Anthony Martial sebagai pemain sayap membuahkan hasil ketika Wazza mencetak gol untuk memperkecil kedudukan. Masuknya Marcus Rashford, Ander Herrera, dan Henrikh Mkhitaryan, meningkatkan intensitas serangan di kubu setan merah meski sedikit terlambat.

Selama 90 menit pertandingan, Mayoritas para pemain Manchester United selalu berada di bawah tekanan para pemain Spurs. Setan merah bahkan seperti bermain tanpa skema serangan yang jelas layaknya ketika mereka melawan Celta Vigo beberapa hari lalu. Bahkan dalam beberapa momen terlihat Eric Bailly dan Chris Smalling dengan berani melakukan overlap ke depan bahkan hingga sampai kotak pinalti Tottenham dalam skema open play.

Selepas laga, manajer Jose Mourinho mengungkapkan kekecewaannya terkait dua gol cepat yang dialami timnya. Akan tetapi dirinya tidak menerima apabila kekalahan ini disebabkan perjudian yang dilakukan dalam menurunkan susunan pemain.

“Ketika banyak orang mengatakan kami berjudi hanya demi Europa League maka saya bisa mengatakan bahwa kami tidak berjudi karena tidak ada yang bisa bermain di dua laga besar hanya dengan 15 pemain. Dan inilah yang kami dapatkan sekarang,” ujar Mou di situs resmi United.

Ia menambahkan,”Saya tidak menyesal (finis di luar empat besar) karena kami memang tidak berjudi. Kami harus melakukannya (memprioritaskan Liga Europa). Jika saya punya Ashley Young, Luke Shaw, Rojo, Ibra, Tim (Fosu Mensah) maka saya bisa dengan baik melakukan rotasi. Bila saya hanya punya 14 sampai 15 pemain maka saya tidak bisa melakukannya. Semudah itu.”

Hasil ini membuat Tottenham Hotspur dipastikan finis di posisi kedua yang merupakan finis tertinggi mereka sejak musim 1962/1963. Hasil ini dipermanis mengingat mereka menjadi satu-satunya tim di Premier League yang tidak terkalahkan di partai kandang.

Sementara bagi United hasil ini membuat mereka dipastikan finis di luar empat besar selama dua musim beruntun. Jose Mourinho bahkan berpeluang untuk menorehkan catatan minor apabila di dual laga sisa (melawan Southampton da Crystal Palace) tidak meraih kemenangan. Manajer pemberi tiga gelar liga bagi Chelsea tersebut jelas tidak mau apabila di akhir musim jumlah kemenangan yang dia dapat di Premier League jauh lebih sedikit ketimbang dengan apa yang diraih David Moyes di musim 2013/2014 (19 kemenangan).