Foto: Dailymail.co.uk

Masih ada dua pertandingan yang bisa dimainkan Giggs sebelum jabatannya sebagai pelatih sementara berakhir. Laga ketiga adalah pertandingan melawan Hull City di stadion Old Trafford. Inilah laga kandang terakhir Setan Merah pada musim 2013/2014. Sebisa mungkin, laga ini harus memberikan kesan yang manis bagi Giggs yang juga memasuki tahun terakhirnya sebagai pemain.

Baca bagian pertama ketika Ryan Giggs menjadi pelatih Manchester United di sini.

Meski begitu, masih ada rasa kecewa dari kekalahan melawan Sunderland. “Masih kecewa dengan pekan lalu. Aku tidak suka melihat timku bermain. Menjadi manajer, kekalahan akan membentuk perasaan yang buruk.”

Kekalahan itu memang membekas erat di benak Giggs. Dia sampai tidak bisa tidur. Wajar saja karena inilah hasil negatif pertama yang ia dapat sebagai pelatih.

Giggs memulai hari dengan membicarakan formasi seperti apa yang akan ia mainkan pada laga melawan Hull. Bukan tanpa alasan dia membahas tentang hal tersebut karena dia juga ingin terlibat sebagai pemain. Hal ini ia lakukan sebagai bentuk perpisahannya terhadap publik Old Trafford. Giggs dan stafnya yang lain juga sepakat akan memberikan debut kepada Tom Lawrence dan James Wilson.

Yang menarik, Giggs tidak hanya memberikan instruksi kepada para pemainnya saat sesi latihan. Ia juga turut ikut serta bersama Wayne Rooney dan rekan sebagai pemain. Para wartawan juga sudah berspekulasi kalau Giggs tampaknya akan main pada laga melawan Hull.

Saat Giggs melangkah masuk ke Old Trafford, para penonton menjadi riuh. Hal ini dikarenakan tampilan Giggs yang berbeda dengan mengenakan jaket dan celana training. Resmi sudah kalau Giggs akan bermain.

Pertandingan berjalan sangat menarik. United unggul 2-0 melalui gol yang semuanya dicetak James Wilson. Dirasa cukup untuk mempertahankan keunggulan, Giggs kemudian turun dari bench dan melakukan pemanasan. Dan saat dia bersiap masuk, seluruh penonton berdiri memberi tepuk tangan.

United menambah gol melalui Robin van Persie sebelum diperkecil oleh David Meyler. Jelang laga berakhir, Giggs punya kesempatan untuk menutup kariernya dengan gol saat ia mendapat tendangan bebas. Sayang, sepakannya bisa ditahan dengan baik oleh penjaga gawang. “Saya sebenarnya ingin mencetak gol. Tetapi itu tidak terjadi. Tak masalah.”

Terlihat Giggs menahan untuk tidak mengeluarkan air mata. Kariernya di Old Trafford ditutup dengan sangat manis. Sebelum melakukan Lap of Honour, Giggs memberikan sambutan yang diantaranya mengatakan kalau hal-hal baik akan terjadi lagi kepada United.

Jelang pertandingan terakhir melawan Soton, spekulasi semakin deras bermunculan. Rumor Van Gaal semakin kencang, sementara nasib Giggs belum jelas kedepannya akan seperti apa. Yang ada di otaknya hanyalah pertandingan melawan Soton.

“Berikan sesuatu yang bagus pada penggemar. Musim ini memang menjadi musim frustrasi, tapi akan menjadi baik jika musim ini ditutup dengan permainan cantik,” tuturnya sebelum berangkat ke markas Southampton.

Harapan Giggs tersebut justru pupus. Laga itu sendiri berakhir imbang 1-1 dengan satu gol cantik Juan Mata. Para penggemar United memang bersorak, tetapi itu bukan karena penampilan tim melainkan kepastian Liverpool yang gagal menjadi juara liga. Hasil seri menutup karier Giggs sebagai player-manager bersama Setan Merah.

“Aku mulai mengucapkan terima kasih kepada para pemain, staf, dan lainnya. Aku mencoba untuk tidak emosional, jadi aku masuk ke dalam mobil. Di sana, aku malah semakin emosional, menangis, dan benar-benar semakin emosional. Rasanya campur aduk.”

“Terdengar bodoh memang. Tapi saat itu saya benar-benar emosional. Saya tidak bisa melihat Butt karena saya habis menangis. Jadi, saya melambaikan tangan dengan tatapan saya ke arah yang lain.”

Tangis Giggs ternyata sebuah peralihan dari satu peran ke peran yang lain. Beberapa hari kemudian, Giggs tetap bersama United dengan statusnya berganti menjadi asisten Louis van Gaal. Selama dua musim ia menjalani karier sebagai orang kepercayaan Si Tulip Besi sebelum kebersamaannya dengan United benar-benar berakhir pada musim panas 2016.

Tulisan ini diambil dari beberapa harian di Inggris dan disesuaikan dengan situasi dalam film Life of Ryan yang rilis pada 2014 lalu. Tulisan ini juga menjadi bagian dari perayaan ulang tahun Giggs ke-45 pada tanggal 29 kemarin.