West Ham bisa saja kembali mengganjal United di kandang seperti tahun 2007 lalu. Foto: Whufc.com

Malam nanti Manchester United akan berhadapan dengan West Ham United pada pekan ke-37 Premier League 2019/2020. Pertandingan nanti sangat penting bagi kedua kesebelasan, terutama bagi Setan Merah. Laga ini bisa dibilang menjadi setengah penentu apakah United akan bermain di Liga Champions musim depan atau tidak.

Bagi West Ham United, laga ini sebenarnya tidak terlalu memengaruhi posisi mereka yang sudah aman dari jerat degradasi. Namun, skuad David Moyes jelas tidak mau hanya mengandalkan selisih gol sebagai batas aman mereka. Mereka tentu ingin kepastian mereka bertahan di Premier League ditentukan oleh keunggulan poin.

Oleh karena itu, target setidaknya mencuri satu poin menjadi sasaran Moyes. Kemenangan di pertemuan pertama menjadi pedoman mereka untuk mengambil angka. Modal kemenangan dalam dua laga terakhir juga memberi kepercayaan diri. Selain itu, The Hammers juga punya pengalaman gemar mengganjal United dalam pertandingan-pertandingan yang sifatnya menentukan.

Menggagalkan Gelar Juara

United punya kesempatan untuk meraih gelar Premier League ketiga secara beruntun. Syaratnya sederhana yaitu menang melawan West Ham di Upton Park dan Blackburn Rovers kalah dari Liverpool di Anfield. Saat itu, selisih United dengan Blackburn hanya dua poin.

Pertandingan yang digelar bersamaan membuat jalannya laga menarik. Sayagnya, United justru tertinggal terlebih dahulu melalui Michael Hughes. Di Anfield, Blackburn membuka keunggulan melalui Alan Shearer. United terus menekan West Ham untuk mencari minimal dua gol. Hal itu mereka dapatkan pada menit ke-53 melalui Brian McClair.

Langkah United sebenarnya sangat lapang karena Liverpool membalikkan kedudukan melalui John Barnes dan Jammie Redknapp pada menit terakhir. Sayangnya, hal itu tidak bisa dimaksimalkan United yang kesulitan mencari gol kedua berkat penampilan gemilang kiper, Ludo Miklosko. Kenny Dalglish, manajer Blackburn, yang sebelumnya tegang pada akhirnya bisa tersenyum ketika timnya unggul satu poin dari United.

“Laga itu adalah satu-satunya pertandingan yang akan saya ubah karena kami pantas menang hari itu. Laga yang menyakitkan, karena ada peluang yang menimbulkan kekacauan di mulut gawang. Laga itu bukan milik kita. Kadang, nasib memang berjalan dengan cara yang berbeda,” kata Alex Ferguson.

West Ham Ikutan Pesta

Pekan terakhir Premier League 2006/2007 ditandai dengan guard of honour yang diberikan West Ham kepada United. Laga itu menjadi pesta bagi Setan Merah karena pada akhir pertandingan mereka akan mengangkat trofi Premier League di depan pendukungnya sendiri. Trofi yang sudah tiga musim mereka nantikan.

United sudah pasti ingin mengakhiri pertandingan ini dengan kemenangan. Akan tetapi, West Ham juga punya kepentingan karena ingin terhindar dari jerat degradasi. Pada akhirnya, tim tamu yang membuka keunggulan melalui Carlos Tevez. Segala upaya dilakukan Setan Merah untuk menyamakan kedudukan. Total, ada 30 percobaan yang dilakukan United namun tidak ada yang menjadi gol.

“Kami sudah berupaya untuk melakukan yang terbaik. Lebih dari 20 kali kami menyerang tapi tidak ada yang masuk ke gawang. Kiper mereka membuat banyak penyelamatan fantastis dan pada akhirnya kami tidak bisa berbuat banyak. Mereka adalah tim terbaik pada pertandingan ini,” kata Ferguson.

Pada akhirnya, pesta tetap dilaksanakan. Ryan Giggs dan Gary Neville mengangkat trofi Premier League setelah tiga musim puasa. Namun di sudut stadion Old Trafford, West Ham juga ikut-ikutan menggelar pesta setelah kemenangan tersebut memastikan mereka bertahan di Premier League.

Menggagalkan Tiket Liga Champions

West Ham ingin memberikan perpisahan yang manis dalam laga terakhir mereka di Upton Park atau yang akrab disapa juga dengan Boleyn Ground sebelum hijrah ke Olympic Stadium. Di sisi lain, United juga ingin finis pada posisi keempat karena mereka hanya tertinggal dua poin dari Man City.

Laga yang sempat diwarnai penundaan waktu kick off karena insiden pelemparan bus United ini sebenarnya berjalan baik bagi United. Dua gol Anthony Martial membawa United unggul 2-1. Namun, tidak mampunya United mengantisipasi set piece menjadi petaka dan gol dari Michael Antonio dan Winston Reid yang membuat West Ham menang 3-2. United sebenarnya masih bisa untuk ke Liga Champions pada pekan terakhir dengan syarat City harus kalah dari Swansea atau imbang dengan catatan United menang 16-0 atas Bournemouth. Sayang, City bermain imbang 1-1 sehingga kemenangan 3-1 United atas Bournemouth menjadi tidak berarti lagi.

“Saya kira kami masih bisa ke Liga Champions, tapi nasib kami tidak sepenuhnya di tangan kami sendiri. Itu bedanya,” kata Louis van Gaal.