Dua gol Rasmus Hojlund berakhir sia-sia. Manchester United kalah 2-3 dari Galatasaray dalam laga yang digelar di Old Trafford tersebut.
Dua gol Hojlund selalu membawa United unggul. Awalnya menang 1-0, dan 2-1. Namun, lini pertahanan United malam itu tidak bisa dibilang bagus sehingga The Red Devils kebobolan tiga gol.
Ini adalah kekalahan kedua dari dua laga Liga Champions United musim ini. Bukan tidak mungkin United tidak lolos ke fase gugur. Syukur-syukur kalau masih bisa turun ke Europa League.
Menyusul kekalahan tersebut Hojlund mendesak rekan satu timnya untuk tetap bersatu agar bisa kembali ke jalur kemenangan.
“Kami harus ingat bahwa kami tidak boleh [kebobolan] setelah kami mencetak gol. Saat ini kami [telah] menjalani beberapa pertandingan di mana lawan mencetak gol, setelah kami mencetak gol.”
“Jadi kami ingin kembali menganalisisnya besok dan membicarakannya di grup.”
“Dan tentu saja, ini adalah masa yang sulit, namun kita harus tetap bersatu dan itulah satu-satunya cara agar kita bisa keluar dari masa ini,” kata Hojlund.
Gol pertama Hojlund membuat United unggul pada menit ke-17. Ia berlari untuk menyundul umpan silang kencang yang diberikan Marcus Rashford. Tidak jelas juga apakah Rashford beneran mengumpan atau menendang, karena kenceng banget gak sih?
Soal gol pertamanya, Hojlund bilang, “Bagiku, ini tentang masuk ke sana. Aku selalu mencoba masuk ke posisi yang berbahaya.
“Aku sudah terbebani untuk mencetak gol dan sekarang aku senang karena aku mencetak dua gol lagi hari ini. Tapi sekali lagi, jika kita berbicara tentang Marcus.
“Dia [sekarang] tahu bahwa aku bisa mengimbangi kecepatannya saat kami melakukan serangan balik, dan kami melihatnya sekilas hari ini.”
Pada proses gol kedua, fans United dibuat terkesima dengan kecepatan larinya saat melakukan serangan balik. Hojlund tidak banyak gaya kocek sana-sini, yang penting tidak bisa dikejar bek dan setelah berhadapan dengan kiper, ia tinggal menceploskan bola. Gaya seperti ini bahkan diakui Hojlund sebagai “gol signature-nya”. Gol ini menggambarkan kecepatan dan ketenangannya di posisi depan.
“Ya, itu perasaan yang menyenangkan,” kata pemain berusia 20 tahun itu, menggambarkan emosinya mencetak gol di Stretford End untuk pertama kalinya.
“Itu adalah gol yang luar biasa. Aku suka menyebutnya sebagai gol khas Rasmus, Anda tahu, banyak berlari di sisi kiri.”
Sumber: Manutd.com