Foto: WalesOnliine..co.uk

Betapa mautnya ‘sepik-sepik’ Man United saat itu hingga bisa membuat Lou Macari berani memilih mereka ketimbang bermain untuk Liverpool.

Manchester United pernah mengalami beberapa momen apes pada bursa transfer. Salah satunya adalah menjadi korban pembajakan. Mereka yang digembar-gemborkan akan ke United justru belok arah pada saat-saat terakhir. Satu yang paling terkenal adalah John Obi Mikel. Pemain Nigeria ini bahkan sudah diperkenalkan United dengan mengenakan seragam merah sebelum ia akhirnya memilih Chelsea.

Satu nama lain adalah Aaron Ramsey. Jika Mikel sudah diperkenalkan di depan media, Ramsey diperkenalkan Setan Merah melalui situs resmi mereka pada 2008 silam. Akan tetapi, ia justru hijrah ke Arsenal berkat rayuan maut Arsene Wenger saat itu.

Meski begitu, United bukannya tidak pernah membajak pemain yang seharusnya pindah ke klub lain. Satu yang paling terkenal sepanjang sejarah mereka adalah pembelian Lou Macari dari Celtic pada 1973.

Saat itu, reputasi Macari sangat bagus di Skotlandia. Ia bermain untuk Celtic dan mencetak 58 gol. Selain itu, ia menjadi aktor dibalik keberhasilan mereka meraih empat gelar Liga Skotlandia dan dua gelar Piala Skotlandia. Pencapaiannya ini membuatnya menjadi incaran beberapa klub besar dan salah satunya adalah Liverpool.

Macari ingin pindah dari Celtic saat itu karena ingin mengincar tim yang bisa memberinya kontrak dengan nilai yang tinggi. Saat itu, ia sudah menikah, punya anak, dan ibunya sudah jadi janda sehingga ia ingin bermain dengan tim yang bisa memberinya banyak uang.

“Jock Stein, manajer Celtic, memberi tahu saya kalau upah saya per pekan naik dari 50 paun menjadi 55 paun. Namun bagi saya itu tidak cukup. Saya tidak mungkin membantu ibu dengan lima paun,” katanya.

“saya berkata kalau saya ingin pergi. Saya tahu saya bisa mendapatkan lebih banyak uang di Inggris karena di Skotlandia saya berteman dengan beberapa dari mereka yang memperkuat klub Inggris.”

The Reds menjadi tempat yang cocok bagi pemain seperti Macari. Mereka memang bukan tim langganan juara saat itu. Akan tetapi, mereka adalah langganan papan atas dan tidak pernah keluar dari lima besar sejak 1965. Mereka juga tidak akan ragu memberi kontrak yang bisa memuaskan Macari karena mereka juga memiliki banyak pemain bintang saat itu.

Segalanya berjalan lancar bagi Macari. Beberapa hari kemudian, Jock Stein meneleponnya dan menyebut kalau mereka akan berangkat pada pagi hari keesokan harinya. Akan tetapi, ia tidak tahu akan dibawa pada saat itu karena Jock sudah menutup teleponnya sebelum ia bertanya akan ke mana.

Macari sempat syok sepanjang perjalanan. Pasalnya, ia melewati tempat seperti Carlisle, Blackburn, dan Burnley. Ia bertanya-tanya mau dibawa kemana oleh Jock. Yang paling mengejutkan adalah ketika keduanya bermalam di Southport yang klubnya bermain di Football League alias satu tingkat dari Divisi Utama. Ia tampak takut berada di sana, hingga akhirnya ia sampai ke Liverpool.

“Saya tiba di Liverpool. Saya punya lima sampai enam menit untuk mencerna kenapa saya ada di sini hingga saya sadar kalau Jock Stein dan Bill Shankly, manajer Liverpool, adalah sahabat baik. Teman dekat, punya latar belakang yang sama, mencapai puncak, dan saya sekarang di kantor Bill,” ujarnya menambahkan.

“Dia melihat saya bermain dan menyukaiku, mengatakan segala hal dan berkata kalau mereka akan membayar saya 180 paun seminggu. Saya akan mendapat kontrak luar biasa dengan biaya transfer 180 ribu paun dan saya mendapat 9 ribu paun karena ada kesepakatan kalau saya mendapat lima persen dari biaya transfer. Uang yang cukup besar bagi saya yang jauh-jauh datang dari Skotlandia.”

