Ekspresi Oliver Kahn ketika timnya takluk dari United pada 1999. Foto: Goalden Times

Sebelum Manuel Neuer, Jerman memiliki penjaga gawang hebat dalam diri Oliver Kahn. Sosok penjaga gawang antagonis yang perawakannya bisa membuat para striker ciut ketika berhadapan dengannya. Seorang penjaga gawang karismatik yang terkenal karena teriakannya yang seperti seekor singa sedang mengaum.

Tidak hanya dikenal sebagai kiper hebat, pria yang pada 15 Juni kemarin genap berusia 50 tahun ini merupakan salah satu pemain Jerman tersukses sepanjang sejarah. Ia memiliki delapan medali Liga Jerman, enam DFB Pokal, lima DFB Ligapokal, satu Piala UEFA, satu Piala Interkontinental, dan satu Liga Champions.

Raihan pada sektor individu juga tidak kalah mentereng. Tercatat, Kahn menjadi kiper terbaik Bundesliga tujuh kali. Ia juga tiga kali meraih penghargaan sebagai kiper terbaik dunia. Selain itu, ia menjadi kiper terbaik Eropa sebanyak empat kali.

Sayangnya, prestasi Kahn di level klub tidak diimbangi dengan tim nasional. Satu-satunya gelar yang pernah ia rasakan bersama timnas Jerman hanya Euro 1996. Itupun ia tidak berstatus sebagai kiper inti. Saat statusnya sudah naik menjadi kiper utama, prestasi terbaiknya hanya mendapat medali perak Piala Dunia 2002.

Praktis, satu-satunya trofi prestisius yang pernah ia raih ketika menjadi kiper utama adalah Liga Champions 2001. Ketika itu, Kahn tampil gemilang dalam drama adu penalti menghadapi Valencia di stadion Giuseppe Meazza. Sebuah penebusan dari apa yang terjadi dua tahun sebelumnya.

Kita semua sudah tahu apa yang terjadi pada 1999. Kahn, yang berada di bawah mistar gawang Bayern, dikejutkan oleh dua gol kilat dari United jelang pertandingan berakhir. Sontekan Ole Gunnar Solskjaer membuat Kahn hanya terdiam bersama Michael Tarnat di bawah gawang.

Kekalahan yang begitu menyakitkan bagi si penjaga gawang. Ia hanya bisa terduduk dan kemudian menangis. Sulit untuk menerima kekalahan seperti ini mengingat dia sudah selangkah lagi akan mengangkat piala untuk Bayern.

“Dalam benak, saya mengingat final lawan United sebagai sebuah kemenangan karena saya sudah menghapus kejadian dalam dua menit terakhir,” ujarnya kepada Bild.

Beruntung bagi Kahn karena dua tahun kemudian ia berhasil membayar kekalahan 1999 dengan menjadi kampiun pada 2001. Dia yang sebelumnya sedih karena kalah secara menyakitkan, kini harus melihat Santiago Canizares, kiper Valencia, yang berposisi layaknya Kahn dua tahun lalu.

“Saya ingat ketika kami menang adu penalti dan Canizares berbaring di garis gawang dan mulai menangis, saya langsung bisa merasakan momen ketika saya mengalami situasi serupa pada tahun 1999,” ujarnya.

“Apa yang tetap tinggal dari situasi itu adalah perasaan kalau Anda telah memenangi gelar. Perasaan yang muncul ketika menahan sepakan penalti terakhir. Saat-saat yang tidak pernah Anda lupakan. Perayaan itu menyenangkan,” tuturnya menambahkan.

Ferguson yang Marah Kepada Kahn

Sesal Kahn karena Manchester United tidak hanya sebatas Liga Champions 1999. Pada 2003, ia nyaris mendapat kesempatan untuk bergabung bersama Setan Merah. Ia menginginkan jasa sang penjaga gawang untuk mengganti sosok Peter Schmeichel yang saat itu sulit dipenuhi oleh Mark Bosnich dan Fabien Barthez.

Sayangnya, Kahn menolak. Ia masih cinta dengan Bayern Munich dan ingin membangun kejayaan bersama mereka. Apes, karena Kahn mengungkapkan kalau Sir Alex marah karena tawaran tersebut ia tolak.

“Alex Ferguson masih marah dengan saya. Saat itu, dia yakin bahwa saya akan bergabung dengan Manchester United pada tahun 2003 atau 2004. Namun, membangun kejayaan bersama Bayern saat itu jauh lebih penting bagi saya,” kata Kahn.

Tawaran yang kemudian ia sesali. Kahn mengungkapkan kalau ia seharusnya menerima tawaran dari Ferguson. Memperkuat United ia anggap sebagai tantangan terbesar yang mungkin saja bisa membuat kariernya semakin bergelimang trofi.

Kira-kira apa jadinya ya kalau United berhasil membeli Kahn pada saat itu. Yang pasti, mereka akan ketambahan salah satu sosok pemimpin tambahan dalam ruang ganti mereka. Pada era Sir Alex Ferguson, United dikenal sebagai kesebelasan yang memiliki banyak sekali karakter pemimpin. Sebut saja Gary Neville, Roy Keane, dan Ryan Giggs. Ruang ganti mungkin akan semakin “meriah” seandainya Kahn tidak membuat Fergie marah dengan menerima tawaran untuk memperkuat United.

Alles Gute Zum Geburtstag, Oliver Kahn!