Foto: Eurosport

Odion Ighalo sudah tiba. Si pemain telah mendarat dengan selamat di Manchester setelah diresmikan Manchester United sebagai penggawa anyar mereka di sisa musim kompetisi 2019/2020. Ia sudah tiba di Hotel Lowry yang menjadi hotel langganan Manchester United dan tampaknya hanya menunggu waktu saja untuk diperkenalkan secara resmi setelah kesepakatan dibuat.

“Ini mimpi yang menjadi kenyataan karena sejak kecil saya selalu bermimpi tentang Manchester United. Ini menjadi kenyataan sekarang. Benar-benar gila, saya gembira berada di Manchester dan ini kesempatan besar untuk saya. Saya senang bekerja keras bersama tim dan mengakhiri musim ini dengan sangat baik. Sekarang saya mau bersantai dulu karena perjalanan sangat jauh. Besok (Selasa ini) saya mulai bekerja,” kata Ighalo.

Sayangnya, pemain asal Nigeria ini kudu bersabar. Setelah menjalani laga melawan Wolves, United akan libur dulu selama dua minggu dan baru akan bermain pada Selasa dini hari ketika mereka akan dijamu Chelsea. Waktu yang panjang ini jelas bisa digunakan bagi Ighalo untuk memulihkan fisiknya mengingat ia sudah lama tidak bermain sepakbola karena kompetisi Liga Cina memang sedang libur.

Masuknya Ighalo diharapkan bisa memperbaiki produktivitas lini depan United. Solskjaer merasa kalau lini depannya belum memberikan usaha yang lebih dalam urusan mencetak gol ke gawang lawan. Oleh karena itu, ia menginginkan striker yang berani mencetak gol bahkan sampai mematahkan hidung dan Ighalo dianggap sebagai jawaban yang tepat.

Bagi Ighalo, kesempatan ini jelas tidak boleh disia-siakan. Atta Aneke, yang merupakan agen Ighalo, bahkan harus begadang sejak jam 11 malam hingga jam enam pagi keesokan harinya untuk menyelesaikan transfer yang lekat dengan bau-bau panic buying ini. Tidak hanya itu, Ighalo harus menunggu nyaris empat tahun untuk membuat mimpinya menjadi kenyataan.

Pada 2016 lalu, Manchester United sebenarnya sudah menaruh hati kepada mantan pemain Udinese ini. Menurut The Sunday Times, kubu United saat itu sudah mempersiapkan 35 juta Pounds untuk diberikan kepada Watford demi bisa mendatangkan Ighalo. United saat itu bersaing dengan Chelsea yang juga menginginkan jasa Ighalo.

Musim 2015/2016 memang menjadi musim yang sulit bagi Manchester United. Khususnya soal produktivitas tim. Meski memiliki Memphis Depay, Wayne Rooney, James Wilson, dan membeli mahal Anthony Martial, namun penampilan lini depan Setan Merah jauh dari kata memuaskan.

Betapa jeleknya lini depan United bisa dilihat ketika mereka hanya membuat 49 gol di Premier League pada akhir musim. Jumlah paling sedikit yang bisa mereka buat sepanjang sejarah Premier League. Ketika kompetisi memasuki pertengahan musim pada saat itu, gol United di liga hanya 22. Bahkan mereka sempat membuat rekor dengan tidak bisa mencetak gol pada babak pertama dalam tujuh laga beruntun di kandang. Inilah alasan mengapa Louis van Gaal butuh seorang penyerang.

Nama Ighalo saat itu memang sedang naik daun. Hingga akhir Desember 2015, ia sudah membuat 13 gol. Bulan terakhir 2015 menjadi bulan terbaiknya saat itu karena berhasil menyarangkan lima gol dari lima penampilan yang membuatnya diganjar penghargaan pemain terbaik bulan Desember.

Namun, kepindahan itu tidak terealisasi. Watford enggan melepas striker andalannya tersebut. Hal itu bisa dimaklumi mengingat The Hornets sedang bersaing memperebutkan posisi tujuh besar yang bisa membawa mereka meraih tiket ke Eropa. Apalagi di saat yang bersamaa, Troy Deeney, teman duet Ighalo, juga sedang dilirik klub-klub lain.

“Sulit bagi Ighalo untuk meninggalkan klub karena dia adalah pemain penting bagi kami. Ia adalah pemain yang berbakat. Sungguh membanggakan tim seperti kami mendapat lirikan dari klub besar Premier League. Namun, saya lebih bangga kalau bisa menahan pemain hebat yang kami miliki,” kata Quique Sanchez Flores, manajer Watford saat itu.

Pada akhirnya, Manchester United tidak mendapatkan buruan utamanya tersebut. Meski begitu, ada satu hal yang patut disyukuri dari kegagalan itu. Dengan sedikitnya striker yang bisa mencetak gol ke gawang lawan, Van Gaal melakukan spekulasi dengan mengorbitkan Marcus Rashford dari akademi. Sebuah perjudian yang berhasil karena Rashford berkembang dengan pesat hingga sekarang.

Selain itu, performa Ighalo juga merosot ketika kalender berganti jadi 2016. Setelah mencetak gol ke gawang Newcastle United pada 23 Januari, ia mandul dan absen menjebol gawang lawan dalam 12 pertandingan beruntun sebelum mencetak gol lagi ketika Watford kalah 4-2 dari Norwich. Bahkan dalam rentang 23 Januari 2016 hingga 23 Januari 2017, Ighalo hanya membuat tiga gol meski bermain dalam 33 pertandingan di Premier League.

Sebenarnya, keberhasilan United mendapatkan Ighalo juga tidak lepas dari orang peninggalan Van Gaal yaitu Marcel Bout yang merupakan kepala pemandu bakat global Manchester United. Menurut jurnalis Sky Sports, Kaveh Solhekol, perekrutan Ighalo bisa jadi ada campur tangan Marcel. Pria Belanda tersebut tampaknya masih penasaran dengan kegagalan Van Gaal mendatangkan Ighalo empat tahun lalu sehingga hal itu dimanfaatkan kembali saat ini ketika United sedang krisis striker. Kaveh sendiri tidak yakin United benar-benar menjadikan Ighalo sebagai target utama atau paling tidak mengawasinya secara detail performanya langsung dari Cina.