Foto: ManUtd.com

Wasit Phil Dowd ragu apakah dia harus memberikan penalti kepada United setelah Javier Hernandez dijatuhkan oleh Paul Robinson di kotak penalti. Ia kemudian berdiskusi dengan asisten wasit dan menghasilkan kesimpulan kalau Hernandez memang dilanggar dan United mendapatkan penalti.

Wayne Rooney bersiap menendang penalti tersebut dan dia berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Robinson tertipu dan United menyamakan kedudukan 1-1 atas Blackburn Rovers. Skor laga tidak berubah sampai Dowd meniup peluit akhir yang disambut meriah oleh Sir Alex Ferguson dan para stafnya.

Satu poin dari Ewood Park cukup bagi United untuk memastikan gelar juara Liga Inggris ke-19 bagi Setan Merah. Trofi yang membuat mereka sudah sah menjadi tim terbaik di Inggris. Mereka sukses menjatuhkan Liverpool dari singgasananya yang sudah mereka kuasai sejak 1990.

Sebenarnya, kepastian United mendapat gelar ke-19 sudah bisa dipastikan sepekan sebelumnya. Kemenangan 2-1 atas Chelsea membuat United unggul enam poin dari The Blues yang berada di bawah mereka. Sisa dua pertandingan membuat poin United masih bisa disamakan oleh Chelsea meski Setan Merah sebenarnya unggul produktivitas. Oleh karena itu, mereka butuh kepastian agar poin mereka tidak bisa lagi dikejar. Caranya adalah mendapat minimal satu poin dari kandang Blackburn.

Gelar ini begitu spesial bagi United. Tidak hanya memastikan mereka juara untuk ke-19 kalinya, namun mereka juara dengan poin yang sangat sedikit yaitu 80 poin. Angka 80 di Inggris jauh lebih kecil dibandingkan AC Milan yang saat itu juara Serie A (82 poin) dan Barcelona di La Liga (96 poin).

United bukannya tidak pernah juara dengan poin yang minim. Pada musim 1996/1997, mereka juara dengan poin 75. Pada era treble, United hanya mengumpulkan poin 79 saja. Namun sejak 2001/2002, raihan United pada musim 2010/2011 adalah yang terkecil dan masih bertahan hingga sekarang.

Cukup unik melihat perjalanan United saat itu. Tidak ada yang menyangka kalau mereka bisa menjadi juara. Perekrutan mereka cenderung tidak meyakinkan. Jika Chelsea merekrut Yossi Benayoun dan Ramires, Arsenal dengan Marouane Chamakh, dan Man City yang merekrut David Silva, Jerome Boateng, Aleksandar Kolarov, Mario Balotelli, dan James Milner, maka

Sir Alex hanya menambah amunisi dengan merekrut Chris Smalling dan Javier Hernandez yang keduanya sudah direkrut sebelum musim 2009/2010 berakhir. Ketika transfer musim panas resmi dibuka, Fergie hanya membeli Bebe yang saat itu namanya tidak diketahui banyak orang.

Mereka juga terjebak dalam konflik yang melibatkan Sir Alex Ferguson dan Wayne Rooney. Efek perekrutan yang kurang meyakinkan, membuat Wazza bertanya-tanya apakah Fergie masih punya ambisi menjadi juara. Apalagi mereka sudah ditinggal Cristiano Ronaldo dan Carlos Tevez secara bersamaan. Rooney jengah karena penggantinya hanya Antonio Valencia, Gabriel Obertan, dan Michael Owen. Sebuah pertanyaan yang membuat Fergie marah dan mencadangkan Rooney dalam beberapa pertandingan. Apalagi setelah ia diisukan akan pindah ke Manchester City.

Penampilan di lapangan juga tidak terlalu bagus. Dari 19 laga tandang yang dimankan, United hanya menang lima kali dan 10 kali seri. Ini yang membuat poin mereka hanya 80 pada akhir musim. Permainan mereka juga tidak meyakinkan. Dua laga tandang pertama contohnya, United kehilangan tiga poin akibat kecerobohan pada menit-menit akhir. Yang mengenaskan adalah ketika mereka sudah unggul 3-1 melawan Everton, namun harus berakhir lesu karena skor akhir 3-3.

Dalam delapan laga awal, United sudah menderita lima seri yang empat diantaranya diraih pada laga tandang. Lawan yang dihadapi sebenarnya begitu mudah di atas kertas. Namun di lapangan, United kesulitan mengalahkan tim sekelas Bolton, Sunderlang, bahkan West Bromwich Albion yang hasil serinya juga karena kelengahan United yang tidak bisa menjaga keunggulan dua gol.

