Foto: BBC

Selama menyambut Piala Dunia, SetanMerah.net akan mengeluarkan beberapa tulisan mengenai kisah para pemain United yang berkiprah pada ajang empat tahunan tersebut. Untuk edisi pertama kami akan membahas momen kecewanya Wayne Rooney kepada suporter Inggris pada Piala Dunia 2010.

***

“EASY.” Grup terbaik yang pernah dimiliki Inggris setelah The Beatles. Begitu tajuk harian The Sun pada 5 Desember 2009. EASY, yang berarti mudah ini, bukan kata sembarangan karena berasal dari permainan kata-kata dari singkatan nama negara yang tergabung dalam grup C Piala Dunia 2010 Afrika Selatan: England, Algeria, Slovenia, dan Yanks yang memiliki arti orang yang hidup di Amerika Serikat.

The Sun tampak begitu percaya diri ketika melihat undian tersebut. Maklum saja, mengingat kualitas pemain Tim Tiga Singa jelas masih unggul dari mereka semua.

Akan tetapi, rasa percaya diri ini justru tidak tertular kepada para pemain yang bertanding. Inggris kepayahan dalam laga pertama melawan Amerika Serikat. Mereka hanya bermain imbang melawan 1-1 karena blunder konyol sang penjaga gawang, Robert Green.

Hal serupa juga terjadi pada pertandingan kedua melawan Aljazair. Di atas kertas, mudah rasanya mengalahkan wakil Afrika tersebut. Namun yang terjadi di lapangan justru sebaliknya. Inggris bermain buruk dan tanpa kreativitas. Penampilan mereka bak pesepakbola yang sedang terkena anemia. Lesu dan tidak bergairah. Mereka hanya bermain imbang tanpa gol.

Skor akhir yang jelas tidak diinginkan para pendukung Inggris yang sudah jauh-jauh datang. Hanya punya dua poin membuat peluang untuk lolos semakin tipis. Hasil ini kemudian disambut sorakan dari para pendukung Inggris yang hadir di Cape Town saat itu.

Wayne Rooney terlihat paling kesal ketika mendengar makian dari suporternya sendiri. Ada kemarahan yang bergejolak dalam diri Wazza. Ketika ia melangkah menuju ruang ganti, kamera televisi tepat mengarahkan lensanya ke wajahnya.

Memanfaatkan momen tersebut, Rooney langsung mengatakan, “Senang bisa melihat penggemar sendiri mencemooh Anda. Mereka semua adalah pendukung yang setia.”

Sudah pasti Rooney tidak sedang memuji pendukung Inggris. Mana ada pemain sepakbola yang senang ketika disoraki. Begitu juga dengan Rooney. Ekspresi marahnya saat itu menandakan kalau ia tidak mampu mengemban ekspektasi besar para pendukungnya.

Keadaan semakin tidak mendukung. Sehari setelahnya, harian Daily Mirror menulis judul berita mereka pada halaman depan dengan kalimat “What a load of Roobish!” Penggunaan Roo sudah pasti merujuk kepada Wayne Rooney dengan memplesetkan kata rubbish yang berarti sampah.

Musim 2009/2010 adalah musim terbaik Rooney dari segi prestasi individu. Keputusan Sir Alex Ferguson menempatkannya sebagai center forward membuat dirinya sukses mencetak 34 gol di semua kompetisi. Atas penampilan apiknya, ia diganjar penghargaan sebagai pemain terbaik versi PFA. Pencapaian ini jelas menjadi modal penting bagi tim nasional yang saat itu sedang kesulitan mencari striker ulung.

Namun yang terjadi di Afrika Selatan justru sebaliknya. Rooney dan para pemain lain tidak bisa berbuat banyak. Bahkan melawan Aljazair yang dianggap tim terlemah dalam grup itu.

“Rooney tidak punya hak untuk marah kepada para penggemar. Sekarang saya tidak begitu yakin apakah saya masih mau mendukungnya atau tidak karena dia benar-benar memalukan,” kata Ian Adam, suporter timnas Inggris yang hadir saat itu.

“Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan Rooney. Dia dan para pemain lainnya tidak merasa bangga memakai seragam Tiga Singa. Mereka semua tertidur dan saya kesal karena perjalanan jauh saya ke Afrika Selatan diisi dengan lelucon,” tutur Richard Stone, penggemar Inggris lainnya.

Tidak hanya dari penonton, kritik yang lebih menohok datang dari manajer legendaris, Harry Redknapp. Harry menyebut kalau Rooney berada dalam status dijual oleh United, dan menunjukkan penampilan yang seperti laga melawan Aljazair, maka ia yakin bisa mendapatkan mantan pemain Everton itu dengan harga 1,5 juta paun saja.

“Anggap saja Rooney sedang dijual United, lalu ia menunjukkan penampilan seperti laga melawan Aljazair, maka saya bisa mendapatkannya dengan harga 1,5 juta paun saja,” tuturnya.

Satu hari setelah ucapannya membuat panas telinga para pendukung Inggris, Rooney meminta maaf. Ia mengaku kalau pernyataan tersebut ia lontarkan secara spontan karena frustrasi dengan hasil yang terpaksa mereka raih.

“Saya adalah orang yang bersemangat ketika membela timnas Inggris seperti halnya siapa pun. Kemarin malam, saya berkata hal yang tidak pantas saya ucapkan. Perkataan itu muncul karena rasa frustrasi saya atas kinerja tim dan hasil akhir yang harus kita terima. Oleh karena itu, saya minta maaf atas segala tindakan saya pada akhir pertandingan,” tutur Rooney.

Meski menjadi top skor sepanjang sejarah timnas Inggris, namun Rooney tidak pernah beruntung ketika bermain pada ajang empat tahunan tersebut. Pada debutnya dalam Piala Dunia 2006, ia mendapat kartu merah karena menginjak Ricardo Carvalho, sedangkan pada Piala Dunia 2014, Inggris hanya mentok pada babak penyisihan saja.

Oleh BBC, kejadian ini masuk dalam Momen Paling Mengejutkan Sepanjang Sejarah Piala Dunia. Pada akhirnya, juara dunia 1966 ini lolos ke babak 16 besar setelah mengalahkan Slovenia pada laga terakhir. Perjalanan Inggris sendiri pada akhirnya harus terhenti pada setelah dibantai Jerman 4-1.