Foto: Sky Sports

El Matador. Begitulah kata Robin van Persie dalam akun Twitternya setelah Edinson Cavani menjadi pahlawan United ketika sundulannya pada menit terakhir pertandingan membawa mereka menang dengan skor 3-2. Ia menambahkan emoticon panah dan api yang menandakan betapa berbahayanya Cavani. Momen ini juga membangkitkan lagi ingatan RVP yang delapan tahun sebelumnya juga menjadi pahlawan berkat kepalanya.

Entah apa jadinya jika Ole Gunnar Solskjaer tidak memainkan Cavani sejak awal babak kedua. Bukan tidak mungkin United justru gagal meraih tiga poin. Apalagi mereka sempat tertinggal terlebih dahulu 2-0 yang sempat menimbulkan keyakinan kalau United akan gagal meraih tiga poin.

4-4-2 diamond yang digunakan Ole sebenarnya berjalan dengan baik. Adanya Donny Van de Beek di sana bersama Bruno membuat permainan United menjadi lebih fleksibel. Mereka bisa bermain rapat dan juga bisa bermain melebar. Van de Beek misalnya, pemain ini akan menjadi pemain yang bagus jika Ole bisa memaksimalkannya dengan tepat. VDB bukan orang yang senang menahan bola layaknya Pogba atau Martial. Ia juga jago mencari ruang. Ia juga bisa memancing pemain lawan untuk melakukan pelanggaran kepadanya.

Namun yang menjadi masalah, bagusnya lini tengah United tidak diikuti oleh dua lini lainnya pada babak pertama. Terlepas punya dua peluang yang bagus, Mason Greenwood nyaris tidak ada kontribusi lain. Ole sendiri menyebut kalau ia memilih Greenwood ketimbang Cavani karena anak muda tersebut butuh menit main terlepas kalau Cavani main lebih bagus ketika melawan Basaksehir.

Lini belakang juga kelihatan amburadulnya ketika Soton balik menyerang United. Amtrong dan Djenepo juga tidak kalah fleksibelnya sehingga kedua pemain ini begitu berbahaya ketika mereka melakukan counter attack.

Tuan rumah diuntungkan karena memiliki opsi lain untuk membuat peluang yaitu dengan bola mati. Inilah kunci mereka bisa unggul 2-0 terlebih dahulu melalui Bednarek dan James Ward-Prowse. Setelah pertandingan, Ole berkomentar kalau mereka tidak bisa berbuat banyak karena tendangan Ward-Prowse memang sebagus itu. Dia hanya berharap kepada pemainnya untuk tidak sering sering memberi Ward-Prowse mengambil sepak pojok atau mendapat free kick di posisi yang ideal.

Ole kemudian melakukan perubahan pada babak kedua. Dean Henderson menggantikan De Gea yang mengalami cedera. Sementara itu, Greenwood yang tidak banyak berperan sepanjang babak pertama, ditarik keluar untuk memberi kesempatan kepada Cavani.

Dua pemain pengganti ini memegang peran krusial. Menurut Samuel Luckhurst, masuknya Henderson membuat lini belakang United jauh lebih stabil karena dia terus memberi instruksi dari belakang sehingga Lindelof serta Maguire bisa lebih fokus membaca permainan.

Kontribusi Cavani juga tidak hanya sebatas dua golnya. Pergerakannya juga membuat lini depan United makin cair ketimbang saat masih diisi Greenwood. Gol pertama dari Bruno datang berkat assist Cavani yang melebar ke sayap kanan.

Satu senjata yang dimiliki Cavani namun tidak dipunya oleh Martial dan Greenwood adalah insting di depan gawang dan pergerakan tanpa bola yang bagus. Martial dan Greenwood akan memanfaatkan kecepatan dan skill individu untuk membuat gol. Kita jarang melihat mereka mencetak gol seperti yang dilakukan Cavani.

Sedangkan Cavani butuh orang yang mau memberinya suplai bola yang bagus ke dalam kotak penalti. Inilah yang membuatnya menjadi salah satu striker terbaik di dunia. Selain itu, ia juga tidak malas untuk bergerak bahkan sampai mundur ke lini belakang menjemput bola. Dua sundulan Edi menjadi momen krusial dan membawa United meraih tiga poin.

“Pergerakan dan pergerakan. Setiap striker muda harus melihat permainannya. Ini semua karena pergerakan tanpa bolanya,” kata Jimmy Floyd Hasselbaink, yang memuji perubahan yang dibawa oleh Cavani.

Apa yang diucapkan oleh Hasselbaink juga diiyakan oleh Maguire. Menurut sang kapten, para striker United juga harus belajar banyak darinya bagaimana menjadi pemain depan yang berbahaya.

Cavani kini telah memberikan bukti. Pertanyaannya sekarang apakah Ole mau membuat status Cavani menjadi pemain inti setidaknya dalam beberapa pertandingan ke depan mengingat ia sudah punya tiga gol di Premier League. Jauh lebih banyak dari yang dibuat trio Rashford, Martial, dan Greenwood. Terutama untuk Martial yang jumlah shoot on target-nya saja masih kalah banyak dari gol Cavani. Jika tidak ada perubahan, maka bukan tidak mungkin Martial akan kembali menjadi pemain cadangan mengingat Cavani sudah memberi bukti kalau dia masih bisa bersaing pada level tertinggi. Selain itu, keberadaan Cavani juga membuat publik kini pelan-pelan melupakan Odion Ighalo.