Foto: Twittter Man United

Entah baru sadar sekarang atau sudah tahu sejak awal, namun Ole Gunnar Solskjaer akhirnya paham kalau masalah timnya adalah kekurangan pemain yang mau/bisa melakukan pergerakan tanpa bola.

Sudah tujuh kali Manchester United tidak bisa memanfaatkan kegagalan Chelsea yang kehilangan poin pada pertandingan sebelumnya. Saat mereka bermain imbang 2-2 melawan Leicester City, United juga ikut-ikutan dengan bermain imbang tanpa gol ketika melawan Wolverhampton Wanderers di stadion Old Trafford.

Lagi-lagi penampilan United di pertandingan ini cenderung tidak memuaskan. Permainan mereka lebih banyak dihiasi dengan umpan-umpan ke belakang dan ke samping, dengan sedikitnya progresi dan penetrasi yang dilakukan para pemainnya di sepertiga akhir lapangan. Padahal, kedua aspek tersebut sangat penting apabila tim ingin terlihat menggigit di lini depan.

Minimnya progresi dan penetrasi ini jelas bisa dilihat dari sedikitnya ancaman dari dalam kotak penalti. Dari lima sepakan yang mengarah ke gawang Rui Patricio, hanya satu yang dibuat dari dalam kotak penalti. Bahkan dari 15 sepakan yang dibuat United, hanya empat yang dilakukan dari kotak penalti dengan rincian satu mengarah ke gawang, dua melebar, dan satu terkena blok. Sisanya, hanya sepakan yang sifatnya spekulasi sehingga bisa dimentahkan dengan baik oleh Rui Patricio. Inilah yang membuat dominasi 65% seperti yang dikatakan Ole terlihat semu alias tetap tidak bagus-bagus amat.

Di tengah tidak bagusnya penampilan United semalam, ada satu yang tampil lumayan meski tidak bisa dibilang istimewa. Dia adalah sang rekrutan baru, Bruno Fernandes yang menjalani debutnya sebagai bagian dari keluarga Setan Merah.

Bruno seperti menunjukkan kepada pemain United lainnya bagaimana caranya bermain bola dengan baik dan benar. Meski gelar Man of the Match yang didapat dari klub sifatnya hanya sebagai ucapan selamat datang, namun ia memang pantas mendapatkannya. Caranya ketika sedang atau tidak memegang bola seharusnya bisa dilihat oleh para pemain United lainnya agar tidak lagi dicap sebagai pemain yang malas melakukan pergerakan.

Sepanjang 90 menit, Bruno menjadi pemain yang paling banyak membuat tembakan yaitu lima kali dengan tiga diantaranya mengarah ke gawang. 92 umpan yang dibuat dengan 88 diantaranya sukses. Hanya Aaron Wan-Bissaka (118) yang menyentuh bola lebih banyak dari dirinya yang memegang bola 111 kali. Begitu terpampang jelas betapa terlibatnya Bruno dalam skema serangan Setan Merah. Sebuah pencapaian yang patut diapresiasi mengingat dampak Bruno sudah terasa bahkan sejak menit-menit awal.

Namun seperti yang sudah berulang kali saya katakan, adanya Bruno tidak akan menyelesaikan masalah United yang katanya hanya butuh gelandang kreatif. Membeli Bruno adalah satu permasalahan, sedangkan memanfaatkannya di atas lapangan adalah persoalan yang lain lagi. Satu masalah sudah diselesaikan, namun memanfaatkan Bruno belum bisa dilakukan United pada laga pertamanya kemarin.

Beberapa kali terlihat, pemain berusia 25 tahun ini mengangkat tangannya ketika posisinya tidak terjaga pemain lain. Sayangnya, rekan setimnya tidak melihat dan hanya fokus melakukan umpan-umpan satu dua yang kemudian hilang karena direbut oleh Wolves atau akurasi yang tidak akurat. Padahal, apa yang dilakukan Bruno kemarin adalah sinyal untuk melakukan sirkulasi bola dengan cepat untuk merusak pertahanan rapat Wolves.

Pemain-pemain seperti Bruno butuh rekan setim yang paham akan cara main dia. Kevin de Bruyne tidak akan menjadi gelandang hebat jika Sergio Aguero atau Romelu Lukaku (di tim nasional) hanya berdiam diri saja tanpa melakukan pergerakan tanpa bola. Begitu juga dengan Bruno. Lebih dari 50 asis yang ia buat menandakan kalau rekan setimnya paham akan ke mana bola ini diarahkan.

Bruno belum mempunyai itu. Rekan setimnya di United masih bingung harus menempatkan diri di sektor lapangan sebelah mana. Bisa dibilang pergerakan posisi dan decision making pemain United benar-benar berantakan jika tidak mau dibilang buruk atau bahkan aneh.

Sebuah potongan video beredar ketika Bruno memberi sinyal kepada Lingard untuk diam di tengah, namun Lingard justru bergeser ke kanan saat di posisi itu sudah menumpuk dua pemain sehingga membuat sisi kanan terlihat mubazir karena menumpuk tiga pemain. Pergerakan macam Inilah yang membuat United kesulitan untuk mengirim bola ke sepertiga akhir. Menurut @Utdarena, Hanya ada dua chances created (operan yang menghasilkan peluang) yang dibuat meski melakukan 224 umpan ke sepertiga akhir lini belakang Wolves.

Belum lagi lemah dan mudahnya para pemain United kehilangan bola. Menurut catatan Whoscored, United 40 kali kehilangan bola dengan Aaron Wan-Bissaka menjadi pemain yang penguasaan bolanya gampang hilang dengan sembilan kali. Disusul Anthony Martial dengan lima kali. Pemain Prancis ini dicibir karena lebih sering jatuh dan kehilangan bola tanpa bisa membuat satu tembakan ke gawang lawan.

Pada babak kedua, Bruno diubah fungsinya oleh Ole sebagai seorang gelandang bertahan. Hal ini cukup mengejutkan penggemar United saat itu karena pada babak pertama ia bermain sebagai gelandang serang dan penampilannya cukup memberikan kontribusi. Namun ketiadaan gelandang bertahan akibat absennya Matic karena kartu merah melawan City membuat Ole terpaksa memainkan Bruno lebih ke dalam karena ia punya kemampuan mengontrol lini belakang jauh lebih baik ketimbang Andreas Pereira. Sayangnya, hal itu memang tidak membuat lini depan United menjadi lebih baik karena pemain depan juga tampil seperti biasa yang bingung dan tidak tahu harus bergerak ke mana.

Lagi-lagi apa yang ditampilkan United ketika melawan Wolves menghasilkan sebuah pertanyaan: Apa saja yang dilakukan United dalam sesi latihan ketika kesalahan yang sama seperti ini terus terulang nyaris setiap pekannya? The Athletic pernah menulis kalau Manchester United ini seperti tim yang paham akan masalahnya di mana tetapi tidak pernah ada niat untuk memperbaikinya sehingga kesalahan itu terus-menerus terulang. Kalau masalah-masalah seperti ini tetap tidak bisa dicari solusinya oleh Ole, maka kehadiran Bruno bisa saja tidak akan memberikan dampak sebagus apa yang ia tampilkan bersama Sporting.