Foto: Mirror.co.uk

Negara-negara barat kompak merayakan Halloween. Setiap tanggal 31 Oktober, mereka akan mengenang orang-orang yang telah meninggal dunia. Biasanya, perayaan Halloween identik dengan kostum-kostum serta dandanan yang menyeramkan.

Sepakbola sendiri tidak lepas dari hal-hal yang sifatnya menyeramkan. Tragedi Heysel 1985 dan Hillsborough 1989 menjadi kisah kelam bagi para penonton sepakbola. Bagi pemain, kejadian menyeramkan juga tidak luput dari mereka. Seringkali, ada pemain yang tiba-tiba menemui ajal ketika bermain di atas lapangan. Atau tekel-tekel horror yang kerap menjadi pemutus karier seorang pemain sepakbola.

Terkait tekel horor, salah satu kanal radio sepakbola terbesar Inggris, TalkSPORT, mengenang kembali salah satu tekel mengerikan yang pernah terjadi di sepakbola. Mereka kemudian memilih untuk mengangkat kembali momen ketika terjangan pemain Liverpool, Neil Ruddock, mematahkan dua kaki striker United, Andy Cole.

Mencari video terkait tekel ini terbilang sulit. Wajar, patahnya tulang di dua kaki Andy Cole sudah menunjukkan bagaimana mengerikannya kejadian tersebut. Selain itu, kejadiannya pun hanya terjadi dalam duel tim cadangan yang biasanya jarang sekali ada yang mendokumentasikan.

TalkSPORT pun memutar kembali rekaman wawancara mereka dengan Ruddock terkait tekel tersebut. Yang menarik, mantan pemain West Ham ini tidak pernah merasa menyesal telah melakukan tindakan brutal tersebut.

“Pada dasarnya saya senang menerjang Andy Cole. Aku tahu kalau aku tidak pantas melakukan hal tersebut dengan mematahkan kedua kakinya. Tapi saat itu dia membuatku kesal. Jika saya boleh jujur, saya hanya ingin mematahkan satu kakinya saja. Saya tahu itu bukan tindakan cerdas, tapi itu adalah tekel yang hebat,” tuturnya.

Semasa aktif bermain, Ruddock memang dikenal sebagai pemain yang memiliki agresivitas yang sangat tinggi. Permainannya tanpa kompromi yang mengingatkan para penggemar United dengan sosok Roy Keane. Tekel brutalnya menjadi cara untuk menghentikan pemain, tidak penting apakah tekelnya tersebut berbahaya atau tidak. Hal ini membuat ia dijuluki sebagai razor Ruddock.

Patahnya kaki Cole membuat duet sehati Dwight Yorke ini tampil tidak optimal sepanjang musim 1996/1997. Ia hanya bermain 28 kali sepanjang musim dan menjalani 10 laga Premier League sebagai pemain pengganti. Jumlah golnya pun merosot ke angka tujuh setelah musim sebelumnya membuat 13 gol.

Ruddock sendiri mengaku kalau ia sengaja melakukan tekel tersebut karena tidak suka dengan sosok Cole. Rasa benci Ruddock kepadanya terkait dengan hubungan yang kurang harmonis antara Cole dengan striker United lainnya, Teddy Sheringham. Ruddock adalah sahabat karib dari Teddy dan dia membantu meluapkan kekesalan rekannya tersebut.

“Saya berteman baik dengan Teddy Sheringham dan Teddy tidak menyukai Cole, dan jika Teddy tidak menyukai sesuatu maka saya juga akan sama seperti dia.”

Dua striker nasional Inggris ini memang dikenal tidak menyukai satu sama lain meski memperkuat satu klub dan berperan untuk membawa United meraih treble. Semua diawali dari laga uji coba pada 29 Maret 1995 antara Inggris melawan Uruguay. Saat itu lambaian tangan Cole yang masuk menggantikan Teddy, tidak digubris oleh si pemain.

“Dia membuat debut timnas saya berjalan mengecewakan,” kata Cole. Saat saya melambaikan tangan, saya berharap dia memberikan motivasi kepada saya, tapi ternyata dia hanya berlalu. Saya tidak tahu apa yang terjadi karena saya tidak punya masalah dengannya.”

Yang menarik, Cole sendiri tidak mempermasalahkan tekel Ruddock yang mematahkan kedua kakinya. Ia bahkan bisa lebih cepat memaafkan Ruddock alih-alih Sheringham yang pernah bermain bersamanya selama empat musim.

“Saya sudah tidak mempermasalahkan tekel itu. Saya cepat sekali pulih dan mengalahkan mereka 3-1 untuk membawa tim meraih gelar. Saya sudah memaafkannya. Saya bahkan lebih senang menghabiskan waktu saya dengan minum the bersama Ruddock alih-alih Sheringham,” tulis Cole dalam kolomnya di Independent.