Foto: The Busby Babe

Pemandangan kontras terlihat jelas dari wajah para pemain United jika dibandingkan dengan setahun yang lalu. Ketika itu, sorakan dan hujatan keluar dari mulut suporter klub ketika Burnley mengalahkan mereka 2-0 di Old Trafford. Para pemain tertunduk lesu. Sekarang, senyum lebar terpancar dari mereka yang bermain di Turf Moor semalam.

Manchester United akhirnya kesampaian juga berada di puncak. Kemenangan tipis 1-0 atas Burnley membuat United menggusur Liverpool dengan selisih tiga poin. United kini berada di baris paling depan setidaknya hingga akhir pekan nanti saat kedua kesebelasan ini saling sikut di stadion Anfield.

Terakhir kali United berada di puncak setelah 17 laga adalah pada musim 2012/2013. Saat itu merupakan musim terakhir bersama Sir Alex Ferguson dan mereka kemudian menjadi juara liga untuk yang ke-20 kalinya. Namun jika menghitung bulan yang lain, maka terakhir kali United berada di puncak adalah pada September 2017.

“Saya adalah seorang pemimpi dan saya bermimpi untuk bisa mendapatkan pekerjaan ini. Lalu saya sukses mendapatkannya. Sekarang, kami ke puncak klasemen. Tidak ada yang mengira kalau kami bisa berada pada posisi ini sekarang,” kata Ole Gunnar Solskjaer setelah pertandingan.

Kemenangan ini tidak didapat United dengan mudah. Pada babak pertama, mereka cukup sulit untuk masuk kotak penalti Burnley. Tidak banyak peluang berbahaya yang mereka lakukan. Tendangan Martial jelang akhir babak pertama yang ditepis Nick Pope adalah satu-satunya peluang berbahaya yang didapat United.

Sulitnya Manchester United membuat peluang tidak lepas dari betapa terorganisirnya pertahanan Burnley. Sudah kita ketahui bersama kalau anak asuh Sean Dyche ini akan bermain dengan shape 4-4-2 yang bisa berubah menjadi 6-4-0. Enam pemain di lini belakang adalah kunci bagaimana United tidak bisa bermain dari kaki ke kaki. Para pemain The Clarets hanya akan mengikuti arahan bola yang diumpan dari ke kaki para pemain United.

Lini tengah juga tidak kekurangan jumlah karena Wood dan Barnes akan turun menemani Brownhill dan Westwood. Hal ini memaksa Nemanja Matic untuk turun agar mereka bisa melakukan overload atau menang jumlah. Ini pula yang membuat Paul Pogba beberapa kali terisolasi di lini tengah.

United sebenarnya mencoba untuk mengeksploitasi Burnley melalui sisi sayap. Namun hal ini juga menemui kendala berupa pemain Burnley yang akan langsung melakukan press dengan intensitas tinggi. Menurut data yang diambil dari Whoscored, United kehilangan penguasaan bola 18 kali dengan 10 diantaranya terjadi di sisi sayap.

Sulitnya United bermain possesion ball sebenarnya sudah terlihat dari lini pertama mereka yaitu lini belakang. Ketika De Gea memulai serangan, tiga pemain Burnley siap melakukan pressing. Betapa kurang tenangnya pemain menghadapi tekanan menjadi nilai minus United sejauh ini. Tidak jarang penguasaan bola mereka hilang akibat umpan yang tidak akurat atau kesalahan kontrol dari para pemainnya.

Burnley sendiri membalas United dengan senjata mereka yaitu bola direct langsung ke kotak penalti. Sayangnya, tidak banyak peluang yang mereka hasilkan.Sepanjang 90 menit, Burnley tidak satu pun mendapat tendangan yang mengancam ke gawang De Gea.

Pada babak kedua, United sedikit mengubah pendekatannya. Mereka berani memulai serangan dari tengah dan hanya sesekali dari sayap. Akhirnya, gol yag ditunggu datang melalui tendangan voli Paul Pogba yang justru datang dari sisi kanan United, sisi yang tidak begitu kuat dimiliki Setan Merah.

Ole sendiri mengungkapkan kalau kemenangan ini kuncinya adalah ketenangan dan kesabaran. Proses gol ini juga hadir dari kesabaran, khususnya Marcus Rashford. Pemain nomor 10 United ini beberapa kali melakukan pergerakan-pergerakan yang mengecewakan dan beberapa kali salah mengambil keputusan. Beruntung, pada momen gol Pogba, Rashford menunggu beberapa detik sebelum melepaskan bola yang menjadi assist pada pertandingan tersebut. Gol yang membuat suporter United bisa berbangga melihat tim kesayangannya bisa kembali ke puncak.

“Jika masih ada yang tidak bisa menikmati posisi ini, maka mereka mungkin tidak bisa menikmati sepakbola,” kata Ole.

Benar kata Ole, posisi United saat ini harus dinikmati dengan penuh kegembiraan. Meski begitu, United juga tidak boleh jemawa karena masih ada 21 pertandingan yang akan mereka mainkan. Ole sendiri sudah menekankan kalau posisi di klasemen baru bisa menjadi patokan ketika memasuki bulan Maret hingga April. Semoga saja, posisi ini bisa dipertahankan United hingga akhir kompetisi nanti dan membuat Premier League menjadi kompetisi yang sulit diprediksi.