foto: Manutd.com

Dalam DVD yang dibuat Manchester United pada tahun 2003, Ruud van Nistelrooy sedang melatih bocah kurus berkulit hitam mengenai cara menjadi striker yang baik. Pada video tersebut, Ruud memberi tahu bagaimana cara mengelabui pemain belakang lawan sebelum kemudian mencetak gol ke dalam gawang.

Van Nistelrooy punya harapan kalau bocah tersebut bisa menjadi pencetak gol yang andal. Begitu juga dengan si pemain yang ingin secepatnya bisa mencetak gol menggunakan seragam merah. Apa yang dinanti bocah bernama Danny Welbeck tersebut akhirnya datang lima tahun setelah rekaman di DVD tersebut.

Pada 15 November 2008, atau sebelas hari sebelum ulang tahunnya yang ke-18, Welbeck menjalani debutnya di Premier League menggantikan Park Ji-Sung pada menit ke-63. Saat itu, United sudah unggul 3-0 atas Stoke City dan tampaknya kemenangan sudah menjadi milik mereka. Melakukan rotasi sekaligus memberi kesempatan kepada pemain muda seperti Welbeck menjadi pilihan yang bijak agar dia bisa merasakan atmosfer Premier League.

Tidak mau membuang kesempatan, Welbeck memanfaaatkan kepercayaan Ferguson itu dengan baik. Enam menit sebelum pertandingan berakhir, ia melepaskan tendangan dari jarak 30 yard ke pojok kanan atas gawang Thomas Sorensen setelah melakukan kombinas umpan satu dua dengan Manucho yang juga melakukan debut untuk United pada kompetisi Premier League.

Gol tersebut menjadi awal yang cukup baik bagi perjalanan karier sepakbola Welbeck yang bisa dikatakan penuh dengan banyak cobaan. Sebelum menandatangani kontrak profesional bersama Setan Merah, Welbeck didiagnosa menderita Osgood-Schlatter disease atau sakit lutut yang dialami para remaja ketika sedang mengalami pertumbuhan. Kondisi ini menyebabkan peradangan di bawah lutut dan bisa membuat si penderitanya menjadi cacat. Selain itu, ia juga menderita pneumonia.

Beruntung, masalah itu tidak membuat jalan karier sepakbolanya terganggu. Bersama tim akademi, Welbeck menjadi salah satu pemain yang bersinar hingga sukses membuka jalannya menuju tim utama dan kemudian mencetak gol pada debutnya di Premier League.

“Saat itu saya hanya berada di alam bawah sadar. Ketika bola itu masuk, saya seperti berada dalam pengaruh obat bius. Saya seperti orang yang mau mati. Saya tidak pernah merasakan perasaan seperti itu. Tampak seperti tidak nyata. Saya melihat saudaraku, Chris, di tribun yang hampir saja terguling ketika menuruni tangga,” kata Welbeck.

Gol tersebut tampak menjadi titik balik bagi karier Welbeck. Sejak saat itu, namanya mulai terlibat untuk tim utama. Tidak bermain di Premier League, namun permainannya lebih banyak terlibat pada ajang Piala FA dan Piala Liga. Saat United menang trofi Piala Liga ketiga mereka, Welbeck menjadi andalan di lini depan meski tidak sampai mencetak gol.

Musim berikutnya, Welbeck kembali terlibat pada beberapa pertandingan tim utama. Namun saat itu, Ferguson juga merasa kalau Welbeck layak untuk mendapatkan kesempatan main lebih sering. Peminjaman ke Preston North End kemudian menjadi jalan. Apalagi namanya saat itu berpotensi masuk skuad timnas Inggris untuk Piala Dunia 2010. Sayangnya, cedera membuat musim 2009/2010 menjadi berantakan. Peminjamannya baru berjalan sukses ketika dia dan Asamoah Gyan bahu membahu di lini depan Sunderland.

“Saya kembali dari Sunderland seperti seorang pria. Saat itu saya merasa kalau inilah tahun saya untuk maju dan menunjukkan kepada semua orang apa yang saya bisa,” ujarnya.

Benar saja, kiprah singkatnya bersama Sunderland merupakan kali terakhir Welbeck pergi dengan status pinjaman. Setelahnya, ia permanen bersama United dan mulai menunjukkan kelayakannya mengisi lini depan. Meski United dihubung-hubungkan dengan pemain depan di belahan Eropa lain, namun Ferguson sudah kadung nyaman dengan Welbeck yang berkolaborasi bersama Javier Hernandez dan Wayne Rooney.

Setidaknya, sampai dirinya belum sering mengalami cedera yang kemudian membuat permainannya terus menurun hingga memaksanya hengkang ke Arsenal pada musim panas 2015 lalu.