Tidak semua pemain yang berseragam Manchester United memiliki karier yang bagus. Ada beberapa yang justru gagal bersinar. Salah satunya adalah Ricardo, pemain yang berposisi sebagai penjaga gawang yang saat itu gagal memenuhi ekspektasi pendukung United untuk bisa menjadi suksesor Peter Schmeichel.

Periode akhir 90-an hingga awal 2000-an memang menjadi masa-masa sulit untuk mencari pengganti kiper Denmark tersebut. Sederet nama sudah dicoba tapi tidak ada yang bisa memenuhi ekspektasi tersebut.

Ricardo pun demikian. Dia memang tidak punya nama besar layaknya Barthez atau mungkin Mark Bosnich. Namun penampilannya bersama Real Valladolid selama empat musim cukup membuat United kepincut untuk membawanya ke Liga Inggris.

Pada musim 2001/2002 ia adalah kiper inti dari tim yang saham mayoritasnya dimiliki oleh legenda asal Brasil Ronaldo tersebut. Tampil di semua pertandingan La Liga membawa kiper kelahiran 30 Desember 1971 ini masuk dalam skuad timnas Spanyol pada Piala Dunia 2002. Sayangnya, ia kalah bersaing dari kiper muda milik Real Madrid, Iker Casillas.

Selepas dari Piala Dunia, Ricardo memulai petualangan baru bersama Setan Merah. Dana 1,5 juta pounds dikeluarkan demi mengikatnya selama tiga tahun. Tujuan pembelian Ricardo sudah pasti untuk memberikan persaingan kepada Barthez dan Roy Carroll yang saat itu penampilannya juga tidak konsisten.

Ferguson pun memberikannya kesempatan tampil saat berlaga di Liga Champions melawan Maccabi Haifa. Ketika itu, ia bermain selama 23 menit menggantikan Fabien Barthez dalam pertandingan yang dimenangkan United 5-2 tersebut.

Sayangnya, karier Ricardo ternyata tidak semulus yang dibayangkan. Meski penampilannya juga tidak kunjung istimewa, tapi Ferguson masih merasa kalau Barthez tetap layak menjadi kiper utama United. Pada akhirnya, mantan pemain Atletico Madrid ini hanya bermain lima kali dengan rincian empat di Liga Champions dan satu di Premier League.

Kontribusi Tepis Penalti

Meski demikian, satu laga di Premier League tersebut bisa dibilang cukup berkesan mengingat ia berhasil menepis penalti sekaligus menghindarkan United dari ancaman hasil buruk.

Saat itu United menjamu Blackburn Rovers dan unggul 2-1. Akan tetapi, kesalahan Rio Ferdinand saat itu membuat Ricardo menjatuhkan Andy Cole di kotak penalti. Ricardo pun terancam menjadi biang kerok karena ia sendiri merupakan pemain pengganti setelah Barthez mengalami cedera.

Ricardo kemudian sukses membayar kesalahannya dengan menepis penalti tersebut. Itulah satu-satunya kontribusi penting sekaligus momen berkesan yang paling diingat Ricardo selama bermain bersama United.

“David Dunn mengambil penalti dan menendang ke arah kiri saya dan itulah penyelamatan bagus sekaligus momen paling luar biasa saya di Manchester,” kata Ricardo.

Meski mendapat label sebagai rekrutan gagal tapi Ricardo tidak pernah menyesali pilihannya untuk membela United. Ia merasa kalau saat itu ia memang layak untuk mencari tantangan baru di luar La Liga. Akan tetapi, persaingan yang ketat membuatnya tidak bisa mengeluarkan potensinya seperti ketika di Valladolid.

“Ferguson pasti merekrut saya karena apa yang saya tampilkan di Spanyol. Tapi inilah sepakbola. Saat itu, Barthez dan Carroll berada di depan saya dan sulit mendapatkan posisi nomor satu,” ujarnya.

“Mungkin Sir Alex ingin mencoba di laga-laga Liga Champions untuk melihat apa yang bisa saya lakukan. Saya juga ingin bermain di banyak ajang Piala, tapi itu tidak terjadi. Saya tidak tahu kenapa,” katanya menambahkan.

Ia juga mengaku bangga bisa berada satu lapangan dengan pemain-pemain terbaik di dunia. Berkat United pula ia bisa belajar bahasa Inggris yang bisa memudahkan dirinya untuk bekerja di beberapa negara seperti Belgia dan Jepang.

“Belajar bahasa Inggris adalah salah satu yang terbaik yang saya dapatkan juga di sana. Hal itu sangat berarti bagi saya untuk bisa melakukan perjalanan ke beberapa tempat.”

Ricardo sempat menjadi pemain pinjaman untuk Racing Santander pada musim 2003/2004. Ia kemudian kembali ke United pada musim 2004/2005 tapi tidak turun bermain sama sekali. Pada musim panas 2005 ia kembali ke La Liga untuk memperkuat Osasuna dan bertahan selama delapan tahun sebelum pensiun pada 2013.