Pertemuan Dengan Paddy Crerand

Kesepakatan sudah dibuat dan tampaknya Liverpool selangkah lagi mendapat Macari. Perbincangan saat itu harus diakhiri karena malam itu Liverpool akan bermain dalam laga ulang Piala FA melawan Burnley. Sudah kadung berada di Anfield, Macari menonton laga tersebut dari tribun eksekutif. Sampai kemudian ia menyadari ada hal yang menarik setelah itu.

“Shankly harus pergi karena Liverpool bermain pada malam itu. Dia pergi ke ruang ganti dan saya menonton dari tribun eksekutif. Lalu ada orang berjalan dan terlambat 10 menit lalu duduk di sebelah saya. Orang itu adalah Paddy Crerand,” kata Macari.

Sama seperti Macari, Crerand juga berasal dari Skotlandia. Saat itu, Crerand sudah pensiun sebagai pemain United dan telah bekerja sebagai asisten bagi manajer United, Tommy Docherty. Macari jelas terkejut karena untuk apa ada Paddy Crerand duduk di samping dia di stadion Anfield pula. Mereka berdua saling bertanya terkait apa tujuan masing-masing di sana dan Macari menjawab kalau dia akan jadi pemain Liverpool.

“Kamu tidak akan main di Liverpool, kamu akan main di United,” kata Macari meniru ucapan Crerand.

Setelah diselidiki, ternyata Docherty menaruh minat kepada Macari. Tahu kalau incarannya ada di Inggris, ia menyuruh Paddy untuk menemui dia dan langsung mengajaknya untuk berubah pikiran. Macari jelas kaget karena sedari awal, Jock hanya membawanya ke Liverpool dan tidak mengucapkan apa pun tentang Setan Merah.

“Pat bukan orang yang gampang menyerah. Pada jeda babak ia menelepon Tommy Docherty dan ternyata ia memang menginginkan saya. Saya berpikir kalau saya tidak akan bergabung ke Liverpool dan akan bermain untuk Man United.”

Memilih antara Liverpool atau United memang sangat sulit bagi Macari. Di satu sisi, Liverpool adalah tim besar, namun di sisi lain United memiliki pemain yang tidak kalah bagusnya. Salah satunya adalah trio Best, Law, dan Charlton yang merupakan idola Macari. Bermain dengan idola akhirnya menjadi keputusan yang ia pilih.

“Saya penggemar United sebenarnya dan mengikuti Best, Law, dan Charlton. Saya tahu kalau Best adalah pemain terbaik yang pernah saya temui. Saya tidak peduli dengan peringkat mereka. Mereka mungkin berada pada lima terbawah liga, tetapi saya punya peluang berlatih bersama mereka minggu depan,” katanya.

Akan tetapi, ia butuh cara untuk menolak tawaran Liverpool yang sudah disepakati oleh Macari. Ia jelas tidak bisa ngeloyor begitu saja karena perjanjian sudah dibuat. Akhirnya ia memutuskan untuk mengatur skenario agar tidak membuat Bill Shankly sakit hati. Ia datang ke kantor Shankly dan berbohong dengan menyebut kalau dia ingin pikir-pikir dulu sebelum berkata ‘iya’. Di sisi lain, Shankly berujar kepada media kalau ingin menjadikan Macari sebagai pemain cadangan saja.

Pada pagi berikutnya, ia pergi dan bertemu dengan Paddy Crerand serta Tommy Docherty. Dalam pertemuan itu, ia langsung menandatangani kontrak untuk United. Ia memenuhi mimpinya bermain bersama trio Law, Best, dan Charlton, meski harus merelakan kesempatan meraih banyak trofi bersama Liverpool. Sebelas tahun bermain untuk United, Macari membuat 404 penampilan, mencetak 97 gol dan hanya meraih satu gelar Piala FA dan dua Community Shield.

“Saya dibeli United dengan nilai 200 ribu paun yang berarti saya mendapat 10 ribu paun. Seribu paun lebih banyak dari yang saya dapat di Liverpool,” tuturnya.