Tony Dunne, legenda Manchester United di sisi kiri pertahanan. Foto: Irish Mirror

Kabar duka datang dari Manchester United. Salah satu mantan pemain mereka, Tony Dunne, meninggal dunia pada usia 78 tahun, Senin malam atau Selasa (9/6/2020) dini hari waktu Indonesia bagian barat. Kabar ini sendiri sudah disampaikan melalui situs resmi serta beberapa akun media sosial klub.

“Salah satu pemain terhebat yang pernah ada di lini belakang kami. Bagian dari keberhasilan tim memenangkan Piala Champions 1968. Pemain yang memperkuat United sebanyak 535 penampilan dengan seragam merah Manchester. Ucapan duka cita kami berikan kepada orang-orang yang di sekitarnya pada masa-masa sedih ini. Semoga dia bisa beristirahat dalam damai,” tulis United dalam akun Instagram mereka.

Ungkapan duka cita juga hadir dari beberapa mantan penggawa United. Terutama mereka yang pernah bahu membahu bersama Tony saat menjadi juara Eropa di Wembley 52 tahun lalu. Bobby Charlton menyebut kalau bermain bersama Dunne adalah sebuah kebanggaan karena dia merupakan pemain hebat yang pernah dimiliki oleh klub.

“Saya sedih dengan kematian Tony. Tony akan selalu dikenang sebagai pilar penting dari tim pemenang Piala Champions Eropa pertama kami. Dia memiliki kecepatan lari seperti kilat dan mampu membaca permainan dengan sangat brilian. Sebuah keistimewaan bisa menjadi rekan setim dan temannya,” kata Sir Bobby.

Sosok Dunne memang bukan pemain sembarangan. Dengan 535 penampilan yang dimiliki, namanya berada pada urutan kedelapan pemain dengan catatan penampilan terbanyak sepanjang sejarah Setan Merah. Catatan ini jauh meninggalkan rekan setimnya seperti Denis Law, George Best, hingga Nobby Stiles. 13 tahun membela United menandakan pentingnya Dunne bagi United di atas lapangan.

“Dia adalah pemain luar biasa. Dia adalah bek yang tangguh. Dia memang tidak terlalu menonjol tetapi dia tetap seorang penggerak di dalam tim kami. Dia adalah pemain yang selalu menginginkan bola, selalu membuat permainan menjadi lebih sederhana, dan selalu ingin memulai serangan dari lini belakang. Ketika Jack Crompton, asisten pelatih kami, datang dan meletakkan daftar nama tim, semua orang tahu kalau nama Dunne pasti ada di sana,” kata Alex Stepney.

Benar apa yang dikatakan Stepney. Sosok Dunne memang tidak terlalu banyak mendapat sorotan jika dibandingkan dengan Best, Charlton, Law, atau bahkan dirinya sendiri. Dalam daftar 8 besar pemilik caps terbanyak United, mungkin hanya sedikit yang tahu kalau tim ini punya pemani seperti Tony Dunne.

“Kami tidak tahu banyak tentang sepakbola dunia saat itu tetapi pada era itu dia adalah bek kiri terbaik di Eropa. Dia melambangkan sesuatu yang diinginkan oleh Sir Matt Busby dalam diri seorang pemain,” kata Brian Kidd.

Pemilik 33 caps timnas Irlandia ini mengawali kariernya di Manchester pada 1960. United harus mengeluarkan uang 5.000 paun untuk membayar Dunne yang saat itu bermain bagi Shelbourne. Dunne harus menunggu lima bulan untuk bisa mendapatkan caps pertamanya ketika United melawan Burnley.

Ia sebenarnya tidak langsung mendapat tempat inti dalam skuat United. Sektor bek kiri United saat itu sudah dikuasai oleh Noel Cantwell dan Shay Brennan. Namun seiring berjalannya waktu, Dunne kemudian menguasai pos tersebut.

13 tahun bermain untuk United, Dunne meraih dua gelar Liga Inggris, satu Piala FA, dua Community Shield. Namun, puncak karier seorang Dunne tentu saja saat membantu United menjadi juara Piala Champions 1968 ketika mengalahkan Benfica.

Salah satu kelebihan Dunne adalah kemampuannya bermain di dua posisi sayap. Selain menjadi bek kiri, ia juga cakap ketika bermain sebagai bek kanan. Bahkan saat United menjadi juara liga pada 1967, Dunne lebih sering bermain sebagai bek kanan. Ketika final Piala Champions 1968, ia beberapa kali bertukar posisi dengan Shay Brennan.

“Fleksibilias seorang Tony sangat langka pada masa itu. Tetapi itulah Tony, dia sangat brilian. Dia hanya melakukan pekerjaannya saja sebagai pemain sepakbola. Ketika kami juara Piala Champions 1968, ia kembali sebagai bek kiri. Dia adalah pahlawan yang tidak terlihat bagi kami,” kata Alex Stepney.

Setelah memberikan beberapa gelar bagi United, Dunne hijrah ke Bolton Wanderers dan bermain hampir 200 laga bersama mereka. Setelah itu, ia sempat bermain untuk Detroit Express dalam kompetisi North American Soccer League (NASL) sebelum pensiun pada tahun 1979 dan mencicipi peran sebagai manajer bersama Steinkjer.

Selamat jalan Tony Dunne.

***

“Saat nama saya diucapkan, biasanya saya akan selalu terkait dengan skuat tersebut. Saya tidak tahu apakah ada momen terbaik lainnya selain final 1968 karena laga itu menjadi titik puncak dari kebangkitan Manchester United,” (Tony Dunne).