foto: manutd.com

Jelang keberangkatan skuat Feyenoord ke Old Trafford, memori penulis kembali teringat akan kejadian yang berlangsung 19 tahun lalu. Saat itu skuad United yang diasuh oleh Sir Alex Ferguson melawat ke De Kuip, markas dari De Rotterdamers, dalam lanjutan penyisihan grup Liga Champions musim 1997/1998. Itu adalah kejadian yang mengingatkan penulis kepada sebuah teken mengerikan yang hampir saja membuat karir salah satu pemain United berakhir.

Empat hari setelah membantai Sheffield Wednesday 6-1, skuat United bersiap berangkat ke Rotterdam untuk menghadapi Feyenoord. Setan Merah saat itu butuh kemenangan untuk membuka jarak dengan Juventus untuk memastikan diri lolos ke babak selanjutnya.

Pertandingan tersebut berjalan lancar bagi United. Di akhir pertandingan, mereka meraih kemenangan 3-1 lewat hattrick yang dibuat oleh Andy Cole. Feyenoord hanya mampu membalas lewat tendangan Igor Korjenev pada menit ke-86. Namun setelah gol dari Korjenev tersebut pertandingan justru berjalan mengerikan bagi United.

Ketika menguasai bola, pemain United lebih memilih mengendurkan serangan dan memilih memainkan operan kaki ke kaki. Akan tetapi setiap Scholes dkk., memegang bola, mereka selalu mendapat ganjaran berupa tekel-tekel keras. Henk Vos bahkan melayangkan sikut untuk Gary Neville ketika duel udara. Igor Korneev bahkan sempat menendang bagian vital Paul Scholes. Namun puncak dari kefrustrasian pemain Feyenoord adalah ketika Paul Bosvelt melancarkan tekel brutal ke arah lutut Dennis Irwin.

Alih-alih merebut bola, Bosvelt datang dari belakang dengan niat yang seperti ingin menghancurkan kaki Irwin. Irwin mengerang kesakitan yang kemudian membuat Fergie berang dan memaki Geert Meijer, caretaker Feyenoord saat itu. Meijer yang tidak terima pun membalas dengan meludahkan permen karetnya ke arah Ferguson. Bosvelt sendiri hanya mendapatkan peringatan saja dari wasit Sandor Puhl.

Setelah pertandingan, Fergie melarang para pemainnya untuk bertukar kaus. Manajer kelahiran 1941 ini bahkan mengkritik kinerja Puhl.

“Wasit berada dalam mood yang sangat-sangat lembut. Saya pikir dia bisa memberi beberapa kartu merah,” tutur Fergie yang dikutip dari independent.

Kejadian ini membuat UEFA melakukan investigasi. Puhl yang tiga tahun sebelumnya memimpin final Piala Dunia 1994 diberikan sanksi berupa skorsing hingga musim 1997/1998 berakhir. UEFA merilis pernyataan bahwa apa yang dilakukan Puhl dengan tidak memberi sanksi kepada Bosvelt adalah tindakan yang salah.

Bosvelt sendiri tampak tidak tertekan setelah melakukan tekel liar tersebut. Namun setelah pertandingan segalanya berubah. Pemain kelahiran 26 Maret 1970 ini mendapat cacian bertubi-tubi atas perilakunya tersebut. Meski sudah meminta maaf, Bosvelt bahkan merilis permintaan maaf ulang dalam sebuah acara televisi di Belanda. Sementara Denis Irwin sendiri sudah memaafkan perilaku Bosvelt.

“Beberapa hari setelah kejadian itu, dia (Bosvelt) mengirim fax ke Old Trafford untuk mengatakan ia tidak tahu bahwa perbuatannya mengundang reaksi keras dari publik. Ia menyesal bahwa tindakan itu terjadi,” ujar Irwin

Irwin menambahkan, “Dari laporan yang saya punya, dia bukan jenis anak yang melakukan tindakan semacam ini. Setidaknya dia saat itu langsung meminta maaf. Sekarang saya tidak bisa melakukan apapun. Saya hanya ingin bermain lagi.”

Setelah kejadian itu, Bosvelt kemudian mendapatkan denda berupa 10.000 pounds. Irwin sendiri harus absen selama enam minggu. Irwin beruntung karena kerusakan ligament di lututnya tidak terlalu parah.

Selain Irwin, tercatat lima pemain penting United harus mengalami cidera panjang di musim tersebut. Sebelum Irwin, Roy Keane harus menepi selama semusim penuh, disusul kemudian Gary Pallister, Ryan Giggs, Steve Bruce, dan Petr Schmeichel. Hilangnya beberapa pemain tersebut menjadi salah satu faktor United tidak mendapatkan gelar apapun di musim tersebut.