Foto: PlanetFootball

Musim 2011/2012 merupakan musim yang paling tidak mengenakkan bagi United. Bagaimana tidak, mereka kehilangan gelar juara pada detik-detik terakhir kompetisi yang membuat United menutup musim itu hanya dengan kepingan gelar Community Shield.

Sebenarnya, United punya peluang untuk menutup musim itu dengan gelar juara. Ketika liga menyisakan enam pertandingan, United unggul delapan poin dari tetangganya itu. Sayangnya, United tidak bisa memanfaatkan keuntungan tersebut.

Mereka ceroboh. Seperti yang terjadi pada 22 April 2012. Sebuah pertandingan yang seharusnya mudah mereka menangkan, tapi gagal karena serangkaian kesalahan. Senyuman yang tadinya mengembang, mendadak berubah menjadi wajah panik yang menjadi sinyal kalau piala yang sudah dekat itu pelan-pelan hilang dari pandangan.

***

Manchester United menjamu Everton dengan keunggulan lima poin dari rival sekotanya, Manchester City. Selisih poin United berkurang karena dua pekan sebelumnya mereka di luar dugaan kalah dari Wigan Athletic. Akan tetapi, kekalahan tersebut tidak menjadi persoalan mengingat United akan bertanding melawan Everton di kandang sendiri.

Anak asuh David Moyes punya modal bagus karena mereka baru menderita dua kali kekalahan sejak pergantian tahun. Namun Everton akan menghadapi benteng kokoh di Old Trafford karena United hanya satu kali kebobolan di rumahnya pada periode yang sama. Sisanya, United selalu pulang dengan nirbobol. Menandakan betapa angkernya tempat tersebut.

United punya tugas mudah sebenarnya pada pertandingan tersebut yaitu menang. Akan tetapi, selama 30 menit babak pertama mereka tampil begitu gugup yang membuat jalannya laga menjadi tidak menarik. Hal ini kemudian dimanfaatkan Everton untuk mencuri gol lebih dulu melalui sundulan Nikica Jelavic.

Sebelas menit kemudian, Setan Merah bisa menyamakan kedudukan. Nani melepaskan umpan silang dari sisi kiri penyerangan yang disambut dengan baik oleh kepala Wayne Rooney. Inilah kali pertama Wazza mencetak gol ke gawang mantan klubnya di Old Trafford sekaligus membawa babak pertama berakhir 1-1.

Pada babak kedua, United menggila. Mereka unggul 3-1 melalui Welbeck dan Nani. Dua gol yang prosesnya sangat indah. Welbeck melakukan gerak tipu sebelum melepaskan tembakan akurat ke sisi kiri gawang Tim Howard, sedangkan kombinasi Carrick-Welbeck-Nani membuat pemain Portugal tersebut memperbesar keunggulan

Ketika aura kemenangan mulai muncul, Everton membuat situasi kembali menjadi tegang setelah Marouane Fellaini mencetak gol untuk membuat skor menjadi 3-2. David de Gea saat itu tidak sanggup menahan sepakan voli pemain Belgia tersebut.

Dua menit setelah gol Fellaini, Rooney membuat jarak kembali melebar menjadi dua gol. Old Trafford kembali tersenyum. Majalah Inside United sempat menulis kalau lagu-lagu juara saat itu sudah dinyanyikan. Mereka begitu percaya diri setidaknya hingga menit ke-83.

Nikica Jelavic membuat United kembali tegang setelah mengubah skor menjadi 4-3. United mau tidak mau harus mencari gol lagi untuk memperlebar jarak sekaligus fokus bertahan dan memperkuat lini tengah agar tidak kembali kebobolan.

Apes bagi mereka karena dua menit setelah gol Jelavic tersebut, gawang De Gea kembali kebobolan. Fellaini dan Jelavic sukses ditutup pergerakannya oleh Ferdinand dan Evans. Akan tetapi, mereka tidak mendapat bantuan dari pemain lain untuk menjaga Steven Pienaar yang bebas tanpa pengawalan. Dalam proses gol tersebut, terlihat perhatian Scholes dan Rafael terlalu fokus ke bola sampai melupakan Pienaar yang bergerak di belakang mereka.

Ferguson yang tadinya tidak mau mengganti pemain, akhirnya menarik keluar Scholes dan Antonio Valencia untuk memberi tempat kepada Phil Jones dan Javier Hernandez. Sayangnya, pergantian ini terlambat dan skor 4-4 bertahan hingga akhir pertandingan.

“Hasil ini sebuah kesia-siaan. Kami Cuma perlu menang. Itu saja. Tapi laga ini benar-benar menjadi lelucon. Kami bermain sepakbola yang bagus dan membuat gol yang indah, tapi kami juga kebobolan empat gol dalam laga sepenting ini. Saya tidak percaya,” kata Ferguson.

Sasaran Kambing Hitam penggemar United mengarah Rio Ferdinand dan Jonny Evans. Keduanya dianggap sebagai biang keladi hilangnya poin karena tidak bisa menjaga Jelavic dan Fellaini dengan baik. Keroposnya pertahanan United juga menjadi perhatian Fergie yang merasa kalau hasil seri ini tidak terjadi jika mereka terus bertahan.

“Kami kehabisan waktu. Kadang kami harus meniru apa yang Roberto Mancini lakukan yaitu membuat perubahan penting di belakang. Ini adalah mental pertahanan Italia dan mungkin kami harus mencoba melakukannya,” kata Ferguson.

“Kami sebenarnya bisa menang melawan Everton jika bertahan dengan baik. Jika kami melakukan hal kecil seperti yang dilakukan City, mungkin hasilnya akan berbeda. Jika kami kalah di liga pada musim ini, tidak ada keraguan kalau laga yang sangat penting adalah laga yang berakhir imbang 4-4” kata Fergie menambahkan.

Ferguson benar-benar kecewa karena di kandang Wolves, City menang 2-0 yang membuat jarak terpangkas menjadi tiga poin. Sepekan kemudian City dan United akan head to head menentukan siapa yang layak untuk mengisi posisi pertama.

“Pertandingan di Etihad akan menentukan, tapi United datang dengan kondisi yang tidak menguntungkan,” kata Gary Neville yang memiliki firasat kalau United akan kalah. Benar saja, sundulan Vincent Kompany membuat United tumbang 1-0 dan posisi puncak  harus diberikan kepada rival sekota.

Kita semua tahu bagaimana akhir dari musim kompetisi musim 2011/2012 ini, bukan?