Syukurlah United masih bisa memaksimalkan Old Trafford untuk mendulang poin. Dari 57 poin yang tersedia, 55 berhasil United dapatkan. Dua poin yang hilang datang dari hasil imbang melawan West Brom tersebut. Selain itu, setiap laga big match yang berlangsung di United, mereka selalu menang. Dua laga spesial sudha pasti ketika United menang 3-2 melawan Liverpool dan salto Rooney ke gawang City.

Oh iya, berbicara soal Rooney, hubungannya dengan Sir Alex Ferguson membaik pada Oktober 2010 dengan ditandai perpanjangan kontrak selama lima tahun. Akan tetapi, hal itu tidak membuat hubungannya dengan suporter menjadi baik. Beberapa kali Rooney dicemooh oleh pendukung United sendiri.

Disaat Rooney belum menemukan permainan terbaiknya, munculah Dimitar Berbatov dan Javier Hernandez sebagai monster di lini depan. Keduanya menutup kompetisi dengan mencetak 20 gol. Berbatov menjadi top skor Premier League dan membuat beberapa pencapaian hebat seperti dua kali hat-trick ke gawang Liverpool dan Birmingham City, dan satu kali membuat lima gol ke gawang Blackburn Rovers di Old Trafford.

United memang tidak mendapatkan banyak poin, namun mereka tidak mudah untuk dikalahkan. Inilah yang mungkin membawa mereka bisa menjadi juara. United hanya kalah empat kali dengan kekalahan pertama didapat saat mereka melawan Wolverhampton Wanderers pada bulan Februari. Total, United 24 laga beruntun tidak terkalahkan sebelum dihentikan Wolves. Beberapa comeback juga hadir saat itu. United menang 3-2 dari Blackpool setelah tertinggal 0-2 di lapangan berlumpur. Pada awal April, West Ham menjadi korban meski mereka juga sudah unggul dua gol.

Sempat tersandung dari Chelsea dan Liverpool pada bulan Maret, yang membuat Chelsea dan Arsenal kembali ke perburuan, namun United berhasil memulihkan diri dengan baik. United memenangkan enam dari sembilan laga terakhir dengan beberapa comeback dan gol Fergie Time terjadi pada saat itu.

Sebisa mungkin United jangan sering kehilangan poin. Sebagai catatan, puasa kemenangan United saat itu paling lama hanya tiga pertandingan. Bandingkan dengan Chelsea yang pernah puasa menang enam laga beruntun. Bahkan Arsenal, yang punya kesempatan mendekati United pada bulan Maret, justru terpeleset pada saat-saat akhir. Meski United juga tidak konsisten, namun tidak konsistennya Chelsea, Arsenal, dan City pada saat itu jauh lebih buruk dibanding mereka.

“Trofi ke-19 sangat spesial karena kami memenanginya lebih banyak dari tim lain. Ini momen bersejarah dan juga tradisi bagus bagi tim. Saya tidak peduli omong kosong yang menyebut kalau tim ini bukan United yang terhebat. Namun menjuarai liga tetap prestasi besar. Liverpool berjaya pada 80-an, sekarang giliran kami.”

“Kompetisi musim ini begitu dramatis. Salut buat mereka yang tampil luar biasa. Ketegangan, gol menit terakhirm entah bagaimana caranya mereka bisa melakukan itu. Tapi itulah sifat alamiah klub ini. Saya selalu memikirkan gol-gol telat yang menandakan seperti ini semangat juang United,” kata Sir Alex Ferguson.

Musim ini juga diwarnai dengan hadirnya beberapa gol indah dan unik. Hernandez mencetak gol dengan wajah ke gawang Chelsea, dengan kepala belakang dan backheel dalam dua pertemuan melawan Stoke, serta salto Berbatov ke gawang Liverpool. Wayne Rooney seperti memberikan permohonan maaf kepada penggemarnya melalui sepakan salto ke gawang Joe Hart dalam laga derby.

Sayangnya, keberhasilan United menjadi juara liga tidak diikuti dengan hadirnya trofi Liga Champions Eropa. Melangkah ke final untuk ketiga kalinya dalam empat musim terakhir, mereka kalah segalanya dari Barcelona saat bermain di Wembley. Pada ajang piala, United kalah dari West Ham United (Piala Liga) dan Manchester City (Piala FA). Meski begitu, gelar liga ke-19 tetap nikmat untuk dirayakan.

Manchester United, knocking Liverpool off their perch