Foto: Twitter Bleacher Report

Ole Gunnar Solskjaer meyebut kalau timnya pada babak kedua menang 1-0 melawan Man City. Hal itu memang benar, akan tetapi hasil pertandingan sepakbola yang sesungguhnya dihitung dari jumlah skor pada babak pertama dan babak kedua. Lantas, berapa skor babak pertama United pada pertandingan tersebut? 0-3 jawabannya.

Nyanyian “Ole Gunnar Solskjaer, we want you stay” bergema di langit Old Trafford. Akan tetapi, nyanyian tersebut bukan keluar dari mulut penggemar United melainkan pendukung Manchester City. Sebuah kisah yang mengingatkan kita pada medio 2014 lalu saat tim-tim rival membawa spanduk yang menyebut David Moyes sebagai manajer yang jenius.

Ole tampak tidak berdaya menghadapi respons Pep Guardiola yang berhasil ia kalahkan pada Desember lalu. Sisi kreatif United tidak muncul pada 45 menit pertama yang berjalan bak film horror bagi para pemain belakang mereka. Saking buruknya, akun UtdArena tidak membuat analisis pertandingan sebanyak biasanya.

Modifikasi skuat dilakukan oleh kedua kesebelasan. Jarang diistirahatkannya Harry Maguire membuat Ole kehilangan pemain termahalnya ini dan tempatnya harus diisi oleh Phil Jones. Yang menarik, Solskjaer juga memilih bermain tanpa DM murni dengan menaruh Fred dan Andreas sebagai poros ganda di lini tengah.

Di sisi lain, Pep Guardiola memainkan duet Otamendi dan Fernandinho. Posisi bek kiri yang sebelumnya diisi oleh Oleksandr Zinchenko, kini kembali diisi oleh Benjamin Mendy. Jika Solskjaer bermain tanpa DM murni, maka Pep memilih tidak bermain dengan striker. Komposisi lini depan mereka diisi oleh Bernardo Silva, Kevin de Bruyne, Raheem Sterling dan Riyad Mahrez.

Pep sadar kalau timnya kalah karena kecepatan pemain United pada pertemuan di Premier League Desember lalu. Hal ini yang membuatnya sedikit memodifikasi gaya mainnya pada pertandingan kemarin. Sadar kalau pemain United bermasalah dalam hal build-up, maka pemain City akan langsung menekan pemain belakang United sejak lini belakang. Tujuannya agar bola bisa diberikan ke De Gea yang distribusi bolanya tidak sebagus Ederson atau Allison.

Ketika bola sampai di tengah, Pep seperti memerintahkan para pemainnya untuk tidak bermain dengan metode lima detik yang sering mereka mainkan. Mereka hanya akan mencoba menutup ruang umpan pemain United yang mayoritas bermasalah dalam hal visi dan akurasi umpan. Dengan cara ini, para pemain United tidak punya pilihan selain mengandalkan aksi individu.

Keputusan Pep tidak memainkan striker juga patut diacungi jempol. Ketika mereka tidak menguasai bola, kuartet Sterling, KDB, Bernardo, dan Mahrez akan memberi perlindungan kepada Rodri dan Gundogan sehingga di lini tengah ada enam pemain yang bisa mematikan permainan United.

Dengan tidak adanya pemain depan, maka pemain belakang United tidak punya aktivitas untuk mengawal siapa pun. Hal ini yang membuat mereka terpancing oleh pergerakan pemain City sehingga garis pertahanannya kerap sangat tinggi. Proses gol ketiga bahkan memperlihatkan pemain bertahan United melewati garis tengah yang kemudian dihukum dengan skema counter attack.

Persoalan kolektivitas dan kreativitas United memang menjadi makanan empuk bagi mereka yang menghadapi Setan Merah. Hanya tinggal bermain menunggu dan memperbanyak pemain di sekitar kotak penalti, maka seketika itu serangan United menjadi macet meski dibekali banyak pemain yang dibekali visi dan kreativitas.

“Saya minta maaf ke Rashford. Di City, saya yakin dia akan mencetak 30-40 gol. Dengan Martial dan James, United terlihat bagus dalam skema serangan balik. Namun terkadang, serangan balik tidak akan selalu terjadi. United harus menambal lubang itu,” kata legenda City, Micah Richards.

Pada babak kedua, Solskjaer sadar kalau ia salah dalam menentukan susunan pemain. Jesse Lingard diganti oleh Nemanja Matic. Keputusan yang oleh Samuel Luckhurst, wartawan MEN, disambut dengan senyuman orang-orang yang nonton di tribun Old Trafford.

45 menit kedua berjalan baik dari United setidaknya dari segi lini tengah dan lini belakang. Masuknya Angel Gomes juga membuat intensitas serangan United sedikit lebih baik dari babak pertama. Berkat dia, United bisa mendapatkan satu gol dari Marcus Rashford.

Namun selebihnya, tidak ada yang istimewa dari 45 menit kedua tersebut. City melepas pedal gas mereka dan hanya menghabiskan waktu dengan bermain umpan-umpan pendek agar penguasaan bola tetap terjaga. Pep merasa keunggulan dua gol sebagai modal yang cukup, sedangkan Solskjaer merasa kalau satu gol cukup untuk membuat United bisa mengulang momen ajaib di Paris.