Entah harus bagaimana para pendukung Manchester United menyikapi kemenangan 2-1 klub kesayangan mereka kontra Crystal Palace. Dari satu sisi, tambahan tiga angka ini membuat mereka terus mempertahankan tren positif mereka khususnya ketika bermain di depan publik sendiri.

Hasil ini membuat mereka meraih kemenangan kandang yang ke-13 secara beruntun sekaligus membuat Erik ten Hag menjadi manajer United tercepat yang bisa meraih 25 kemenangan. Ia hanya butuh 34 pertandingan untuk bisa mencapai torehan tersebut.

Tapi, di sisi lain, kemenangan ini juga memberi bencana bagi United secara bersamaan. Mereka harus kehilangan Casemiro selama tiga pertandingan ke depan karena akumulasi kartu. Ia mendapat kartu merah setelah tertangkap kamera mencekik Will Hughes pada menit ke-70. Pemain asal Brasil ini akan hilang dari skuad ketika United bermain melawan Leeds (dua kali) dan Leicester City. Beruntung, ia masih bisa bermain pada play-off Europa League dan final Piala Liga.

Diusirnya Casemiro sempat menimbulkan kontroversi. Tidak sedikit penonton yang merasa kalau wasit Andre Marriner berlebihan. Alasannya, karena Jordan Ayew juga tertangkap kamera mencekik Fred namun lepas dari hukuman.

“Casemiro mungkin melewati batas, tapi saya juga tidak senang dengan keputusan wasit yang tidak konsisten. Tidak hanya laga ini tapi juga di markas mereka. Beberapa pemain Crystal Palace juga melakukan hal yang sama kepada pemain kami, tapi VAR hanya fokus pada satu insiden spesifik,” kata Ten Hag.

Hilangnya Casemiro membuat pendukung United sempat “senam jantung” selama kurang lebih 30 menit. Mereka terus digempur oleh lawan yang bisa mendapat momentum berkat gol Jeffrey Schlupp, otak di balik keributan yang membuat Casemiro keluar.

Padahal, United sebelumnya baru mendapat angin segar ketika Rashford mencetak gol yang menggandakan keunggulan. Gol itu melegakan publik Old Trafford karena sepanjang laga United sebenarnya kesulitan menghadapi perlawanan mereka.

United bisa unggul cepat, tapi keunggulan itu mereka dapat dari penalti. Saat melakukan build-up, mereka kerap bingung dan akhirnya kehilangan bila. Beberapa kali United kemudian menyerang Palace via transisi. Namun hal itu juga tidak berhasil karena end passing yang tidak mumpuni.

Setelah bermain dengan 10 orang, tidak ada yang bisa dilakukan Ten Hag selain bertahan. Ia bahkan harus rela menarik kembali Garnacho untuk memberi kesempatan kepada Maguire dan Lindelof untuk meredam serangan 7 hari 7 malam lawan.

Bisa, Sabi!!

Pada akhirnya tiga poin berhasil mereka raih. Namun kehilangan Casemiro semakin menambah gawat lini tengah Setan Merah. Sebelumnya, mereka sudah lebih dulu kehilangan Christian Eriksen hingga April nanti karena cedera.

Dua pemain ini adalah otak dibalik lancarnya aliran bola United. Ten Hag tentu harus putar otak karena Case dan Eriksen punya tugas yang saling melengkapi satu sama lain. Case sebagai holding sedangkan Eriksen adalah  yang menjaga tempo di lini tengah.

Bayang-bayang kesulitan United dalam melakukan build up nanti bisa terlihat dari data kalau hanya Case dan Eriksen saja, pemain yang bisa memberi umpan progresi ke depan terbanyak selama 90 menit setelah Bruno Fernandes.

Tidak ada yang bisa dilakukan Ten Hag selain berharap kepada Marcel Sabitzer. Aksinya selama 10 menit tadi cukup bagus untuk tim yang bermain dengan 10 pemain. Beberapa kali ia berhasil membaca arah bola dengan baik dan sempat membuat umpan bagus kepada Rashford sebelum aksinya dianggap pelanggaran.