Dari 18 gol tendangan bebas yang pernah dibuat David Beckham di Premier League, gol ke gawang Everton pada 11 Mei 2003 mungkin adalah gol terbaik dan penuh arti yang pernah ia buat. Gol tersebut tidak hanya tercipta berkat keindahannya namun juga menjadi salam perpisahan dirinya kepada suporter Manchester United kala itu.

United benar-benar beruntung memiliki David Beckham. Dia adalah salah satu pemain terbaik di generasinya. Meski tidak dibekali dengan kaki kiri bagus, sundulan yang bagus, fisik memadai, atau kecepatan yang merepotkan bagi pemain lawan, Beckham dibekali dengan kaki kanan terbaik yang pernah dimiliki dunia sepakbola.

Sejak debut pada 1992, banyak striker United yang mendapatkan pelayanan ekstra dari Beckham. Berkat Beckham, para pencetak gol ini tidak perlu susah payah dalam mencari bola. Justru bola yang akan menghampiri mereka. 101 assists adalah bukti betapa luar biasanya pemain kelahiran 2 Mei 1975 ini.

Sayangnya, Beckham tidak bisa pensiun bersama United. Ia harus meninggalkan tim pada usia yang masih tergolong emas yaitu 28 tahun. Seandainya ia bisa bertahan lebih lama lagi maka bukan tidak mungkin United akan mendapat banyak gelar berkat sumbangsihnya di sisi sayap sebelah kanan.

Drama konflik dengan Sir Alex Ferguson menjadi awal dari retaknya hubungan keduanya. Beckham murka karena dianggap bermain buruk saat United kalah dari Arsenal pada Piala FA. Hal itu membuat Sir Alex balik menyerangnya dengan sepatu yang mendarat ke pelipisnya. Dari sinilah media akhirnya mulai mengetahui kalau kebersamaan Beckham dengan United tampak akan berakhir pada akhir musim.

Beruntung Beckham adalah profesional yang luar biasa. Dengan sederet konflik yang mengiringi, ia masih mau bermain untuk United. Dengan pelipis yang masih diperban ia masih mau mati-matian membela United saat itu.

Hingga tiba pada 11 Mei 2003. Hari terakhir Beckham berbaju merah. Ia dimainkan sebagai starter pada laga melawan Everton yang memainkan Wayne Rooney muda yang masih berusia 16 tahun saat itu. Laga yang sebenarnya tidak lagi menentukan bagi kedua kesebelasan.

United sudah dipastikan menjadi juara Premier League setelah poin mereka tidak bisa lagi dikejar oleh Arsenal. Di sisi lain, Everton baru saja menjalani musim yang cukup baik bersama David Moyes dengan berada di zona tujuh besar setelah dalam beberapa musim ke belakang selalu berkutat di papan bawah.

Namun United tentu tidak mau pesta juara mereka ternoda. Begitu juga Everton yang ingin timnya mengakhiri laga di Goodison Park dengan kemenangan.

Tuan rumah bisa unggul terlebih dahulu pada menit ke-8. Sundulan Kevin Campbell mengecoh Roy Carroll untuk membawa Everton memimpin 1-0. United kesulitan mencari gol penyama kedudukan. Sederet peluang bagus tercipta tapi tidak ada yang bisa menjadi gol.

Sampai pada akhirnya mereka mendapat tendangan bebas pada menit ke-42. Beckham siap untuk mengeksekusi. Melihat dari ancang-ancangnya, Beckham tampak ingin menendang langsung ke gawang. Sebuah upaya yang tergolong mustahil. Pasalnya, posisi tendangan bebas itu berada di halfspace pertahanan Everton sehingga sulit untuk ditendang langsung ke gawang.

Namun, tidak ada yang tidak mungkin bagi Beckham. Dengan segala kemustahilan itu, ia mampu melepas tendangan ke gawang Richard Wright dengan baik. Lengkungan bolanya benar-benar membuat semua penonton terkesima.

Gol itu tidak hanya menjadi persembahan terakhir bagi Beckham kepada United, namun juga menjadi tanda kalau kedepannya suporter United tidak akan lagi bisa menyaksikan keindahan akurasi Beckham mulai musim depan.

Pada babak kedua, United berbalik unggul melalui gol Ruud Van Nistelrooy. Skor 2-1 bertahan hingga akhir pertandingan. Bagi kedua pemain, gol tersebut punya arti yang spesial. Gol RVN membawanya meraih Sepatu Emas Premier League. Sedangkan gol Beckham menjadi gol ke-18 dari tendangan bebas sekaligus mengukuhkan diri sebagai pemain dengan jumlah gol terbanyak dari situasi tendangan bebas hingga saat ini.