Hasil laga leg pertama Europa League di Old Trafford dini hari tadi membuktikan bahwa sejelek-jeleknya performa Sevilla di La Liga, mereka punya mentalitas yang begitu luar biasa di kompetisi Eropa. Layaknya Real Madrid yang dikenal punya DNA Liga Champions, maka Europa League adalah DNA-nya Sevilla. Sebaliknya, bagi Manchester United hasil semalam menunjukkan bahwa mereka masih suka mempersulit diri sendiri.

Segalanya berjalan mudah bagi United. 20 menit awal penampilan mereka begitu agresif. Meski tanpa sang mesin gol, Marcus Rashford, United bisa mengisi kekosongannya dengan memainkan Anthony Martial. Meski diplot sebagai striker tengah, namun pemain Prancis ini memainkan peran baru dengan bermain lebih ke dalam sebagai penjemput bola. Posisinya yang kosong di depan diisi oleh Marcel Sabitzer.

Taktik ini berhasil. Pemain Austria itu mencetak brace dengan proses gol yang semuanya hampir mirip. Dua gol di bawah tempo setengah jam saat itu benar-benar membuat United berada di atas angin. Bukan berarti jemawa namun secara kualitas permainan United benar-benar mendominasi jalannya laga.

Namun, United seperti lupa kalau mereka punya masalah yang kronis ketika bermain yaitu penyelesaian akhir. Ketika bisa mencetak satu, dua, sampai tiga gol mereka tidak bisa menambah gol lagi untuk benar-benar menyelesaikan pertandingan alias kill the game.

Hal itu kembali terlihat lagi semalam. Setelah gol kedua, United tidak bisa menambah gol ketiga mereka. Peluang-peluang mereka kembali terbuang percuma. Bahkan setelah unggul dua gol, permainan United mulai mengendur. Sederet kesalahan sendiri berdatangan yang membuat Sevilla bisa mengancam gawang David de Gea.

Sampai pada akhirnya kesalahan itu harus dibayar mahal ketika Sevilla justru mendapat dua gol dari bunuh diri pemain United, Malacia dan Maguire. Terlepas dari dua gol itu adalah bunuh diri, namun gol tersebut datang dari kesalahan sisi kiri pertahanan mereka. Pos yang diisi oleh Malacia ini memang benar-benar bikin penonton ketar-ketir melihatnya. Malacia beberapa kali maju melakukan overlap untuk menyerang tapi ia juga kecolongan ketika bertahan. Kecerobohan ini yang membuat Jesus Navas dan Lucas Ocampos leluasa melepas umpan-umpan silang.

“Seperti yang saya katakan kami kebobolan dua gol bodoh yang tidak kami inginkan. Anda tidak bisa kebobolan seperti ini, tidak fokus sampai terakhir. Ketika Anda bisa unggul cepat 2-0 di kandang maka Anda harusnya membuatnya menjadi lebih mudah,” kata Sabitzer menunjukkan kekesalannya.

Berat di Laga Kedua

United memang belum kalah. Skor imbang menunjukkan kalau laga leg kedua nanti akan berjalan jauh lebih sengit. Namun, kita semua tidak boleh lupa kalau Sevilla ini panitia-nya Europa League. Mereka sulit ditaklukkan dan United kembali menunjukkan kalau mereka adalah kryptonite yang bisa merepotkan mereka.

Apalagi pada leg kedua nanti United kehilangan banyak pemain terbaiknya. Varane, Lisandro, Garnacho mengalami cedera. Luke Shaw dan Rashford belum jelas kapan akan kembali. Bruno Fernandes akumulasi kartu. Bisa dibilang setengah kekuatan United tidak akan tampil pada leg kedua di Ramon Sanchez Pizjuan. Tidak sedikit yang bilang bahwa langkah United tampaknya akan terhenti di 8 besar jika melihat ketergantungan mereka terhadap pemain-pemain yang disebutkan tadi.