Laga Manchester United melawan Nottingham Forest pada Rabu (28/12) dini hari nanti akan menjadi pertemuan ke-105 bagi kedua kesebelasan. Tidak hanya itu, pertandingan ini juga akan menjadi pertemuan kali pertama kedua tim setelah terpisah divisi selama kurang lebih 23 tahun.

Pertemuan terakhir kedua kesebelasan terjadi pada 6 Februari 1999. Di City Ground saat itu, Setan Merah berhasil menang telak dengan skor 8-1. Ini menjadi kemenangan paling telak yang pernah diraih United setelah kemenangan 9-0 melawan Ipswich empat tahun sebelumnya.

Pertandingan ini juga dikenal karena momen gila yang dilakukan oleh Ole Gunnar Solskjaer. Ia mencetak empat gol alias quattrick dalam laga itu. Tidak sembarangan quattrick karena semua empat gol yang ia cetak saat itu dibuat setelah ia masuk menjadi pemain pengganti.

Kita semua sudah tahu kalau Solskjaer kerap dijuluki sebagai supersub. Kehadirannya kerap menolong klub apabila dalam situasi tertinggal atau ketika tim sedang mengalami kebuntuan. Namun yang terjadi di City Ground saat itu tentu tidak disangka-sangka, bahkan oleh si pemain maupun pendukung United itu sendiri.

“Saya saat itu hanya ingin membuktikan diri kepada asisten manajer baru (Steve McClaren). Saya tidak pernah berniat hanya masuk untuk memegang bola. Mencetak empat gol begitu istimewa,” kata Solskjaer.

Pada pertandingan tersebut, Ole kembali memulai laga sebagai pemain cadangan. Seperti biasa, Alex Ferguson lebih mempercayai lini depannya kepada Andy Cole dan Dwight Yorke dalam skema 4-4-2. Lini tengah diisi oleh Beckham, Scholes, Keane, dan Blomqvist. Sedangkan Neville bersudara, Ronny Johnsen, dan Jaap Stam berdiri tepat di depan Peter Schmeichel.

Tanpa Solskjaer, United sebenarnya menguasai pertandingan dengan cukup mudah. Maklum saja mengingat Forest saat itu adalah penghuni dasar klasemen dan baru mendapat tiga kemenangan sehingga United tidak kesulitan mendominasi pertahanan mereka.

Laga baru berjalan dua menit, Dwight Yorke mencetak gol memanfaatkan umpan silang Paul Scholes. Akan tetapi, Alan Rodgers menyamakan kedudukan melalui serangan balik. Tidak butuh waktu lama, Andy Cole kembali membuat United unggul memanfaatkan umpan panjang Jaap Stam sekaligus menjadi penutup babak pertama.

Kedua pemain ini kembali menyumbang gol saat babak kedua dimulai. Cole mencetak gol keduanya memanfaatkan bola muntah Yorke, sedangkan Yorke melakukan tap in dari serangan yang dibangun Jesper Blomqvist. Unggul 4-1 dan penampilan Forest yang semenjana, membuat Ferguson sedikit mengendurkan serangan dan mengganti beberapa pemainnya.

Pada menit ke-72, Yorke ditarik keluar untuk memberi kesempatan kepada Ole Gunnar Solskjaer. Pelatih tim utama United saat itu, Jim Ryan, sebenarnya hanya meminta Ole untuk mempertahankan keunggulan.

“Kesempatan bagimu akan datang, kita sudah menang 4-1 sehingga tidak perlu melakukan sesuatu yang bodoh. Tetap pertahankan skor ini,” kata Ryan seperti dilansir TalkSport.

Alih-alih mempertahankan keunggulan, Ole justru membuat keunggulan United semakin melebar. Semua dimulai dari menit ke-80 saat Ole meneruskan bola silang kiriman Gary Neville dari sisi kanan yang membuat Dave Beasant seperti kiper amatiran.

Beasant selanjutnya dikelabui langsung oleh Ole dalam proses gol keduanya. Lolos dari jebakan offside, Ole sempat melakukan chip yang digagalkan Beasant. Akan tetapi, bola justru kembali jatuh di kaki Ole yang dengan berani mengecoh Beasant sebelum melepaskan sepakan ke pojok kanan gawang.

Jelang laga usai, Ole mendapat bola diagonal dari Paul Scholes. Menahan dengan kaki kiri, Ole kemudian melepaskan sepakan keras dengan kaki kanan. Yang menarik, meski sudah mencetak hattrick, Ole menyikapi tiga golnya tersebut dengan perayaan yang ala kadarnya. Gol terakhir kemudian didapat beberapa detik kemudian memanfaatkan asis dadakan Nicky Butt.

“Penyelesaian akhirnya luar biasa. Saya bersalah tentang pemilihan tim. Dia benar-benar layak mendapatkan yang lebih baik. Tapi faktanya dia lebih baik daripada siapa pun di klub sebagai pemain pengganti. Dia tidak terganggu meski datang dari bangku cadangan. Dia menemukan alurnya dengan mudah,” kata Ferguson.

Layaknya sebuah anomali, Ferguson justru merasa salah dalam pemilihan tim karena ia merasa dengan performa sebagus itu, Ole layak main sebagai starter. Hal ini berbeda dengan Ron Atkinson, manajer Forest, yang justru tampak santai meski timnya sudah dibantai.

Mantan manajer United itu justru berkata setelah laga kalau ia telah memberikan “thriller sembilan gol.” Sebuah ucapan yang memantik amarah suporter. Yang lebih kocaknya lagi, istri Atkinson menjadikan hasil tersebut sebagai lelucon karena keesokan harinya ia membangunkan suaminya pada pukul sembilan.