Foto: Twitter Man United

Kemenangan melawan Chelea dini hari tadi membuat United sudah mendapatkan 17 poin dari tim top 6 musim ini. Di sisi lain, United hanya mendapatkan 10 poin dari tim-tim penghuni enam terbawah.

Lupakan perburuan gelar juara. 80% gelar tampak sudah pasti diangkat oleh Jordan Henderson. Selisih jauh dan kerap inkonsistennya Manchester City hanya membuat puasa gelar liga Liverpool hanya tinggal menunggu waktu untuk berakhir. Akan tetapi, Premier League tetap belum mau kehilangan level kompetitifnya. Turunkan pandangan sedikit dan lihatlah perebutan pos empat besar. Di sana masih ada keseruan yang disebabkan kemenangan United melawan Chelsea 2-0 di Stamford Bridge dini hari tadi yang membuat selisih poin mereka dengan The Blues hanya terpisah tiga angka.

***

Ole tampak sudah menemukan kenyamanannya bermain dengan formasi tiga bek tengah dengan mengubah Luke Shaw menjadi bek tengah sebelah kiri. Dengan mengandalkan Brandon Williams sebagai wing back, United memiliki keseimbangan untuk menyerang sekaligus bertahan. Ketika serangan dari sisi kiri gagal, maka upaya United untuk meredam counter attack Chelsea tidak terlalu sulit karena mereka masih punya empat pemain belakang (Shaw bergeser menjadi bek kiri).

Di sisi lain, Chelsea tidak bisa menggunakan jasa Tammy Abraham dan Callum Hudson Odoi. Di lini depan, Lampard mempercayakan Michy Batshuayi alih-alih Olivier Giroud dan memainkan Pedro ketimbang Mason Mount. Dua pemain ini disebut-sebut sedang menjalani fase penurunan karier.

Sebenarnya, jalannya laga pada babak pertama bisa dibilang tidak terlalu menarik. Baik United dan Chelsea sama-sama punya masalah yang sama yaitu end passing di sepertiga akhir. Cara United mengalirkan bola dari sisi kiri penyerangan sebenarnya cukup bagus. Namun ketika sampai di dekat kotak penalti, sedikit sekali target yang ada karena Martial terlalu ke pinggir dan James bukan sosok target man.

Dalam beberapa kesempatan, United lebih sering bermain di belakang. Ini yang dikeluhkan Ole pada post match interview. Namun setelah itu, United mulai bisa mengalirkan bola terutama setelah cederanya Ngolo Kante. Masuknya Mason Mount membuat Chelsea punya tiga pemain tipikal menyerang yang punya kecepatan melakukan dribel.

Namun ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh mereka. Dengan tiga pemain tengah yang suka menyerang seharusnya bisa membuat mereka lebih mudah mencari gol. Itulah yang muncul setelah komposisi lini tengah berubah menjadi Jorginho-Kovacic- Mount.

The Blues paling sering memberikan ancaman Tapi yang menjadi masalah berikutnya adalah penyelesain akhir. Batshuayi punya beberapa momen yang seharusnya bisa membuahkan gol tapi berkali-kali juga ia gagal.

Di sisi lain, United beruntung punya Anthony Martial. Sejelek-jeleknya pemain Prancis ini, dia jauh lebih baik dari Batshuayi dalam pemanfaatan peluang. Mendapat ruang yang cukup bagus, ia melakukan sundulan ke tempat yang sulit dijangkau Willy Caballero memanfaatkan umpan silang Aaron Wan-Bissaka (asis kedua musim ini). Pergerakan Martial sebelum mencetak gol adalah sesuatu yang dinantikan para penggemar United mengingat ia punya kecenderungan malas bergerak.

