Setelah kesuksesan Treble musim 1998/1999, Manchester United langsung disibukkan dengan mencari penjaga gawang baru untuk menggantikan Peter Schmeichel yang tidak memperpanjang kontrak di United. Layaknya ajang pencarian bakat, Setan Merah pun melakukan serangkaian audisi. Peserta pertamanya adalah penjaga gawang Australia, Mark Bosnich.

Bosnich sendiri merupakan penjaga gawang binaan akademi United namun hanya mencicipi dua laga sepanjang 1989 hingga 1991. Akan tetapi, keterlambatan Manchester United memasukkan namanya ke dalam skuad serta kalah bersaing dengan rekrutan anyar yaitu Schmeichel membuat dirinya harus kembali mudik ke klub lamanya, Sydney United. Bosnich baru merasakan suasana Premier League setelah direkrut Aston Villa pada 1992.

Bersama The Villans, penampilan penjaga gawang kelahiran New South Wales ini sangatlah baik. Meski statusnya saat itu belum sebagai kiper utama, namun ia mampu menepis dua penalti Spurs ketika mereka berhadapan pada Maret 1994. Sepanjang musim tersebut (1993/1994), ia membuat lima penyelamatan dari Titik Putih. Dua tahun berselang, ia membawa Villa meraih gelar Piala Liga keduanya setelah 1994.

Penjaga gawang bertinggi 186cm ini bertahan di Villa selama delapan musim. Setelah 227 pertandingan, ia kemudian hijrah ke Manchester United dengan status bebas transfer. Anehnya, Bosnich sendiri disebut Fergie sebagai pembelian panik karena kebingungan dengan keputusan Schmeichel yang meninggalkan United. Fergie sendiri sebenarnya lebih menginginkan Van der Sar alih-alih Bosnich. Hal ini disampaikan Sir Alex dalam buku autobiografinya empat tahun lalu.

“Saya mengirim orang untuk melihat penampilan Bosnich. Tetapi dia tidak melakukan apapun yang membuat saya yakin kalau dia adalah kiper yang tepat untuk United. Kemudian saya mengincar Van Der Sar. Saat saya sedang berbicara dengan agennya, Martin Edwards berkata “Maaf sekali Alex, tapi saya sudah jabat tangan dengan Bosnich.”

Kejadian itu membuat Fergie mendapatkan pukulan telak. Selain kapasitasnya yang dianggap pas-pasan, Fergie juga kecewa dengan Bosnich yang tidak memperhatikan berat badannya. Hobi makannya sempat membuat Fergie meminta dirinya untuk melakukan diet.

“Ketika kami bermain melawan Wimbledon pada Februari, dia menyantap semuanya. Roti lapis, sop, dangging panggang, semua dimakannya yang ada di menu seperti seekor kuda. Saya bilang ke dia, Demi Tuhan, Mark, kita harus menurunkan berat badanmu. Kenapa kamu makan semua? Mendengar pertanyaan tersebut, dia hanya menjawab, Saya lapar bos.”

Fergie menambahkan, “Kami kemudian kembali ke Manchester dan Mark sudah menelepon restoran Cina untuk memesan makanan. Setelah kejadian itu, saya kebingungan dan tidak bisa mengubah dia. Dia adalah contoh pemain profesional yang buruk.”

Sikap Bosnich tersebut membuat Fergie kehabisan kesabaran. Ia kemudian memutuskan untuk merekrut penjaga gawang lain yaitu Massimo Taibi yang juga gagal bersama United. Pencarian penjaga gawang baru berakhir setelah keinginan Fergie mendapatkan Van der Sar terealisasi pada 2005.

Apa yang dituliskan oleh Fergie dalam bukunya mendapat tanggapan sinis dari Bosnich. Ia sangat kecewa dengan mantan manajernya tersebut yang menyebut dirinya sebagai pemain yang buruk dan memiliki pola makan seperti kuda.

“Faktanya adalah saya merupakan pemain yang dua kali direkrut United. Di musim pertama, kami menjuarai liga dengan selisih 18 poin dan saya menjadi kiper utama. Sampai hari ini, rekor itu masih bertahan. Saya juga menjadi kiper utama dari klub Inggris pertama yang menjuarari piala interkontinental di Tokyo,” ujarnya.

Selepas dari United, Bosnich memutuskan hijrah ke Chelsea pada 2001. Karirnya hancur setelah pada 2002, ia ketahuan memakai kokain dan mendapat hukuman larangan tampil selama sembilan bulan. Ia sempat memutuskan untuk pensiun sebelum akhirnya kembali pada 2007 dan memperkuat kontestan A-League, Central Coast Mariners. Ia baru pensiun pada 2009 setelah bermain untuk Sydney Olympic.

Tulisan ini dibuat untuk Mark Bosnich yang berulang tahun pada ke-46 pada 13 Januari.