Foto: Indian Express

Rasa haus suporter United akan kemenangan akhirnya bisa terobati. Pada laga tunda melawan Brighton dini hari tadi, anak asuh Ralf Rangnick menang dengan skor 2-0. Kemenangan yang menurut Ralf Rangnick cukup penting mengingat ia sempat panik setelah timnya unggul.

Sorakan gembira pendukung United secara khusus diberikan kepada striker mereka, Cristiano Ronaldo. Paceklik gol yang sudah berlangsung enam laga berhasil diputus. Sebelumnya, catatan enam laga tanpa gol merupakan yang terburuk sepanjang karier CR7.

Performa Ronaldo terus dihujani kritik selama fase puasa gol tersebut. Bahkan ada video Tiktok yang menunjukkan raut mukanya seperti tidak puas akan performanya sendiri. Hal ini kemudian membuat Ronaldo memilih untuk menambah waktu latihannya di Carrington jelang pertandingan ini. Hasilnya pun sesuai harapan.

Gol Ronaldo datang dari proses yang apik pada menit ke-51. Berada di ruang sempit, ia membuat 1-2 sentuhan sebelum menghukum Robert Sanchez pada sentuhan ketiga. Hal ini yang membuat tembakannya tidak bisa terduga karena dilakukan saat ia mendapat kepungan dari para pemain Brighton.

Ronaldo juga yang menjadi aktor penting bagi gol kedua yang dibuat koleganya, Bruno Fernandes. Dari serangan kilat pada menit-menit terakhir, pergerakan Ronaldo membuat Joel Veltman kebingungan harus menjaga salah satu dari mereka. Keputusan yang terlambat dibuat membuat Bruno leluasa memastikan tiga poin bagi tuan rumah.

United tentu senang dengan hasil ini. Terlihat jelas dari ekspresi Rangnick yang cukup emosional setelah gol kedua. Setidaknya, kali ini gol kedua dicetak oleh mereka dan bukan lawan mereka. Selain itu, United juga kembali ke posisi empat yang menjadi target utama.

Suporter yang hadir pun juga merasa puas. Maklum, ketika peluit babak pertama berakhir, langkah 11 pemain yang berada di atas lapangan mendapat iringan berupa sorakan. Hal ini tentu membuat United sempat dijagokan untuk kembali kehilangan poin. Bahkan peluang berbahaya lebih sering dibuat oleh tim tamu pada periode tersebut.

Setidaknya ada dua momen yang kemudian mengubah nasib United pada babak kedua. Yang pertama adalah gol Ronaldo. Yang kedua adalah kartu merah untuk bek mereka, Lewis Dunk. Ia dianggap menggagalkan peluang mencetak gol Anthony Elanga sehingga harus diusir oleh wasit.

Selama bermain dengan 10 orang tersebut, United mendapat beberapa peluang bagus yang salah satunya datang dari Bruno Fernandes. Namun, sepakannya masih bisa ditepis oleh Robert Sanchez.

“Rasanya lebih baik dari 35-40 menit sebelumnya. Jelas, kami seharusnya mengakhiri laga lebih awal setelah kartu merah Lewis Dunk. Kami punya lima sampai enam peluang untuk mencetak gol tapi kami tidak melakukannya. Selama skor masih 1-0 saya sempat berpikir kalau tim sepertinya dalam kondisi tidak aman seperti tiga pertandingan sebelumnya,” kata Rangnick setelah pertandingan.

Rangnick wajar panik mengingat Graham Potter tidak mengindikasikan diri untuk bertahan. Ia bahkan memainkan Tariq Lamptey untuk mengacak-ngacak sisi kiri United dan Danny Welbeck yang diharapkan  bisa menjadi super sub untuk kesekian kalinya. Beruntung, gol justru bisa didapat United dan tiga poin berhasil mereka raih.

Kemenangan berhasil diraih, namun evaluasi tetap harus ada. Yang masih menjadi masalah adalah pengambilan keputusan. United masih saja memperlihatkan diri mereka yang bingung harus mengoper bola kepada siapa. Pemain yang memegang bola melihat kalau rekan setimnya tidak berada di posisi yang baik, sebaliknya pemain lain meminta bola tapi tidak sadar kalau posisinya tidak memungkinkan untuk mendapat umpan.