Foto: Manchester United World

Manchester United terus membuktikan ketangguhan mental mereka. Gempuran yang terus dilancarkan tim tamu, West Ham United, tidak cukup untuk menggagalkan Setan Merah dalam meraih kemenangan.

Capek! Hanya itu yang bisa dikeluhkan penjaga gawang United, David de Gea setelah pertandingan. Keluhan yang sangat beralasan menginga betapa kerasnya dia menjaga gawang United untuk tetap nirbobol.

“Saya lelah. Orang-orang berpikir kalau kiper tidak akan lelah tapi kami menderita pada menit-menit akhir. Kami mengendalikan laga dengan baik, tapi pada akhirnya pertandingan berjalan lebih sulit. Ini kemenangan besar bagi kami,” kata pria yang akan berulang tahun ke-32 pada 7 November nanti.

Aksi sang kiper pada laga ini memang patut diacungi jempol. Dia menahan tiga peluang emas dari Michael Antonio, Kurt Zouma, dan Declan Rice, dengan penyelamatan berkelas.

Tersiksanya De Gea pada pertandingan ini disebabkan permainan United yang menurun, khususnya pada babak kedua. Dominasi yang membuat mereka unggul pada babak pertama mendadak hilang. United lebih sering ceroboh dan kerap melakukan turnover pada periode tersebut.

Ada beberapa momen ketika United sebenarnya bisa lebih sabar ketika menguasai bola. Bruno memilih menendang bola jauh-jauh disaat Fred membuka ruang dan bisa membuka opsi adanya umpan terobosan. Dari kesalahan ini, bola justru bisa dikreasikan menjadi peluang oleh tim tamu.

Padahal, Erik ten Hag sudah memasukkan McTominay dan Fred dengan maksud membuat lini tengah mereka bisa menguasai bola dengan baik. Sayangnya, pergantian itu nyaris menjadi bumerang bagi United.

Beruntung United punya lini belakang yang sangat solid. Serangan demi serangan West Ham bisa dimentahkan dengan sangat baik. Bahkan Harry Maguire, yang kehadirannya di daftar susunan pemain membuat suporter ketar-ketir, justru menyelamatkan tim berkat beberapa blok krusial termasuk bloknya yang bisa mengubah laju bola menjadi tidak berbahaya.

“Harry bermain dengan luar biasa. Ia melindungi kotak penalti dan merupakan pemain hebat. Ia menunjukkan betapa pentingnya dia untuk skuad ini. Saya senang dengan permainannya,” kata Ten Hag setelah pertandingan.

United tampak belum bisa keluar dari masalah mereka yaitu final pass dan membuat peluang bagus. Mereka masih suka bingung ketika mau memasuki sepertiga akhir pertahanan lawan. Selain kualitas umpan, eksekusi mereka juga masih sangat berantakan. Hal ini tentu menyusahkan United terutama untuk melakukan kill the game seperti yang terjadi pada pertandingan semalam.

Sejarah Rashford

Selain lini belakang yang solid, kemenangan United semalam tidak akan bisa terjadi tanpa gol tunggal dari Marcus Rashford. Ini menjadi gol ke-100 si pemain bersama Setan Merah sekaligus menjadi kado ulang tahunnya yang ke-25 yang kebetulan jatuh pada hari ini.

Rashford menjadi pemain ke-22 yang bisa mencetak 100 gol bersama Manchester United. Wayne Rooney menjadi pemain terakhir yang bisa melakukannya pada 2009 lalu. Sebuah penantian yang cukup panjang mengingat United dikenal sebagai sarangnya penyerang-penyerang tangguh.

“Perasaan yang indah. Saya merasa perlu mencetak lebih banyak gol seperti itu (sundulan kepala). Senang rasanya bisa mencetak gol terlepas apakah Southgate melihat atau tidak. Pujian juga saya berikan kepada De Gea, Martinez, Harry (Maguire), Diogo (Dalot). Mereka tampil luar biasa sebagai tim,” kata Rashford.

Bersama Ten Hag, Rashford pelan-pelan sudah menemukan kembali ketajamannya. Jika musim lalu ia hanya membuat lima gol dan dua assists sepanjang musim, kini si nomor 10 sudah membuat tujuh gol dan tiga assists dari 15 pertandingan yang sudah dimainkan United di semua ajang.