Foto: Manchester United World

15 September 2015 menjadi hari yang tidak bisa dilupakan oleh seorang Luke Shaw. Pada malam di kota Eindhoven tersebut, ia mengalami cedera yang sangat mengerikan. Cedera yang membuatnya nyaris kehilangan aset tubuhnya yang paling berharga. Cedera yang kemudian tampak memengaruhi performanya hingga beberapa tahun kemudian.

Awal musim 2015/2016 tampak berjalan baik bagi Luke Shaw ketika dirinya menjadi pilihan utama untuk sektor bek kiri selepas proses adaptasinya yang sulit musim sebelumnya. Dia selalu bermain dalam tujuh pertandingan awal dan sedang bersiap untuk memainkan pertandingan kedelapannya menghadapi PSV Eindhoven pada match pertama Liga Champions Eropa.

Seperti biasa, Shaw menunjukkan kecepatannya dalam melakukan dribel serta menusuk ke sisi dalam pertahanan lawan yang merupakan senjatanya sejak masih di Southampton. Namun pada pertandingan tersebut, dirinya mendapat terjangan dari Hector Moreno. Bola keluar lapangan dan wasit Nicola Rizzoli memberikan sepak pojok bagi United.

Sayangnya, Shaw tidak bisa bangkit lagi. Saat para pemain United belum mengetahui apa yang terjadi dengan rekan setimnya itu, kamera lebih dulu menangkap ekspresi Moreno yang merasa kalau dia baru saja melakukan sesuatu yang tidak beres. Benar saja, ketika tayangan ulang diputar, dua kaki Moreno mematahkan kaki kanan Shaw.

Butuh sembilan menit dan sembilan staf medis untuk bisa membawa Shaw keluar lapangan. Karier si pemain pada musim itu seketika berakhir. Tidak sedikit yang menyebut kalau Shaw mungkin akan menjadi pemain terbaik United musim itu andai cedera parah ini tidak menyerangnya.

Sayangnya, VAR belum ada pada saat itu. Keputusan Rizzoli masih sama yaitu (hanya) sepak pojok. Moreno pun terhindar dari kartu merah.

“Ketika saya berkata kalau itu penalti dan kartu merah, Anda akan mengatakan kalau saya telah bersikap sebagai pecundang yang tidak bisa menerima kekalahan. Namun, siapapun yang melihat laga ini tahu jika itu adalah sebuah tekel buruk. Tekel yang menggunakan dua kaki,” kata Louis van Gaal.

Kesialan United sebenarnya tidak hanya sebatas kehilangan Shaw. Empat menit setelah mereka unggul melalui Memphis Depay, Moreno justru membuat luka United semakin perih setelah ia mencetak gol jelang babak pertama berakhir. Pada menit ke-57, Luciano Narsingh membuat Setan Merah pulang dari Belanda dengan kepala tertunduk.

Setelah pertandingan, Moreno hanya bisa meminta maaf dan berulang kali menyebut kalau itu semua murni kecelakaan. Tidak ada niatan sama sekali untuk sengaja mematahkan tulang fibia dan tibula Shaw sekaligus. Namun, kemarahan suporter United sudah memuncak dan Moreno tidak bisa berkelit dari segala hujatan yang ia terima.

Kemarahan semakin menggila saat dia yang justru mendapatkan gelar Man of the Match. Namun, semuanya sudah terjadi. Penggawa Meksiko ini hanya bisa menyesal dan meminta maaf meski ia tetap bersikeras kalau itu memang bukan pelanggaran dan hanya sekadar kecelakaan.

“Saya merasa kalau saya tetap merebut bola. Namun dalam situasi seperti ini, saya tidak peduli apakah pelanggaran atau tidak. Saya hanya bisa merasa kasihan padanya dan juga keluarganya. Saya hanya bisa menyesal dan meminta maaf karena saya terlibat dalam kecelakaan itu,” kata pemain yang kini memperkuat Al Gharafa tersebut.

Moreno bisa lolos, sayangnya Luke Shaw tidak. Ia harus terbaring di rumah sakit untuk menjalani serangkaian operasi dan pemulihan. Pada malam itu, Shaw menghabiskan waktunya di rumah sakit Belanda sementara rekan setimnya pulang duluan ke Manchester. Hal ini mau tidak mau harus dilakukan agar tidak memperburuk cederanya.

“Saat itu, mereka berpikir untuk menerbangkan saya pulang. Tapi, jika saya pulang saat itu, saya akan diamputasi karena penggumpalan darah. Saya punya dua bekas luka di sisi kaki saya, tempat mereka membedahnya dan bisa mengeluarkan gumpalan darah itu,” ujarnya kala itu.

Shaw memang tampak santai. Beberapa kali ia menyebut kalau dia akan kembali jauh lebih kuat dari biasanya. Namun, prosesnya jelas tidak semudah mengetik huruf per huruf di gawainya. Ada rasa takut yang luar biasa dan kekhawatiran kalau dia tidak bisa main bola lagi. Hal ini bahkan membuatnya harus bolak balik ke psikolog.

Ekspektasi kalau Shaw absen enam bulan ternyata jauh dari harapan. Ia harus menepi selama 10 bulan. Ketika ia kembali, kursi manajer sudah berubah dari Louis van Gaal ke Jose Mourinho. Pertandingan Community Shield 2016 menjadi momen saat dirinya kembali ke lapangan hijau.

Tiga tahun setelah cedera horor yang menimpanya, Shaw berhasil merebut kembali posisi bek kiri yang sebelumnya hilang dari genggaman. Sama seperti ketika ia memulihkan diri dari cedera, proses untuk merebut kembali pos bek kiri juga sangat berat. Ia dihujat saat foto dengan perut buncitnya tersebar luar. Jose Mourinho juga pernah mengkritiknya secara terbuka dan membuatnya nyaris hengkang ke tempat lain.

Beruntung, Shaw dibekali mentalitas yang baik. Ia bekerja keras dan kini mulai kembali bugar seperti sedia kala. Bersama Ole Gunnar Solskjaer, ia mampu tampil jauh lebih baik lagi dan masuk dalam Team of the Season Premier League 2020/2021 dan tampil gemilang pada ajang Euro.

Akan tetapi, kaki Shaw sendiri tidak akan bisa 100 persen optimal lagi. Cedera parah di Eindhoven tersebut menimbulkan komplikasi yang bisa membuatnya nyeri sewaktu-waktu. Inilah yang membuat Shaw masih sering bolak balik ruang perawatan hingga saat ini.