Foto: Sofascore

Pertandingan antara Manchester United melawan Tottenham Hotspur pada 10 April 2016 seharusnya layak dimasukkan dalam buku sejarah Manchester United. Hal ini tidak lepas dari momen mengejutkan yang terjadi pada awal babak kedua, saat Louis van Gaal memainkan Ashley Young sebagai striker menggantikan Marcus Rashford.

***

Musim 2015/2016 menjadi musim yang mengecewakan bagi United dalam urusan produktivitas gol. Mereka hanya mencetak 49 gol saja pada kompetisi Premier League. Inilah catatan gol terburuk Setan Merah sejak Liga tertinggi Inggris ini dimulai pada 1992/93. Tidak hanya itu, mereka sempat membuat rekor buruk pada bulan Desember yaitu tidak bisa mencetak gol pada babak pertama dalam 12 pertandingan beruntun.

Rezim kedua Van Gaal ditandai dengan hengkangnya dua striker yang pernah menjadi andalan Setan Merah di lini depan. Robin van Persie menerima pinangan Fenerbahce, sementara Javier Hernandez memilih Jerman untuk bermain bersama Bayer Leverkusen.

Hengkangnya kedua pemain ini sebenarnya sudah bisa ditutup dengan kedatangan Anthony Martial dan Memphis Depay. Meski keduanya datang dengan catatan gol yang bagus, namun keduanya bukan sosok striker layaknya RVP dan Hernandez yang bergerak liar di sekitar kotak penalti lawan.

Di sisi lain, penampilan Wayne Rooney juga mulai menurun. Hal ini membuat Van Gaal beberapa kali melakukan eksperimen di lini depan seperti ketika memainkan Marouane Fellaini sebagai striker saat United mengalahkan Liverpool 3-1.

Namun tidak ada lagi eksperimen yang lebih menggelikan dari Van Gaal selain ketika mengganti Rashford dengan Ashley Young pada pertemuan mereka melawan Tottenham tersebut. Para pundit tadinya berpikir kalau Young akan bertukar posisi dengan Martial yang bermain sebagai winger. Namun dalam praktiknya di lapangan, Young adalah striker United.

“Saya ingin lebih banyak pemain yang bisa melakukan coming from behind untuk menjemput bola. Pada babak pertama, kami tidak bisa menyerang. Itulah alasannya (memainkan Young sebagai striker),” kata Van Gaal mengomentari keputusannya tersebut.

Van Gaal menginginkan lini tengahnya bisa memberikan bola-bola terobosan kepada Young yang bertindak sebagai striker. Kecepatan dari mantan pemain Aston Villa ini diharapkan bisa mengganggu duet Jan Vertonghen dan Toby Alderweireld. Namun realitanya, serangan United tidak meningkat sama sekali. United kalah 3-0 dan selama 90 menit, United hanya membuat satu tembakan tepat sasaran yang dibuat oleh Martial selaku winger, sedangkan Young tidak memberikan ancaman sama sekali.

Pada September 2015, Ashley Young sempat diwawancarai terkait krisis lini depan yang menimpa timnya. Dalam wawancara tersebut, mantan pemain Aston Villa ini mengaku siap jika diminta Van Gaal untuk bermain sebagai penyerang.

“Jika manajer ingin saya bermain di depan, maka saya sudah pasti menerima keputusan tersebut. Saya bisa bermain pada banyak posisi dan saya telah melakukannya bersama banyak manajer, entah itu di lini depan atau di lini tengah,” tuturnya.

“Semoga saya bisa bermain di sana (striker), tetapi terserah manajer karena dia yang membuat keputusan. Saya pikir manajer tahu kalau saya bisa bermain sebagai striker. Dia sudah pernah membahas soal ini sebelumnya, tetapi itu tergantung manajer karena saat ini dia sedang pusing dalam memilih tim.”

Young sebenarnya tidak sedang membual saat itu. Saat ia masih bermain bersama Watford, Young pernah dimainkan sebagai striker oleh sang pelatih, Aidy Boothroyd. Hasilnya? Cukup mengesankan. Dari 41 pertandingan, Young membuat 15 gol dan menjadi salah satu sosok penting dalam keberhasilan mereka meraih tiket promosi.

Tulisan ini dibuat untuk merayakan hari ulang tahun Ashley Young yang pada tanggal 9 Juli kemarin.