Inilah salah satu nilai plus United yang didapat pada babak pertama. Pada babak kedua, mereka kembali lagi bermain seperti babak pertama yang kebingungan ketika memasuki sepertiga akhir. Begitu pun dengan Chelsea. Banyak menguasai bola, tapi serangan-serangan ke kotak penalti United bisa dengan mudah dipatahkan. Satu dari sedikitnya laga ketika para pemain belakang bermain sangat baik. Ada 10 tembakan yang diblok dari 17 percobaan milik Chelsea. Selain itu, Pressing United dalam beberapa kesempatan juga cukup berhasil untuk membuat tempo serangan Chelsea menjadi melambat.

Menurut @UtdArena, Chelsea adalah kesebelasan yang punya masalah yang sangat besar. Pertama, mereka membuat banyak peluang tapi tidak bisa mencetak gol. Yang kedua adalah sedikit diserang tapi gampang kemasukan gol. Itulah yang terjadi dini hari tadi.

Masalah pertama sudah bisa dilihat dari statistik. Ada 17 tembakan yang dibuat pemain Chelsea namun hanya satu yang mengarah ke gawang. Beberapa ancaman lain hanya melebar dan tendangan bebas Mason Mount membentur tiang. Masalah kedua terlihat pada menit ke-66. Satu sepak pojok dari Bruno Fernandes disundul dengan baik oleh Harry Maguire. Gol perdana si pemain di Premier League dengan seragam merah.

Maguire sendiri menjadi satu dari beberapa individu yang tampil sangat baik. Fred kembali meneruskan performa apiknya, Eric Bailly kembali memberikan rasa aman di lini belakang dan duetnya dengan Maguire begitu solid. Kekuatan fisiknya berguna untuk menutup penjagaan pemain belakang Chelsea sekaligus membuka ruang bagi Maguire melakukan sundulan.

Yang paling spesial sudah pasti penampilan si anak baru Bruno Fernandes dan Odion Ighalo. Bruno terpilih menjadi pemain terbaik laga versi klub berkat kreativitas di tengah dan satu asisnya kepada Maguire. Untuk Ighalo, keeping bolanya sangat bagus untuk pemain yang sudah lama tidak bermain di Premier League dan sempat mendapatkan satu peluang yang bisa membuat laga ini menjadi berkesan untuknya.

Pada tulisan preview, saya menyebut kalau siapa yang menang akan ditentukan oleh detail kecil. Inilah yang menguntungkan United semalam. Hanya punya tiga ancaman ke gawang, tapi dua diantaranya menjadi gol. Bukti betapa efektivitas menolong United untuk meraih tiga poin.

Selain itu, terima kasih juga kepada VAR yang menyelamatkan United dari beberapa momen yang bisa merugikan mereka. Wasit VAR memilih tidak mengusir Harry Maguire meski dalam tayangan ulang, ia layak mendapat kartu merah. Gangguan Fred kepada Azpilicueta membuat ia mendorong Brandon Williams sebelum diteruskan menjadi gol oleh Kurt Zouma. Insiden yang membuat penggemar United dan Chelsea akan berdebat sengit. Satu lagi adalah setengah kaki Olivier Giroud yang berada di depan Harry Maguire yang membuatnya berada dalam jebakan offside sebelum mencetak gol.

***

Memasuki Februari, Premier League akan kembali memanas karena sudah mendekati akhir kompetisi. Hanya ada 12 laga lagi yang bisa dimainkan United untuk memenuhi ambisi mereka mendapat satu tiket Liga Champions. Perebutan dua tiket tersisa ke Liga Champions Eropa menjadi semakin menarik dengan Chelsea dan Spurs (peringkat lima) berada dalam kejaran enam kesebelasan yaitu Sheffield United, Manchester United, Wolverhampton, Everton, Arsenal, dan Burnley.

Bagi United, selisih tiga poin seharusnya mudah untuk dijangkau. Namun pertanyaan besarnya bukan siapa lawan United berikutnya melainkan bisakah United menang pada laga berikutnya mengingat tim ini performanya sulit ditebak. Mereka bisa main bagus pada minggu ini tapi bisa menurun drastis pada pertandingan selanjutnya.