Foto: China Daily

Anda tidak salah baca judul. Wayne Rooney memang sampah di mata publik Inggris saat itu. Harian Daily Mirror menulis judul berita mereka pada halaman depan dengan kalimat “What a load of Roobish!” Penggunaan Roo sudah pasti merujuk kepada Wayne Rooney dengan memplesetkan kata rubbish.

***

Pada 18 Juni 2010, Inggris dijadwalkan bertemu dengan Aljazair di Cape Town Stadium, dalam lanjutan fase grup Piala Dunia 2010. Tim Tiga Singa jelas butuh menang karena pada pertandingan sebelumnya, mereka ditahan imbang Amerika Serikat 1-1 berkat blunder konyol sang penjaga gawang, Robert Green.

Menghadapi Aljazair seharusnya bukan menjadi masalah bagi juara Piala Dunia 1966 tersebut. Kekuatan mereka jelas dibawah skuad asuhan Fabio Capello. Di saat wakil Afrika tersebut hanya punya Hassan Yebda atau Djamal Mesbah, Inggris diisi oleh para pemain hebat seperti Steven Gerrard, Frank Lampard, dan Wayne Rooney.

Namun yang terjadi di lapangan justru sebaliknya. Inggris bermain buruk dan tanpa kreativitas. Penampilan mereka bak pesepakbola yang sedang terkena anemia. Lesu dan tidak bergairah. Termasuk Wayne Rooney yang dipasang oleh Capello sebagai mesin gol utama mereka.

Pertandingan tersebut berakhir imbang tanpa gol. Meski memainkan Rooney, Heskey, Defoe, dan Peter Crouch, mereka tidak bisa menyarangkan bola ke gawang Rais M’Bolhi. Skor akhir yang jelas tidak diinginkan para pendukung mereka karena peluang untuk lolos semakin tipis. Hasil yang disambut sorakan dari para pendukung Inggris yang hadir di Cape Town saat itu.

Mendengar cemoohan dari suporternya sendiri, Wayne Rooney merasa berang. Ada kemarahan yang bergejolak dalam diri Wazza. Ketika ia sedang melangkah menuju ruang ganti, kebetulan ada kamera yang televisi yang mengarahkan lensanya ke wajahnya. Mengetahui ada kamera, Rooney langsung mengatakan, “Senang bisa melihat penggemar sendiri mencemooh Anda. Mereka semua adalah pendukung yang setia.”

Sudah pasti Rooney tidak sedang memuji pendukung Inggris. Mana ada pemain sepakbola yang senang ketika disoraki. Begitu juga dengan Rooney. Ekspresi marahnya saat itu menandakan kalau ia tidak mampu mengemban ekspektasi besar para pendukungnya.

Musim 2009/2010 adalah musim terbaik Rooney dalam sisi individu. Keputusan Sir Alex Ferguson menempatkannya sebagai center forward membuat dirinya sukses mencetak 34 gol di semua kompetisi. Atas penampilan apiknya, ia diganjar penghargaan sebagai pemain terbaik versi PFA. Pencapaian ini jelas menjadi modal penting ketika mereka menghadapi Piala Dunia pada musim panas.

Namun yang terjadi di Afrika Selatan justru sebaliknya. Dari empat pertandingan yang dimainkan Inggris, tidak ada satu gol pun yang bisa ia buat. Hal ini menjadikannya sebagai sasaran tembak bagi para pendukungnya.

“Rooney tidak punya hak untuk marah kepada para penggemar. Sekarang saya tidak begitu yakin apakah saya masih mau mendukungnya atau tidak karena dia benar-benar memalukan,” kata Ian Adam, suporter timnas Inggris yang hadir saat itu.

“Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan Rooney. Dia dan para pemain lainnya tidak merasa bangga memakai seragam Tiga Singa. Mereka semua tertidur dan saya kesal karena perjalanan jauh saya ke Afrika Selatan diisi dengan lelucon,” tutur Richard Stone, penggemar Inggris lainnya.

Tidak hanya dari penonton, kritik yang lebih menohok datang dari manajer legendaris, Harry Redknapp. Harry menyebut kalau Rooney berada dalam status dijual oleh United, dan menunjukkan penampilan yang seperti laga melawan Aljazair, maka ia yakin bisa mendapatkan mantan pemain Everton itu dengan harga 1,5 juta paun saja.

“Anggap saja Rooney sedang dijual United, lalu ia menunjukkan penampilan seperti laga melawan Aljazair, maka saya bisa mendapatkannya dengan harga 1,5 juta paun saja,” tuturnya.

Satu hari setelah ucapannya membuat panas telinga para pendukung Inggris, Rooney meminta maaf. Ia mengaku kalau pernyataan tersebut ia lontarkan secara spontan karena frustrasi dengan hasil yang terpaksa mereka raih.

“Saya adalah orang yang bersemangat ketika membela timnas Inggris seperti halnya siapa pun. Kemarin malam, saya berkata hal yang tidak pantas saya ucapkan. Perkataan itu muncul karena rasa frustrasi saya atas kinerja tim dan hasil akhir yang harus kita terima. Oleh karena itu, saya minta maaf atas segala tindakan saya pada akhir pertandingan,” tutur Rooney.

Meski menjadi top skor sepanjang sejarah timnas Inggris, namun Rooney tidak pernah beruntung ketika bermain pada ajang empat tahunan tersebut. Pada debutnya dalam Piala Dunia 2006, ia mendapat kartu merah karena menginjak Ricardo Carvalho, sedangkan pada Piala Dunia 2014, Inggris hanya mentok pada babak penyisihan saja.

Oleh BBC, kejadian ini masuk dalam Momen Paling Mengejutkan Sepanjang Sejarah Piala Dunia. Perjalanan Inggris sendiri di Afrika Selatan pada akhirnya harus terhenti pada babak 16 besar setelah dibantai Jerman 4-1.