Foto: The42

Wayne Rooney boleh saja tercatat sebagai pencetak gol terbanyak pada Manchester Derby, begitu juga Ryan Giggs yang tercatat sebagai pemain dengan caps terbanyak ketika berjumpa dengan rival sekota. Meski begitu, keduanya tidak bisa melakukan apa yang pernah dibuat oleh Andrei Kanchelskis pada 10 November 1994.

Saat itu, Manchester United bersiap untuk menjamu tetangganya dalam lanjutan Premier League. Skuad asuhan Sir Alex Ferguson sedang dalam tren yang positif. Mereka baru saja meraih empat kemenangan beruntun setelah kalah tipis dari Sheffield Wednesday. Menghadapi City, mereka siap untuk meraih kemenangan kelimanya.

Kebalikan dengan United, City saat itu sedang dalam kondisi yang kurang baik. 24 September 1994 menjadi kali terakhir mereka meraih kemenangan di liga. Setelahnya, mereka hanya bisa meraih tiga poin dari kemungkinan 18 poin yang mereka dapatkan.

Jurang kualitas antar dua kesebelasan inilah yang membuat United begitu mudah mengalahkan City. Mereka menang dengan skor telak 5-0. Kanchelskis saat itu menjadi bintang lapangan setelah membuat tiga gol pada menit ke-43, 47, dan 89. Dua gol lainnya saat itu dicetak oleh Eric Cantona dan Mark Hughes.

Munculnya nama Kanchelskis saat itu terbilang mengejutkan. Pasalnya, ia berposisi sebagai seorang winger. Namun dalam pertandingan itu, ia menjadi sosok protagonis di lini depan Manchester United. Penggawa timnas Rusia tersebut menjadi satu-satunya pemain United yang bisa membuat tiga gol ke gawang Manchester City dan menjadi pemain terakhir yang bisa membuat tiga gol pada derbi Manchester.

“Selama 20 menit pertama, pertandingan sebenarnya tidak berjalan dengan baik bagi kami. Mereka (City) justru bermain sangat baik, melakukan banyak kombinas umpan yang bagus, dan mereka bermain menyerang. Saya kembali menonton lagi pertandingan itu dan Anda bisa lihat kalau itu bukanlah laga yang mudah bagi kami,” kata Kanchelskis pada tulisannya di situs resmi United.

Dalam tulisannya, Kanchelskis berterima kasih kepada sosok Eric Cantona. Sentuhan The King sepanjang pertandingan adalah kunci yang memudahkan dirinya untuk bisa membuat tiga gol. Yang menarik, meski telah unggul 3-0 namun Ferguson meminta timnya untuk lebih agresif dan menambah dua gol lagi.

“Malam itu menjadi malam yang bagus untuk saya. Malam yang spesial untuk para penggemar kami juga. Mereka semua bahagia. Semua orang mengucapkan selamat kepada saya karena kami menang dengan skor 5-0 dan saya membuat tiga gol. Saya kemudian melakukan wawancara yang menurut saya kurang bagus karena dalam pikiran saya saat itu pertandingan tersebut adalah pertandingan yang sulit,” tuturnya menambahkan.

“Saya masih menyimpan bola pada pertandingan itu di rumah saya. Saya memiliki banyak hal luar biasa di United. Medali, caps, foto saya, foto saya bersama Matt Busby. Saya punya banyak kenangan indah di Old Trafford.”

Kemenangan itu seolah menjadi pembalasan dendam bagi United yang lima tahun sebelumnya mengalami kekalahan yang memalukan dengan skor 5-1 di Maine Road. Kekalahan itu bahkan membuat Alex Ferguson menyebut hari itu sebagai hari terburuknya sebagai manajer United. Ucapan yang kembali keluar ketika ia mengalami kekalahan 1-6 di Old Trafford 22 tahun kemudian.

Musim 1994/1995 merupakan musim terbaik mantan pemain Shakhtar Donetsk tersebut. Kehilangan Eric Cantona yang absen delapan bulan akibat tendangan kung fu ke tubuh suporter Palace, tidak membuat United kehilangan taji di lini depan. Peran sebagai juru gedor kemudian diambil alih Kanchelskis. Sepanjang musim, ia mencetak 15 gol di semua kompetisi dan menjadi top skor United saat itu.

Sayangnya, itulah sumbangsih terakhir Kanchelskis bersama Setan Merah. Pada 1995, ia dilepas oleh Ferguson ke Everton. Ferguson sendiri kemudian mengganti Kanchelskis dengan sosok pemuda yang sebelumnya dipinjamkan ke Preston North End bernama David Beckham.

Setelah hengkang ke Everton, Kanchelskis memperkuat beberapa kesebelasan lain seperti Fiorentina, Rangers, Southampton, Al Hilal bahkan sempat menjalani masa peminjaman di Manchester City. Kanchelskis memiliki rekor sebagai satu-satunya pemain yang bisa mencetak gol dalam tiga laga derby yaitu Manchester Derby, Old Firm Derby, dan Merseyside Derby.