Foto: Planet Football

Eric Cantona hanya lima musim saja bemain untuk Manchester United. Jumlah caps, gol, dan gelar yang ia raih bersama United bahkan masih kalah dari beberapa pemain Setan Merah lainnya. Akan tetapi, para penggemar United begitu tergila-tergila terhadap pemain yang kerap dijuluki sebagai raja.

Meski karier Cantona penuh dengan gejolak, namun tidak bisa dipungkiri kalau kebangkitan Setan Merah bisa terjadi berkat kehadirannya di atas lapangan. Dia disebut-sebut sebagai kepingan puzzle terakhir untuk menuntaskan dahaga gelar kompetisi liga yang sudah berlangsung selama 26 tahun.

Sosok Cantona adalah pribadi yang berani. Bayangkan, siapa pemain United yang nekad untuk menyerang penonton selain Cantona? Dia juga penuh dengan kharisma yang membuat banyak orang begitu kagum terhadap mantan pemain Auxerre ini.

Cantona didatangkan oleh Sir Alex Ferguson, ketika ia butuh sosok penyerang baru mengingat lini depan mereka hanya sanggup mencetak 17 gol dari 16 pertandingan. Penampilan Mark Hughes dan Brian McClair saat itu menjadi sorotan. Dion Dublin, penyerang baru United, bahkan langsung mengalami cedera parah satu bulan setelah didatangkan.

Tidak pernah terpikir dalam benak Fergie untuk mendatangkan Cantona. Nama-nama seperti Alan Shearer (Southampton) dan David Hirst (Sheffield Wednesday) sebenarnya lebih dijagokan untuk direkrut oleh Fergie. Akan tetapi, tidak ada satupun yang sukses didatangkan.

Durian runtuh datang ketika managing director Leeds, Bill Fotherby menelepon CEO United Martin Edwards untuk rencana merekrut Denis Irwin. Secara kebetulan, Ferguson berada satu ruangan dengan Edwards dan langsung menolak permintaan untuk menjual Irwin. Sebaliknya, Fergie menanyakan status Cantona saat itu apakah bisa direkrut atau tidak. Negosiasi pun berjalan cepat. Pada 26 November 1992, Cantona resmi berseragam merah dengan transfer 1,2 juta paun.

Langkah awal Cantona bersama United dimulai pada tanggal 6 Desember 26 tahun yang lalu. Itulah kali pertama dirinya bermain untuk United di partai resmi. Sebelumnya, Cantona sebenarnya telah bermain untuk Setan Merah. Akan tetapi, pertandingan yang dijalani adalah laga spesial merayakan ulang tahun legenda Portugal, Eusebio, yang ke-50 antara United menghadapi Benfica.

Ia hanya bisa duduk manis di tribun saat rekan-rekannya mengalahkan Arsenal, dua hari setelah dirinya didatangkan. Delapan hari kemudian, barulah ia diberikan kesempatan bermain oleh Sir Alex Ferguson pada pertandingan melawan Manchester City di tengah cuaca dingin kota Manchester.

Cantona pada akhirnya masuk di babak kedua menggantikan Ryan Giggs. Saat itu ia mengenakan nomor punggung “12” mengingat Premier League belum memiliki aturan baku soal penggunaan nomor punggung. Situasi pertandingan saat itu memihak United yang sedang unggul 1-0 melalui gol Paul Ince.

Skor pertandingan tersebut berakhir 2-1 untuk United berkat tambahan gol Mark Hughes dan Niall Quinn yang memperkecil ketertinggalan. Kemenangan tersebut mengangkat posisi United ke urutan kelima klasemen.

Debut Cantona sendiri sebenarnya biasa saja. Dia masih berusaha untuk beradaptasi dengan rekan-rekannya mengingat ia adalah pemain baru. Tidak ada asis ataupun gol yang ia ciptakan. Cantona bahkan nampak canggung pada pertandingan tersebut. Beberapa kali bola masih gampang direbut dari kakinya. Penempatan posisinya pun masih sering salah.

Meski tidak banyak berperan dalam debut kompetitifnya, namun perlahan-lahan Cantona mampu mengeluarkan permainan terbaiknya. Dua minggu kemudian, ia mencetak gol pertamanya saat United menahan imbang Chelsea 1-1. Gol tersebut menjadi awal dari banyaknya kontribusi penting Cantona pada musim tersebut sebelum kemudian menjadi sosok kunci dari kesuksesan klub memutus puasa gelar selama 26 tahun.