Foto: The National

Manchester United tak mampu meraih satu pun kemenangan dalam waktu normal pada lima laga terakhir yang dijalani di semua kompetisi musim 2019/2020 ini. Skuat asuhan Ole Gunnar Solskjaer memang menang atas Rochdale AFC dalam pertandingan babak ketiga Piala Liga Inggris pada 25 September 2019 lalu, namun melalui adu penalti setelah sempat ditahan 1-1 dalam pertandingan di Old Trafford tersebut. Bahkan, tim Setan Merah malah harus menelan dua kekalahan dalam laga away lanjutan Premier League Inggris; 0-2 dari West Ham United dan 0-1 dari Newcastle United.

Total ada lima gol yang bersarang di gawang United dalam lima pertandingan itu. Tragisnya, dua gol di antaranya malah disarangkan oleh bocah ingusan yang masih berusia belasan tahun. Salah satunya berasal dari pemuda berusia 19 tahun bernama Matthew Longstaff, ketika The Red Devils takluk di markas Newcastle dalam laga pekan ke-8 Premier League. Gol itu pun tercipta dengan cara yang sangat indah. Menerima bola dari bek kiri Jetro Willems, sang gelandang melepaskan tembakan mendatar dengan kaki kiri dari luar kotak penalti, ke arah pojok gawang David De Gea.

Bola meluncur dengan deras dan tak mampu digapai De Gea. Tembakan jarak jauh itu pun berhasil ‘mengoyak’ jala gawang United, tepat pada menit ‘72. Gol ini pun jadi yang pertama dalam karier profesional Matthew. Penampilannya juga merupakan debut di Premier League. Dia sebenarnya sudah tampil perdana bersama tim senior di laga babak kedua Piala Liga Inggris menjamu Leicester City, sebulan sebelumnya; meski penampilannya sebagai starter gagal menyelamatkan Newcastle dari kekalahan. Tapi, golnya ke gawang United telah memberikan kemenangan penting bagi tim.

Pemain asli didikan akademi Newcastle yang baru promosi ke tim U-23 pada 2018 itu juga tampil sebagai starter saat menjamu United. Mengenakan nomor punggung ‘43’, dia berduet dengan satu lagi pemain muda yang sedang menjadi ‘buah bibir’ di ‘Negeri Ratu Elizabeth’, Sean Longstaff, yang juga kakak kandung Matthew; selisih usia tiga tahun. Sebenarnya, skuat Manchester merah bisa menguasai alur bola dengan ball possession sebesar 69 persen, meskipun sama-sama kuat dengan menghasilkan 12 tembakan. Pada akhirnya, gol tunggal Matthew jadi pembeda hasil pertandingan.

“Tadi malam saya bermimpi mencetak gol dan tak menyangka akan menjadi kenyataan. Sekarang saya benar-benar bahagia,” ungkap Matthew usai pertandingan, seperti dilansir BBC.

Tidak hanya memberi kemenangan bagi Newcastke, pemain kelahiran 21 Maret 2000 itu pun juga menorehkan catatan emas. Dengan usia 19 tahun dan 199 hari, Matthew jadi pemain termuda dari tim berjuluk The Magpies itu yang mencetak gol dalam laga debut di liga. Sebelumnya, Georginio Wijnaldum menjadi pemain terakhir yang mengukir gol dalam laga perdana bersama Newcastle pada 2015.

Tidak sampai dua pekan sebelumnya, Luke Matheson juga menjadi bocah ingusan lainnya yang mampu ‘mengoyak’ jala gawang United. Dia merupakan jebolan akademi Rochdale yang bermain sebagai bek kanan untuk klub berjuluk The Dale tersebut, ketika bertandang ke Old Trafford dalam laga babak ketiga Piala Liga Inggris.

Hebatnya, usia Matheson bahkan lebih muda dari Matthew; 16 tahun 357 hari, atau delapan hari menjelang ulang tahun sweet seventeen-nya alias 17 tahun. Tapi, Matheson sudah beberapa kali bermain untuk Rochdale di League One, bahkan sejak musim lalu.

Pemain kelahiran 3 Oktober 2002 itu pun turun sebagai starter dengan memakai nomor punggung ‘41’ dalam laga kontra United. Tim tuan rumah sempat unggul lebih dulu, juga lewat pemain belia berusia 18 tahun, striker Mason Greenwood di menit ’68. Namun, hanya berselang delapan menit kemudian, Matheson bisa mencetak gol untuk menyamakan kedudukan. Menerima umpan dari gelandang Oliver Rathbone dari sisi kanan pertahanan United, Matheson melepaskan tembakan keras yang tak bisa dibendung oleh kiper kedua Sergio Romero yang ditugaskan menjaga gawang.

“Saya melepas tembakan keras dan itu meluncur ke dalam jaring atas. Setelah itu saya berlari ke suporter dan meluncur dengan lutut. Saya pikir saya seperti akan turun dari bukit. Ini momen yang spesial,” ucap Matheson usai laga, dilansir Sky Sports.

Meski gagal membawa Rochdale menang, tapi ini jadi momen paling mengesankan bagi Matheson. Apalagi juga gol perdana di kariernya. Menariknya lagi, besok pagi setelah pertandingan, dia malah menjalani ujian sekolah.

“Saya akan pergi ke sekolah besok pagi. Saya pergi besok ketika tim libur karena saya ada ujian psikologi. Saya tak sabar menanti itu. Saya tak berpikir saya akan tidur malam ini,” kata Matheson lagi bercerita. Apapun itu, selamat buat mereka!