Foto: Manchestereveningnews.co.uk

Sergio Aguero mendapat bola kiriman dari Mario Balotelli pada menit ke-93 laga Manchester City melawan QPR. Mengecoh satu pemain, Aguero melepaskan sepakan yang tidak bisa dijangkau penjaga gawang Paddy Kenny. City unggul 3-2 atas QPR sekaligus membawa The Cityzens meraih gelar Premier League pertama sepanjang sejarah mereka.

Selain menolong klub barunya, Aguero juga membuat Manchester United kecewa berat. Gelar yang saat itu sudah bisa digenggam, lepas berkat gol dramatis tersebut. Setan Merah, khususnya Sir Alex Ferguson, dibuat kecewa sekaligus kesal oleh pemain yang sebenarnya sudah ia incar semenjak masih berseragam Atletico Madrid tersebut.

Fergie kepincut sosok Aguero yang membuat 101 gol dalam lima musim memperkuat Los Rojiblancos. Kehadirannya membuat Atletico mudah melupakan Fernando Torres yang sebelumnya menjadi mesin gol utama mereka.

Saat itu, United memang butuh pemain yang bisa meningkatkan lini serang mereka. Hal ini disebabkan pada musim sebelumnya, dimana mereka ketergantungan dengan Dimitar Berbatov. Akan tetapi, Atletico tentu tidak mau kehilangan Aguero dengan harga yang murah. Hal ini yang membuat negosiasi berjalan mandek karena tidak sesuai dengan keinginan Fergie yang menilai pemain seperti Aguero belum layak dihargai 20 juta ke atas.

“Kami punya kesempatan untuk merekrut Aguero dari Atletico Madrid. Tetapi agennya menuntut harga yang tidak siap kami bayar. David (Gill) dan saya tidak siap untuk naik ke tingkat seperti itu,” tutur Ferguson dalam bukunya Leading.

Manchester City akhirnya menjadi tim yang sukses mendaratkan Aguero. Dengan kekuatan uang Uni Emirat Arab, mereka menggelontorkan 38 juta paun. Tetangga tidak ingin kehilangan kesempatan untuk mendatangkan pemain sekaliber Aguero meski sebelumnya mereka sudah memiliki Edin Dzeko, Mario Balotelli, dan Carlos Tevez, di lini depan.

Jika melihat performa Aguero sekarang ini, maka United memang patut menyesal mengapa tidak mau menuruti permintaan harga dari pihak Atletico Madrid. Sekarang ia menjadi top skor sepanjang masa The Cityzens dengan torehan 210 gol dari 307 penampilan. Tidak hanya itu, mantan pemain Independiente ini juga telah menggelontorkan sembilan gol setiap derby Manchester. Gol terakhir baru ia buat minggu lalu saat City mengalahkan United 3-1.

Selain Aguero, United juga kehilangan Samir Nasri yang sama-sama diambil oleh tetangga mereka. Tercatat, Ferguson sempat mengadakan pertemuan khusus dengan Nasri di suatu tempat di Paris. Akan tetapi, pertemuan tersebut tidak memberikan dampak apapun karena Nasri akhirnya lebih memilih City.

“Saya sempat bertemu Sir Alex di sebuah tempat terpencil di Paris untuk menghindari rumor. Tetapi satu yang menjadi masalah adalah saya diminta meyakinkan Wenger agar bisa mengizinkan saya bergabung bersama United. Tetapi saya tidak bisa melakukan itu,” tutur Nasri pada 2015.

Fergie meminta Nasri untuk meyakinkan Wenger agar mau melepasnya di bawah 25 juta paun. Sebelumnya, pihak Arsenal menolak tawaran United yang hanya berada di angka 20 juta paun. Nasri sendiri sebenarnya ingin bermain untuk United. Akan tetapi, kengototan Fergie yang tidak mau membayar 25 juta paun membuat Nasri berpikir kalau mereka tidak terlalu serius ingin merekrutnya. United sendiri kemudian memindahkan target mereka dan memilih membeli Ashley Young.

“City kemudian menunjukkan minat mereka. Mancini meneleponku selama liburan. Sejak saat itu saya yakin kalau mereka adalah yang paling serius kepada saya. Saya tadinya cukup ragu terhadap perkembangan klub ini. Tetapi melihat mereka membeli Aguero, Silva, Balotelli, dan Tevez, keraguan saya mulai mereda.”

“Saya sempat berdiskusi dengan agen saya. Mereka berkata kalau kamu ingin menorehkan sejarah maka kamu bisa pergi ke United. Saya menolak. Saya ingin memenangi titel pada musim pertama saya dan pilihan saya terbukti tepat,” ujarnya.

Satu pemain lain yang sempat terlepas dari buruan United adalah Eden Hazard. United tertarik kepada gelandang lincah asal Belgia tersebut setelah membawa Lille menjuarai Liga Prancis dan Piala Prancis pada musim 2010/11. Akan tetapi, Hazard memilih untuk hijrah ke London bersama Chelsea yang baru saja memenangi Liga Champions pada 2012.

“Ketika mereka menjuarai Liga Champons, saya berkata kepada diri sendiri, ‘Mengapa tidak ke Chelsea?’. United memang memberi penawaran kepada saya tapi melihat Chelsea mempunyai prospek yang indah maka saya yakin kalau klub ini luar biasa,” tuturnya.

Chelsea merekrut Hazard dengan nilai sebesar 32 juta paun. Angka ini hanya dua juta lebih sedikit dari yang ditawarkan Lille kepada United yaitu 34 juta paun. Harga Hazard yang saat itu menyentuh 600 miliar rupiah dianggap tidak masuk akal oleh Sir Alex Ferguson.

“Ada batasan yang harus dipakai untuk mendatangkan pemain yang baik untuk United. Saya melihat beberapa pemain seperti Hazard misalnya. Dia pemain bagus, tetapi 34 juta paun terlalu besar. Sekarang iklim membeli pemain top semakin konyol. Tidak hanya transfer, gaji, dan sekarang ada biaya agen,” ujar Fergie.

Ferguson pun kembali mengubah haluan dengan mendatangkan Shinji Kagawan dan Nick Powell yang harganya jauh lebih murah dibanding Hazard. Akan tetapi, kedua pemain ini justru gagal bersinar bersama Setan Merah. Sementara Hazard menjelma sebagai salah satu pemain terbaik Premier League.

***

Sekilas, United nampaknya menjadi kesebelasan yang cukup pelit untuk membeli pemain-pemain bintang. Hal ini sebenarnya bukan karena United tidak punya uang. Patut diketahui kalau saat itu, United sudah lima tahun tidak mengeluarkan uang diatas 30 juta paun di bursa transfer setelah perekrutan Dimitar Berbatov.

Ferguson hanya menginginkan iklim transfer tidak bergerak liar yang sayangnya tetap tidak bisa ia cegah mengingat perputaran uang di sepakbola Eropa saat ini begitu besar. Tidak hanya itu, saat Ferguson gagal mendatangkan Aguero, Nasri, dan Hazard, United masih dibebani bunga utang yang cukup besar dari efek kedatangan Malcolm Glazer pada 2005 silam.