Foto: Goal.com

Sepanjang sejarahnya, Manchester United baru tiga kali merekrut pemain yang berasal dari wilayah Asia Timur. Korea Selatan, Tiongkok, serta Jepang, masing-masing menyumbangkan satu pemain. Wakil Korsel, Park Ji Sung, berhasil menjadi legenda Setan Merah. Di sisi lain, duta Tiongkok yaitu Dong Fangzhuo, gagal bersinar. Sementara itu, pemain pertama United asal Jepang, Shinji Kagawa, seperti ada di persimpangan apakah dirinya adalah pemain yang berhasil atau gagal sebagai prajurit merah.

Cedera yang Mengganggu Performanya di United

12 Mei 2012, saat itu Sir Alex Ferguson yang semakin menua rela untuk datang jauh-jauh dari Manchester menuju Berlin hanya untuk melihat pemuda lincah bernama Shinji Kagawa sedang meliuk-liuk pertahanan Bayern Munich. Fergie bersama Mick Phelan saat itu hanya butuh tiga menit untuk yakin kalau Shinji harus mendarat di Manchester. Fergie mengatakan dalam autobiografinya, “Yang saya perhatikan pertama kali adalah otaknya yang tajam untuk sepakbola.”

Sebulan berselang, Fergie pun mendapatkan incarannya. Mantan pemain Cerezo Osaka ini langsung nyetel di dua laga awal Liga. Debutnya di Teater Impian pun ditandai dengan satu golnya ke gawang Fulham. Semuanya berjalan lancar bagi Kagawa sampai cedera lutut melawan Braga membuatnya absen sebanyak 15 laga.

Sekembalinya Kagawa ke skuat pun ternyata tidak menjamin tempatnya di skuad inti. Hingga akhir musim 2013 pun ia hanya empat kali menyelesaikan laga selama 90 menit. Selama Kagawa absen, Fergie juga sudah menemukan pola permainan yang pas untuk timnya apabila bermain tanpa Kagawa. Toh pemain kelahiran 1989 ini juga lebih sering diturunkan di sayap kiri ketimbang di posisi aslinya sebagai gelandang serang. Akan tetapi semua itu diterima Kagawa dengan lapang dada.

“Mungkin ini (rotasi) adalah tradisi klub. Tapi jelas perbedaan besar daripada di Dortmund. Yang jelas ini pengalaman pertama saya bermain di sebuah klub yang terus menang meski dengan pemain yang berbeda setiap pekannya. Saya pikir ia (Fergie) sangat menakjubkan,” ujar Kagawa dikutip dari Inside United Agustus 2013.

Meski demikian, di akhir musim Kagawa mampu menorehkan betapa catatan manis. Salah satunya adalah ia menjadi pemain Jepang pertama yang mampu meraih gelar juara Liga Inggris. Selain itu Kagawa juga menjadi orang Nippon pertama yang mencetakh hattrick di kompetisi liga ketika United mengalahkan Norwich 4-0.

Ia menambahkan, “Begitu sulit untuk mencetak hattrick di manapun jadi sangat luar biasa ketika mencetak tiga gol di Old Trafford. Saya harus bermain seperti itu di musim depan dan terus konsisten. Saya pikir penting untuk saya bekerja keras dan terus berlatih karena itu semua adalah alasan untuk bermain di luar negeri.”

Dijual Setelah Bermain Hanya Selama 20 menit

Sayangnya kerja keras pria kelahiran Kobe ini tidak sejalan dengan apa yang diinginkan David Moyes semusim berselang. Kagawa hanya diturunkan sebanyak 18 kali di liga meski jumlah penampilannya di semua ajang meningkat. Ia juga kalah bersaing dengan Juan Mata yang baru dibeli United per Januari 2014.

Apa yang dilakukan Moyes ternyata tidak sekejam dengan apa yang dilakukan oleh Louis van Gaal. Ia menilai Kagawa hanya dengan melihatnya di satu pertandingan saja. Apesnya dalam laga itu Kagawa cedera kepala di menit 20 serta United kalah 0-4 dari MK Dons di ajang Piala Liga. Seakan mengikuti julukannya sebagai “si tulip besi”, Van Gaal kemudian mem-PHK sembilan dari 11 starter dalam kekalahan memalukan itu termasuk Kagawa.

Pertentangan terkait peran disinyalir menjadi alasan keputusan Van Gaal melepas Kagawa. Saat itu, Kagawa punya kesempatan untuk rutin mengisi posisi nomor 10 karena Rooney yang sudah mengalami penurunan performa. Akan tetapi, Van Gaal ingin pemainnya bisa main di segala posisi maupun peran. inilah yang tidak bisa dilakukan oleh Kagawa.

“Kagawa belum paham filosofi saya. Dia ingin main di nomor 10, sedangkan saya ingin dia bisa bermain sebagai nomor 6 atau nomor 8,” kata Van Gaal.

Menjadi Aktor Kedatangan Mkhitaryan

Beberapa hari yang lalu, Sosok murah senyum ini berbincang kepada Four Four Two. Baginya apa yang terjadi di United adalah sebuah pengalaman untuk dirinya di usianya yang saat itu masih tergolong muda.

Ia mengutarakan, “Saya masih muda. 24 atau 25 tahun saat itu. Saya punya banyak pengalaman di sana yang membantu saya tumbuh dan kembali pada saat itu saya hanya harus konsentrasi dan fokus untuk selalu melakukan yang terbaik. Saya harus menerima apa yang sudah terjadi.”

Meski ada nada sedikit kecewa dari ungkapan Kagawa, akan tetapi ia sejatinya begitu mencintai United. Salah satu buktinya adalah ia menjadi sosok utama dalam keberhasilan United mendatangkan Henrikh Mkhitaryan di musim ini.

Selain itu meski hanya memiliki 57 penampilan dan enam gol saat berbaju merah, kehadiran seorang Shinji Kagawa telah memberikan warna baru bagi sejarah Setan Merah. Beberapa sejarah juga berhasil ia ciptakan seperti menjadi pemain Asia pertama yang mencetak tiga gol di Liga Inggris, dan pemain Jepang pertama yang mendapat medali Liga Inggris.