Jose Mourinho menyatakan keluhannya tentang skuat Manchester United. Mou menyatakan kalau United butuh pemain berkarakter super.

Untuk membentuk sebuah kesebelasan yang hebat, diperlukan pula komposisi pemain yang kuat. Kemampuan invidiu memiliki andil besar dalam performa tim. Apakah si striker bisa mencetak gol? Apakah si gelandang bisa membagi bola? Apakah si sayap bisa menusuk dan melewati lawan? Apakah si bek bisa menjaga pertahanan? Apakah si kiper bisa melakukan penyelamatan? Semua itu adalah hal teknis dalam sebuah tim. Namun ada hal lain yang tidak bisa dipandang sebelah mata, salah satunya adalah karakter pemain.

Pesepakbola juga manusia. Dalam konteks sepakbola, ia harus berkomunikasi dengan pemain dan staf kepelatihan. Ia harus menyelesaikan masalah pada pertandingan. Ia harus bisa menjaga hubungan baik dengan rekan setim. Semua itu jatuh ke dalam satu kata, yaitu karakter. Seorang pemain sepakbola tetap saja harus berkarakter kuat seperti manusia pada umumnya. Sebuah tim akan menjadi tim yang komplit jika mereka memiliki pemain yang berkaratker sangat kuat dan dapat memberi pengaruh besar bagi rekan setimnya.

United dulu memiliki pemain seperti itu, Ryan Giggs, Roy Keane, dan Paul Scholes adalah contohnya. Mereka memliki karakter kuat yang dapat dicontoh oleh rekanya. Mereka juga tak gentar terhadap rintangan yang akan dihadapi. Tipe pemain seperti itu berperan besar bagi trofi-torfi yang diraih United. Pemain dengan karakter seperti itu juga adalah salah satu faktor kenapa Fergie Time dapat terjadi. Mentalnya tak mudah turun meski tertinggal hingga menit akhir.

Namun permasalahannya adalah kini United tak memiliki sosok seperti itu. Jose Mourinho juga memang merasa hal tersebut adalah salah satu hal yang kurang di tubuh United. “Manchester United tidak lagi memiliki pemain dengan kepribadian super seperti Giggs, Scholes, atau Roy Keane. Anda harus beradaptasi dengan realitas klub, apa kebutuhan dan tuntutannya,” ujar Mourinho.

Permasalahan itu ia sikapi dengan fokus membangun hubungan yang baik dengan pemain. Ia tidak bisa berharap pada pemain yang berkarakter untuk menumbuhkan stabilitas tim karena United tidak memilikinya. “Hal itu disebut dengan bersikap cerdas. Prioritasnya adalah untuk membangun hubungan yang damai dan penuh cinta dalam tim untuk menciptakan stabilitas. Terdapat kelompok pemain baru yang harus beradaptasi.”

Pemain senior United yang tersisa memang bukanlah pemain yang memiliki karakter sekuat Keane. Michael Carrick bukanlah tipe pemimpin seperti itu dan pada masanya juga ia bukanla pemain yang menonjol. Satu pemain lagi adalah sang kapten, Wayne Rooney yang juga tidak bisa dianggap memiliki karakter sekuat Keane. Rooney sering terlibat dalam kasus dan tidak tepat menjadi contoh atau orang yang sangat dihormati seperti Keane.

Masalah itu adalah alah satu faktor yang membuat Mourinho mendatangkan Zlatan Ibrahimovic. Ia merasa Zlatan memiliki kepribadian yang kuat dan dapat berperan besar di ruang ganti.

“Ada Rooney dan Carrick yang merupakan wajah terakhir dari generasi ini. Itulah mengapa penting bagi saya untuk mendapatkan Zlatan. Di tim ini, tanpa menjadi orang Inggris dan tanpa mengetahui kultur klub, dia memiliki kepribadian dan profil yang lebih dari sekedar pemain,” ungkap manajer asal Portugal itu.

Pemain seperti itu memang tak mudah untuk didapat. Perlu waktu yang sangat lama agar seorang pemain bisa berkarakter kuat sepert Keane, Giggs, atau Scholes. Tanpa memiliki pemain seperti itu, sebenarnya sebuah tim bisa saja meraih satu atau dua gelar. Namun untuk meraih kejayaan seperti masa Sir Alex Ferguson, pemain seperti itu benar-benar dibutuhkan.