Dekade 90-an Manchester United menggebrak sepakbola Inggris melalui kehadiran Class of 92. Remaja-remaja lulusan akademi United saat itu mampu tampil baik sebagai satu kesatuan dan menjadi simbol kesuksesan Setan Merah dalam meraih beberapa gelar di kompetisi domestik maupun Eropa.

Akan tetapi, dari enam anggota generasi 92 saat itu, terdapat dua nama yang potensinya saat itu sulit dimaksimalkan oleh Sir Alex Ferguson. Kedua pemain itu adalah Phil Neville dan Nicky Butt. Dibandingkan keempat rekannya yang lain, dua pemain ini adalah pengoleksi caps United paling sedikit. Jumlah penampilan keduanya bahkan masih di bawah David Beckham yang hijrah lebih dulu dibanding mereka.

Talenta Phil yang disia-siakan Fergie

Siapa yang tidak kenal Phil Neville. Adik dari Gary Neville ini merupakan pemain yang mampu memiliki keahlian bermain di beberapa posisi. Selain di pos bek kiri yang menjadi tempat favoritnya, Phil juga sanggup bermain sebagai gelandang tengah. Beberapa kali ia tampil apik di posisi tersebut ketika United meraih Premier League musim 2000/2001. Fergie bahkan menyebut kalau Phil adalah jenis pemain yang siap mati untuk United.

“Phil adalah pemain yang bisa disuruh begini: ‘Phil saya mau kami lari ke atas gunung, lalu balik lagi dan menebang pohon itu.’ Dia akan langsung menjawab, ‘Siap bos, mana gergajinya?” ujar Fergie dalam My Autobiography. Sikap seperti ini yang membuat Fergie begitu menyukainya.

Meski memiliki sikap yang tangguh namun Phil hanyalah sebatas cadangan untuk seorang Denis Irwin. Sir Alex lebih menyukai Irwin yang ketika itu mampu bermain konsisten di setiap pertandingannya. Fergie sendiri bahkan bingung harus seperti apa memanfaatkan potensi Phil.

“Dalam satu kesempatan Gary datang ke rumah dan mengatakan kenapa peran Phil semakin berkurang. Saya hanya bisa menjawab kalau saya pun tidak tahu mesti berbuat apa. Dia anak yang hebat,” ujar Fergie.

Proses kepindahan Phil dimulai ketika dirinya dipanggil oleh Fergie ke rumahnya. Fergie mengatakan kalau dia telah merugikan talentanya yang hanya bisa dimanfaatkan sebagai pelapis. Istri dari Phil, Julie bahkan menangis ketika sang suami dipersilahkan meninggalkan Manchester. Bahkan istri Fergie, Cathy mengaku kaget atas keputusan dari suaminya tersebut.

“Ketika mereka pulang, Cathy berkata, “Kamu tidak akan melepas dia kan? Dia itu anak yang baik. Saya menjawab ini semua untuk kebaikan dia. Apa yang saya rasa lebih sakit dibanding apa yang dia rasakan sekarang.”

Phil kemudian hijrah pada musim panas 2005/2006 ke Everton dengan nilai 3,6 juta paun. Ia mengumpulkan 386 penampilan dan menjadi alumnus Class of 92 dengan caps terendah. Selepas aktif bermain Phil sempat menjadi asisten manajer di Manchester United, Valencia. Saat ini, ia dikabarkan akan menjadi manajer tim sepakbola wanita Inggris.

Nicky Butt, Pelapis Bermental Baja

Jika Fergie merasa talenta Phil tidak layak untuk dijadikan sebagai pemain pelapis. Maka lain halnya dengan Nicky Butt. Pemain yang memulai debut pada November 1992 ini sejak awal sudah dipersiapkan sebagai pemain pelapis.

Meski karir Butt lebih panjang dibandingkan David Beckham, namun ia bukanlah andalan dari Sir Alex Ferguson karena kalah saing dengan Paul Ince dan Roy Keane. Ia bahkan tergeser oleh Paul Scholes yang debutnya lebih muda dua tahun dibandingkan dirinya.

Butt baru mulai mendapatkan kesempatan main jauh lebih banyak pada musim 1997/1998. Saat itu dia sanggup menggantikan Roy Keane yang cedera panjang dan masuk dalam skuad terbaik Premier League di akhir musim. Sayangnya, sekembalinya Keane dari cedera, Butt kembali tergusur ke bangku cadangan. Butt baru benar-benar dimainkan apabila Fergie ingin United tampil lebih bertahan.

Sama seperti Phil Neville, Butt juga mampu menjawab tantangan dari Fergie ketika mendapat kesempatan. Ia tampil baik menjaga lini tengah United ketika menghadapi Bayern Munich di final liga Champions 1999. Saat itu dia tampil menggantikan posisi Keane yang absen karena akumulasi kartu.

Kesempatan main yang lebih sering juga menjadi alasan mengapa Butt akhirnya keluar dari United. Dialah anggota kedua generasi 92 yang hijrah dari United setelah Becks. Fergie menjualnya ke Newcastle United pada 2004 dan bertahan selama enam musim.

“Melepas Nicky Butt sama traumatisnya ketika saya melepas Phil. Di saat kami sulit menang, pemain bermental tangguh macam Nicky Butt amat sangat diperlukan. Meski ia hanyalah pelapis, tapi dia tetap pemain yang penting,” ujar Fergie.

Setelah tidak aktif lagi bermain bola, Nicky sempat menjadi manajer di beberapa kesebelasan sebelum akhirnya kembali ke United sebagai direktur pengembangan tim muda United. Di bawah pimpinannya, Setan Merah berhasil menelurkan talenta-talenta baru macam Marcus Rashford, Timothy Fosu Mensah, Scott McTominay, hingga Axel Tuanzebe.

***

Tulisan ini dibuat untuk Phil Neville dan Nicky Butt yang sama-sama berulang tahun pada 21 Januari kemarin. Phil berulang tahun ke-41 sementara Nicky merayakan hari jadinya yang ke-43.