Foto: busbybabenation

Welcome to Manchester United, Anthony Martial!

Begitulah reaksi dari komentator senior Sky Sports, Martin Tyler, ketika Anthony Martial mencetak gol dalam debutnya bersama Setan Merah, 12 September lima tahun yang lalu. Bukan gol debut yang sembarangan karena saat itu ia membuatnya ke gawang Liverpool.

Jika Martin langsung memberi ucapan selamat datang, maka lain halnya dengan komentator Bein Sports, Peter Drury. Ia langsung memberi label “pahlawan” kepada pria Prancis tersebut. “Stretford End hero on day one!” ujarnya saat itu. Kedua komentator hebat tersebut sama-sama dibuat takjub oleh gol apik si pemain yang mengecoh Martin Skrtel tersebut.

Mundur jauh ke beberapa hari sebelumnya saat United menghadapi Swansea, dua pekan sebelum Martial mengeluarkan magisnya di Old Trafford. Ketika itu, Wayne Rooney dibuat bingung saat membaca rumor kalau timnya sedang memasuki tahap akhir untuk merekrut Martial. Sang kapten, yang sudah bermain ratusan pertandingan, tidak pernah mendengar ada pemain yang namanya kerap diplesetkan menjadi “Material” tersebut.

“Jujur, ketika di pesawat, Wayne Rooney datang dan bertanya kepada saya “siapa itu Martial?” Ia bertanya karena media menyebut kalau United sedang bernegosiasi untuk mendapatkan dia,” kata Morgan Schnneiderlin.

Rekrutan baru United dari Southampton tersebut kemudian bertindak layaknya seperti makelar. Ia menyebut kalau Martial adalah pemain dengan potensi yang tinggi, mirip seperti Thierry Henry, dan punya kecepatan serta teknik yang mumpuni.

Wajar apabila Rooney tidak tahu Martial. Lagipula, saya juga tidak terlalu mengikuti pemain ini sebelum ia benar-benar bergabung dengan United. Saat masih membela AS Monaco, saya hanya sekali melihat Martial bermain saat mereka menang 3-1 melawan Arsenal. Ketika itu, Martial memberikan satu asis kepada mantan pemain United, Dimitar Berbatov. Saat itu, Martial baru menjalani peningkatan karier yang cukup baik sejak hengkang dari Olympique Lyon. Pada semua kompetisi, Martial membuat 12 gol dan 5 asis. Tentu cukup mengherankan jika United langsung bergerak untuk membeli pemain yang baru semusim bermain baik untuk klubnya.

Rasa heran bahkan semakin menjadi ketika mengetahui kalau United merekrut Martial dengan nilai 36 juta paun. Sebuah angka yang cukup tinggi bagi pemain U-20 saat itu. Bahkan banderol Martial bisa mencapai 58 juta paun apabila semua klausul bisa terpenuhi. Saat itu, United akan membayar 7,2 juta paun per klausul kepada Monaco jika ia mencetak 25 gol, mengumpulkan 25 penampilan bersama timnas Prancis, dan meraih Ballon D’Or sebelum 2019. Sebuah nilai transfer yang membuat Louis van Gaal menyebut United sebagai tim “konyol” karena membayar 10 juta lebih tinggi dibanding peminatnya yang lain.

Namun gol ke gawang Liverpool saat itu langung mengubah semua pandangan kepada Martial. 50 juta paun dianggap tidak menjadi masalah jika United sukses mendapatkan pemain sebagus itu. 50 million down the drain, cause Tony Martial scores again kata para suporter United saat mengumandangkan lagu Martial.

“Dia luar biasa. Kita semua harus ingat kalau dia baru berusia 19 tahun dan tidak bisa bahasa Inggris. Tapi performa awalnya benar-benar begitu luar biasa,” kata Wayne Rooney setelah melihat rekan setimnya mencetak tiga gol dalam tiga laga pertamanya dan meraih gelar Premier League Player of the Month.

Sama seperti Rooney, Van Gaal pun tampak tidak lagi mempermasalahkan banderol si pemain setelah ia mencetak gol debut seperti itu. Sang meneer mengungkapkan kalau dia tidak bisa meminta lebih jika memiliki pemain yang bisa mencetak gol debut dengan proses yang begitu ciamik.

Tercatat, pada musim pertamanya Martial memberi sumbangan 26 gol dengan rincian 17 gol dan 9 asis. Sebuah awalan yang cukup baik. Gol ke gawang Everton pada semifinal Piala FA juga menolong United untuk kemudian menjadi juara Piala FA pada akhir musim. Akan tetapi, bagi Martial gol ke gawang Simon Mignolet akan terus menjadi gol favoritnya.

Lima tahun kemudian, Martial masih berseragam merah United. Tidak ada lagi pemain muda, kini Martial sudah menjadi salah satu pemain dengan pengalaman yang cukup tinggi di Premier League. Proses demi proses sudah ia lalui. Manis pahit perjalanan dia bersama United juga sudah ia rasakan. Musim ini, ia bertekad untuk bisa melebihi pencapaiannya musim lalu saat berhasil mencetak 20 gol pada satu musim kompetisi. Syukur-syukur bisa membawa United memutus puasa gelar Premier League seperti kala ia memutus puasa hat-trick United yang sudah berlangsung selama tujuh tahun.