Sosok Keane yang saat itu masih sangat muda sudah menjadi rebutan klub-klub Inggris selepas penampilan apiknya sepanjang musim 1992/1993. Beruntung, United bisa memilikinya dan menjadikannya sebagai salah satu kapten terbaik yang pernah dimiliki sepanjang sejarah.

Ketika usianya belum genap 20 tahun, Roy Keane merasa kalau dirinya sulit beradaptasi dengan lingkungan barunya di Nottingham. Oleh karena itu, ia sering minta izin beberapa hari untuk pulang kampung ke Cork agar melepas rindu. Klubnya, Nottingham Forest, tidak punya cara lain untuk bisa membuat sosok Keane betah.

Beruntung Keane membayar kepercayaan klubnya itu dengan tampil baik. Tiga musim ia selalu menjadi pilihan utama di lini tengah. Tidak hanya sebagai pemutus serangan, namun juga ia bisa menjadi sumber gol. Puncak penampilan apik Keane adalah ketika Premier League pertama kali bergulir. Meski Nottingham Forest terdegradasi, namanya justru terpilih dalam Taem of the Year Premier League pada akhir musim.

Inilah yang membuat Keane kemudian menjadi incaran banyak klub. Peran arogannya di lini tengah disukai karena bisa membuat lawan bergidik. Teror itu yang membuatnya dengan mudah menjaga kestabilan lini tengah timnya dengan determinasi dan agresivitas yang ia punya.

Arsenal sudah lama memantaunya, tapi Blackburn Rovers justru yang terdepan untuk mendapatkannya. Bahkan kesepakatan dengan Kenny Dalglish, manajer Blackburn saat itu, sudah terjalin bahkan ketika kompetisi 1992/1993 masih bergulir.

Keane saat itu meminta upah tinggi kepada Forest. Sesuatu yang membuat Brian Clough, manajer Forest, menyebut Keane sebagai “anak rakus”. Dia meminta perpanjangan kontrak dengan klausul lolos dari degradasi. Dengan kata lain, Keane akan cabut apabila Forest terdegradasi. Klausul pun aktif karena Forest turun divisi.

***

Di Manchester, Sir Alex Ferguson gusar. Meski menjadi juara Liga Inggris untuk pertama kalinya setelah 26 tahun, ia merasa kalau timnya masih butuh penguatan di lini tengah. Bryan Robson sudah masuk usia senja. Ia butuh satu pemain lagi untuk menjadi tandem Paul Ince.

Ia pun tertarik dengan Roy Keane. Sayangnya, saat itu pemain tampak sudah lebih dekat ke Blackburn. Namun, bukan Sir Alex namanya kalau dia akan menyerah. Waktu sesingkat apa pun akan dia coba demi bisa memperbaiki timnya.

Hal ini didukung juga dengan kesalahan yang dilakukan Blackburn. Dokumen mereka tidak lengkap untuk menyelesaikan transfer hingga Jumat sore. Kantor tim saat itu juga libur sepanjang akhir pekan. Mengingat kesepakatan verbal sudah didapat, Blackburn pede dan sepakat kalau transfer bisa selesai pad hari Senin.

Jeda singkat ini yang kemudian dipakai Ferguson untuk mengubah pendirian Keane. Ia langsung menelepon Keane dan bertanya apakah dia ingin bergabung dengan United. Ferguson bahkan sudah membuat dokumen untuknya dan langsung mengadakan pertemuan pada akhir pekan.

“Pada Minggu pagi, saya bangun dan mendapat telepon dari Sir Alex dan bertanya maukah Anda datang dan bertemu dengan saya untuk bicara besok. Lalu saya bilang kalau saya sudah jabat tangan dengan Blackburn. Lalu dia berkata, santai saja! Jangan khawatir. Hal ini membuat Dalglish marah,” kata Keane.

Yang menarik, United hanya mendapatkan Keane dengan harga yang sedikit lebih murah. United menggaetnya dengan harga 3,75 juta pounds. Lebih murah 250 ribu pounds. Harga yang kemudian memecahkan rekor transfer Inggris.

“Kami harus merekrut Roy Keane. Dia penting untuk masa depan klub,” kata Ferguson.

Sebuah keputusan yang tepat jika kita melihat sederet prestasi serta dedikasi yang sudah ia berikan untuk Setan Merah.