Semenjak kalah telak 0-4 atas Chelsea pada Oktober lalu, performa Manchester United terus menanjak. Zlatan Ibrahimovic dkk., tidak terkalahkan dalam 13 pertandingan terakhir liga. Namun, mereka hanya tujuh kali menang dalam periode itu, sisanya United harus berbagi angka dengan lawan-lawannya. Sialnya, hasil imbang United itu harus diterima setelah bermain dominan sepanjang pertandingan, United harus rela 12 poin terbuang meski sudah bermain impresif.

Jose Mourinho sendiri mengungkpkan bahwa ia lebih memilih untuk sekalian kalah daripada imbang. Menurutnya, ia lebih mudah melakukan perubahan jika timnya mengalami kekalhan. “Mudah untuk membuat perubahan ketika Anda melihat permain tidak bermain baik dan ketika Anda melihat tim tidak bermain baik,” ujar pelatih asal Portugal itu.

“Kadang, saya lebih memilih pulang dengan kekalahan ketika kami bermain buruk dan kami mendapat apa yang pantas. Lebih sulit saat Anda merasa semua baik-baik saja dan hasil pertandingan tidak sesuai dengan performa,” tambahnya.

Wajar sepertinya jika Mou berpikir demikian. Jika sebuah tim mengalami kekalahan, manajer pasti mencari akar masalah dan mencoba untuk memperbaikinya. Tapi, jika hanya imbang, manajer bisa saja mengungkapkan ‘Ya, performa kalian bagus, kalian hanya tidak beruntung saja’. Sehingga, pada akhirnya tim yangt bangkit dari kekalahan bisa lebih baik dari tim yang terus menerus meraih hasil imbang. Contohnya adalah jika saat itu Chelsea tidak kalah oleh Liverpool dan Arsenal, Antonio Conte mungkin tidak akan memutar otak dan mengubah skema menjadi 3-4-3 yang berbuah banyak hasil positif.

Tapi tetap saja ada yang salah jika meraih hasil imbang. United sendiri meraih hasil imbang meskipun banyak peluang emas tercipta. Mourinho  memang merasa timnya banyak membuang peluang. “Kiper lawan selalu tampil fenomenal saat menghadapi kami, tapi kami terlalu banyak menyia-nyiakan peluang dan beberapa di antaranya terlalu mudah bagi lawan,” tutur Mou.

“Tim besar seharusnya bisa lebih tajam di depan gawang lawan. Mereka harus memanfaatkan kesempatan pertama yang didapat dan membuatnya jadi 1-0. Ketika bisa mencetak gol pembuka, maka yang dibutuhkan berikutnya adalah gol kedua yang membunuh harapan lawan.”

Pelatih berusia 53 tahun itu juga mengungkapkan beberapa pertandingan dimana timnya gagal memanfaatkan banyak peluang emas.

“Kami tak melakukan hal itu dengan baik di laga lawan Stoke. Bahkan dalam beberapa pertandingan saat kami menang, seperti ketika menghadapi Middlesbrough dan Crystal Palace, kami juga menemukan kenyataan bahwa kami sulit untuk mencetak gol,” imbuh Mourinho mengakui.

Pada pertandingan melawan Stoke kemarin, Henrikh Mhitaryan dan Juan Mata membuang peluang emas sebelum gol penyelamat Wayne Rooney yang juga menjadikannya pencetak gol terbanyak bagi United. Total United melepaskan 25 tembakan ke gawang Lee Grant, empat kali lipat dari yang Stoke lepaskan. Tapi mereka justru tertinggal dan beruntung, Rooney berhasil menceploskan bola ke gawang Grant dengan tendangan bebas spektakuler di akhir pertandingan.

Jika melihat lebih jauh, pada enam hasil imbang dari 13 pertandingan liga terakhir, hanya seri 1-1 melawan Liverpool dimana United tidak bermain dominan. Pada enam pertandingan itu, United mencatatkan 114 sepakan namun hanya lima yang berbuah gol.

Mourinho menyesali hasil imbang yang dialami United ketika bermain dominan. “Tentu saja saya kecewa. Sekali lagi saya katakan berkali-kali, imbang adalah hasil yang baik saat lawan lebih bagus dari Anda dan hasil imbang adalah hasil yang baik ketika Anda sedang didominasi (oleh lawan) dan pada akhirnya Anda berhasil mengakhiri pertandingan dengan satu poin tersebut,” ujar Mourinho.

“Tapi bila Anda adalah tim yang dalam posisi mengejar hasil, tim yang menciptakan peluang, tim yang tak bisa memaksimalkan peluang dan di atas semua itu Anda mencetak hanya gol bunuh diri, maka jelas saya tidak bisa bahagia dengan satu poin,” tegasnya.

Secara permainan, United memang tak dapat diremehkan. Banyak peluang tercipta merepresentasikan sektor penyerangan United yang baik. Tapi, tetap saja pertandingan ditentukan dari jumlah gol yang tercipta, bukan peluang. Sehingga United harus benar-benar memperbaiki ketajamannya jika tidak ingin kembali meraih hasil imbang saat bermain dominan.