Tiga gol Martial beri United kemenangan. Foto: United in Focus

Setelah hanya bermain imbang 1-1, Manchester United akhirnya meraih kemenangan. Red Devils menang 3-0 atas Sheffield United di Old Trafford, Kamis (25/6/2020) tengah malam. Kemenangan yang membawa mereka menempel Chelsea, yang baru akan bermain dini hari nanti, dan membuka peluang untuk bisa finis setidaknya tiga besar.

Target United sebenarnya hanya masuk empat besar. Akan tetapi, melihat klasemen sementara, United masih punya kesempatan untuk menyelesaikan kompetisi pada posisi tiga. Mereka hanya terpaut enam angka dari Leicester yang baru mendapat dua poin dari dua pertandingan awal mereka setelah pandemi.

Semua target bisa diraih asalkan mereka konsisten meraih kemenangan. Atau setidaknya bermain baik layaknya mereka mengalahkan Sheffield semalam ketika mereka mendominasi total pertandingan sehingga kemenangan bisa diraih secara mudah.

Duet Pogba dan Bruno

United membuat tiga perubahan. Seperti yang sudah diprediksi saat preview, Ole Gunnar Solskjaer mengganti Fred, Scott McTominay, dan Daniel James. Tiga pemain ini diganti oleh Nemanja Matic, Paul Pogba, dan Mason Greenwood.

Masuknya Pogba membuat lini tengah United diisi oleh duet Pogba dan Bruno, dua pemain yang diharapkan bisa berduet dan menjadi inti serangan klub hingga beberapa tahun ke depan. Masuknya Pogba membuat barisan belakang dilindungi oleh Nemanja Matic mengingat Pogba tidak memiliki kemampuan defensif yang memadai.

Duet Pogba dan Bruno bermain baik. Beberapa kali mereka melakukan kombinasi untuk membangun serangan kepada barisan pemain depan. Satu peluang bagus dari Marcus Rashford pada babak pertama hadir berkat kombinasi Pogba dan Bruno. Dua pemain ini yang menjadi kunci betapa dominannya United di lini tengah.

Pogba juga nyaris membuat gol ketika aksi individunya mengacak-ngacak barisan pertahanan Sheffield. Berkaca dari laga kemarin, tampaknya United tidak akan kesulitan menduetkan dua pemain ini meski mereka harus berhati-hati karena dua pemain ini punya kecenderungan untuk menyerang sehingga lini belakang akan mudah terekspos.

Musim Terbaik Martial

Bintang utama sudah pasti jatuh kepada Anthony Martial. Dialah yang memborong semua gol United kemarin. Berkat tiga golnya ini, maka musim 2019/2020 menjadi musim terbaik bagi mantan pemain AS Monaco ini.

Martial kini sudah mencetak 14 gol di Premier League. Catatan ini melebihi musim terbaiknya pada 2015/2016 yang membuat 11 gol. Kini, Martial dan Rashford sama-sama menjadi top skor United di liga Inggris. Secara keseluruhan, dia sudah punya 18 gol yang juga melebihi catatan musim pertamanya yang membuat 17 gol.

Yang paling penting, Martial menjadi pemain pertama United di era sesudah Alex Ferguson yang bisa mencetak tiga gol pada kompetisi Premier League. Meski Robin van Persie (vs Olympiacos), Wayne Rooney (vs Club Brugge), dan Ibrahimovic (vs Saint Etienne) bisa membuat tiga gol pada era setelah Fergie, namun United sudah tujuh tahun tidak memiliki pemain yang membuat hat-trick di Premier League setelah Van Persie pada laga melawan Aston Villa.

Martial sendiri bermain sangat baik dan mendapat nilai 9 dari Manchester Evening News. Ia begitu tenang di depan gawang dan penempatan posisinya cukup bagus sehingga memudahkan rekan setimnya untuk memberi umpan. Satu yang kini menjadi tugas Martial adalah mempertahankan penampilan bagusnya ini hingga tujuh pertandingan ke depan mengingat ia punya masalah dalam hal konsistensi.

Ada Apa Dengan Sheffield?

Sebelum Premier League kembali bergulir, Sheffield United adalah tim yang angka kemasukannya hanya kalah dari Liverpool, calon juara liga musim ini. Namun setelah tiga laga yang mereka mainkan, kini Sheffield sudah kebobolan 31 gol atau sama dengan yang dimiliki City dan United.

Manchester United memang bermain bagus pada laga kemarin. Namun, hal ini juga tidak lepas dari permainan Sheffield yang terkesan kurang punya gairah. Mereka sebenarnya ingin memainkan skema counter attack dengan memainkan Lys Mousset dan mengistirahatkan Oliver McBurnie.

Beberapa kali serangan balik mereka juga berbahaya. Akan tetapi, mereka kebingungan ketika memasuki sepertiga akhir. Ini pula yang membuat mereka tidak bisa memberi ancaman berbahaya kepada David de Gea. Bahkan Sheffield tidak memberikan respon apa-apa meski sudah tertinggal dua gol. Kelelahan menjadi dalih yang dipakai oleh Chris Wilder untuk menyikapi kekalahan ini.

“Kami harus menemukan jawaban dari masalah kami karena kami tampaknya sangat kelelahan. Kita harus menemukan jawaban karena saya tidak mau tim ini terjun terlalu jauh. Gol-gol yang mereka dapat adalah buah dari kesalahan kami. Cara bertahan kami pada gol pertama dan kedua sangat mengecewakan,” tuturnya.

Sebuah alasan yang masuk akal mengingat Sheffield memainkan tiga laga hanya dalam waktu satu pekan. Selain itu, mereka juga masih belum menemukan performa terbaiknya. Dua kali kalah dan belum mencetak gol membuat mereka sementara berada pada peringkat kedelapan. Wilder jelas tidak ingin timnya kembali kalah mengingat mereka masih punya kans untuk ke Liga Europa musim depan.

Bagus, Tapi Masih Ada Perbaikan

United boleh saja bangga dengan penampilan mereka kemarin. Akan tetapi, masih ada ruang yang harus diperbaiki jika mereka ingin secepatnya kembali menjadi tim papan atas. Duet Pogba dan Bruno tampil baik, namun beberapa kali keduanya masih kebingungan ketika menguasai bola dan umpan-umpan mereka kadang tidak akurat. Bahkan Bruno pun tidak memberikan kontribusi apa-apa bagi serangan United. Hal ini memang tidak lepas dari pertahanan ketat yang dibangun The Blades. Namun melihat kemampuan kedua pemain ini, mereka seharusnya bisa berbuat lebih dari apa yang sudah mereka tampilkan kemarin.

Selain itu, sisi kiri United juga tidak berkembang kemarin. Penempatan posisi Shaw dan Rashford seringkali numpuk sehingga arah serangan mereka menjadi terhambat. Ketika salah satu ada yang memegang bola, maka yang satunya tidak berusaha mencari ruang. Inilah yang membuat United harus mengubah arah serangan mereka.

Saking payahnya mereka menyerang dari sisi kiri, Harry Maguire sampai harus mengeluarkan kalimat kasar kepada Luke Shaw di tengah-tengah pertandigan yang terkesan seperti orang bingung sepanjang pertandingan.