Foto: Standard

Ada yang menyebut kalau potensi seseorang dalam hal apa pun bisa keluar ketika berada dalam kondisi terdesak atau kepepet. Tampaknya, Ole Gunnar Solskjaer masuk dalam golongan ini. Magisnya muncul ketika dia sudah terpojok dan berada dalam jurang pemecatan. Rumor kalau United telah menghubungi Mauricio Pochettino tampak menjadi sebuah psy war kepada Ole.

Sabtu kemarin, Setan Merah meraih kemenangan ketiganya di Premier League musim ini. Bermain di Goodison Park, markas Everton, United menang dengan skor telak 3-1. Dua gol dibuat oleh Bruno Fernandes dan satu gol dicetak oleh Edinson Cavani, sedangkan gol Everton dibuat oleh Bernard.

Kemenangan ini tidak membawa United mengalami peningkatan pesat di posisi klasemen sementara. Akan tetapi, penampilan kesebelasan lain di atas United yang juga inkonsisten membuat United masih punya peluang cukup besar ke papan atas. Berikut empat hal menarik dari pertandingan kemarin.

Sisi Kiri Jadi Kunci

Sudah menjadi rahasia umum kalau United akan selalu mengandalkan sisi kiri sebagai sumber serangan. Inilah yang dilakukan kedua kesebelasan kemarin. United mengandalkan Shaw dan Bruno Fernandes yang akan mengisi posisi sayap, sedangkan Everton mengandalkan akselerasi Bernard. Kedua kesebelasan sama-sama mendapat gol dari posisi ini.

James Rodriguez, sebagai playmaker Everton, akan selalu memberikan bola diagonal ke sisi Bernard. Jika bola di lini belakang, maka sasaran mereka akan ke Dominic Calvert-Lewin yang menjadi tembok seperti dalam proses gol pertama. Namun setelah kebobolan dari sayap asal Brasil tersebut, lini belakang United bermain lebih solid.

Yang membedakan adalah United sukses tiga kali mengeksploitasi kelemahan lini belakang Everton. Tidak mainnya Yerri Mina bisa menjadi alasan kenapa mereka sampai kebobolan dengan mudah. Duet Mason Holgate dan Michael Keane gagal melihat pergerakan Bruno atau bahkan Rashford. Celah antara keduanya berhasil dieksploitasi dengan baik oleh Ole terutama pada gol pertama dan kedua.

Everton sendiri bermain dengan sangat buruk meski menguasai bola hingga 55%. Gol Bernard menjadi satu-satunya tendangan ke gawang yang mereka lakukan. Kini, Everton sudah empat pertandingan tanpa kemenangan di Premier League dan posisinya pelan-pelan mulai merosot ke urutan empat.

Gol Pertama Cavani

Kegembiraan suporter United tidak sebatas karena timnya meraih tiga poin. Mereka juga senang karena Edinson Cavani akhirnya membuka gol pertamanya bersama Setan Merah. Hal ini tidak lepas dari kecerdikan Bruno yang menunggu Holgate mendekatinya dan pergerakan cerdas Cavani yang sedikit keluar untuk mencari ancang-ancang.

Gol ini menjadi gol pertama Cavani sejak terakhir kali ia melakukannya pada Februari 2020 lalu. Hal ini diharapkan bisa meningkatkan kepercayaan dirinya bersama United mengingat statusnya di dalam tim masih menjadi serep bagi Anthony Martial.

Ada Apa Dengan Martial?

Saat Cavani sukses membuka akun golnya bersama United, hal serupa belum dilakukan oleh Martial yang merupakan mesin gol andalan Ole. Musim ini, torehan gol Martial masih nihil. Lebih parahnya lagi, Martial ternyata belum membuat shoot on target atau bahkan umpan kunci kepada rekan setimnya. Penyerang asal Prancis ini menjadi satu-satunya striker di Premier League musim ini yang belum memberikan ancaman ke gawang lawan meski telah bermain lebih dari 250 menit. Cavani untuk sementara lebih unggul dari Martial.

Sejauh ini, kontribusi Martial sebatas gol bunuh diri lawan PSG, kartu merah melawan Spurs, hilang bola sesering mungkin, atau gampang terjatuh. Tidak sedikit yang meminta Ole untuk berani mencadangkan Martial pada pertandingan berikutnya sebagai bentuk teguran akibat penampilan buruknya tersebut.

Menghentikan Lingkaran Setan

Ada yang senang dengan kemenangan United kemarin. Namun, tidak sedikit pula yang tidak mau terlalu senang. Mereka yang tidak terlalu senang ini lebih ingin melihat bagaimana konsistensi United ke depannya. Kita semua tahu kalau United kerap terjebak dalam siklus yang kemudian menjadi lingkaran setan. Main buruk, rumor Ole akan dipecat, menang, harapan suporter naik, lalu tim kembali bermain buruk.

“Sulit sebagai penggemar United karena dalam satu hari mereka bisa tampil solid dan menang, namun laa berikutnya Anda tidak tahu bagaimana tim ini akan bermain. Saat ini, United hanya perlu membenahi sektor kandang mereka. Menjadi penggemar United layaknya seperti naik roller coaster,” kata mantan pemain timnas perempuan Inggris, Lianne Sanderson.