Van der Sar Menyelamatkan Penalti Darius Vassell. Foto: Independent

Ada beberapa momen menarik dalam sejarah Manchester United yang terjadi pada tanggal 5 Mei. Momen yang sangat berkesan bagi para pendukung mereka. Yang pertama adalah aksi penyelamatan gemilang Edwin Van der Sar dalam Manchester Derby, lalu tendangan bebas jarak jauh Cristiano Ronaldo di Emirates Stadium, hingga mental juara United yang sebelumnya tertinggal jauh dalam persaingan gelar juara, tiba-tiba angkat piala pada akhir musim.

Terima Kasih, Van der Sar (5 Mei 2007)

Hasil seri Chelsea melawan Bolton Wanderers pada pekan ke-35 Premier League 2006/2007 membuat jarak mereka dengan United melebar menjadi lima angka. Selisih ini menjadi keuntungan bagi United mengingat mereka hanya butuh dua kemenangan lagi untuk memastikan juara liga.

Mereka harus mengalahkan Manchester City pada pekan ke-36 jika ingin memastikan gelar. Tidak sedikit yang memprediksi kalau United akan juara di kandang City mengingat Chelsea saat itu akan bertanding melawan Arsenal.

Segalanya berjalan dengan baik ketika Setan Merah unggul terlebih dahulu melalui penalti Cristiano Ronaldo pada menit ke-34. Penalti yang diprotes oleh penggawa City, Michael Ball, karena menganggap Ronaldo diving. Namun melihat kalau beberapa menit sebelumnya Ball sempat menginjak dada Ronaldo, maka ini mungkin menjadi karma untuknya.

Keunggulan United nyaris berantakan ketika jelang pertandingan usai, City dapat penalti setelah Ball dijatuhkan oleh Wes Brown di kotak terlarang. Beruntung bagi United karena eksekusi Darius Vassell mengarah ke badan Van der Sar. United menang 1-0 dan memastikan diri menjadi juara Premier League setelah Chelsea hanya bermain imbang 1-1 melawan Arsenal.

Sederhana Menurut Ronaldo (5 Mei 2009)

Komentator ITV, Clive Tyldesley, ragu ketika melihat Cristiano Ronaldo mengambil ancang-ancang untuk melakukan tendangan bebas langsung ke gawang Arsenal. Keraguan itu disebabkan karena jarak bola ke gawang itu cukup jauh. Mungkin sekitar 30-35 meter.

Akan tetapi, hal itu tidak menjadi soal bagi Ronaldo. Hanya butuh power yang tinggi, ia langsung mengubah persepsi Clive tersebut menjadi sebuah gol yang sangat cantik. Sang komentator yang sebelumnya menyebut ‘to far for Ronaldo to think about it’ mendadak langsung berteriak ‘Oohh.. Absolutely sensational’.

Gol pemain Portugal tersebut membuat kedudukan menjadi 2-0 dan agregat menjadi 3-0 bagi United dalam leg kedua semifinal Liga Champions 2008/2009. Sebelum gol tersebut, United sudah unggul melalui Park Ji-Sung.

Ronaldo tidak hanya membuat satu gol melainkan dua gol dalam pertandingan tersebut. Gol keduanya dicetak melalui sebuah skema serangan balik yang sangat apik melibatkan Ronaldo, Park, dan Rooney. United mengakhiri laga dengan skor 3-1 dan melangkah ke final Liga Champions untuk kedua kalinya secara beruntun sebelum dikalahkan oleh Barcelona.

Tertinggal 12 Lalu Unggul Empat (5 Mei 1996)

Gelar Premier League ketiga United benar-benar diraih secara elegan. Bagaimana tidak, mereka yang sebelumnya sudah tertinggal jauh justru sukses mengubah prediksi saat kompetisi jelang mendekati garis finis.

Hingga bulan Januari 1996, Setan Merah saat itu tertinggal 12 poin dari Newcastle United. Bahkan tanda-tanda untuk menjadi juara belum terlihat sampai memasuki bulan Maret. Namun sejak bulan ketiga tersebut, skuat asuhan Alex Ferguson ini terus meneror The Magpies hingga akhirnya goyah pada dua pekan terakhir kompetisi.

Saat itu, United dan Newcastle sama-sama memiliki poin 76. Kemenangan United 5-0 melawan Middlesbrough tidak diikuti dengan Newcastle yang hanya bermain imbang 1-1 lawan Nottingham Forest. Pekan ke-38 menjadi penentu saat United bertandang ke kandang Middlesbrough dan Newcastle menjamu Spurs. David May, Andy Cole, dan Ryan Giggs akhirnya membawa United kembali menjadi juara liga berkat kemenangan 3-0 sedangkan Newcastle lagi-lagi hanya bermain imbang. United unggul empat poin pada klasemen akhir.