Foto: Daily Mirror

Pemecatan menjadi sesuatu yang dihindari oleh setiap pelatih yang bekerja di sepakbola. Pemecatan menandakan kalau si pelatih gagal menjalankan tugasnya dengan baik. Kesempatan mungkin sudah diberikan, tapi kalau tidak bisa dimanfaatkan dengan baik maka siap-siap pelatih tersebut harus meninggalkan pekerjaannya. Inilah yang membuat seorang pelatih dituntut untuk langsung memberikan hasil yang bagus sejak hari pertamanya melatih untuk klub tersebut.

Beberapa pelatih/manajer terkenal juga tidak luput dari pemecatan. Jose Mourinho sudah berkali-kali merasakan tidak enaknya dipecat di tengah jalan. Pemilik tiga gelar Liga Champions, Carlo Ancelotti, pun demikian. Bahkan sekelas Sir Alex Ferguson, yang memiliki banyak gelar bersama United, juga pernah dipecat.

Ferguson memang tidak pernah dipecat selama di United. Ia hanya “hampir” dipecat akibat hasil buruk yang terus didapat Setan Merah pada musim 1989/1990. Gelar Piala FA 1990 kemudian menyelamatkan karier sang gaffer yang diikuti gelar-gelar lainnya hingga sukses meraih 13 gelar Premier League dan dua Liga Champions Eropa.

Pengalaman pahit tersebut ia rasakan ketika masih menangani St Mirren. Dibandingkan dengan East Stirlingshire, Aberdeen, hingga Manchester United, The Buddies memiliki perbedaan dengan menjadi satu-satunya klub yang berani untuk memecat Ferguson.

Sebenarnya, Ferguson membawa perubahan yang begitu signifikan bersama St Mirren. Sebelumnya, klub ini lebih banyak berkutan di papan bawah divisi dua dan hanya ditonton kisaran 1.000 penonton saja. Sejak Ferguson masuk, keadaannya berubah. Posisi tim mulai meningkat dengan dua kali masuk enam besar dan promosi ke Scottish First Division. Puncak dari keberhasilan Fergie di St Mirren adalah ketika ia membawa mereka menjadi juara divisi satu. Unggul 4 poin dari Clydebank dan berhasil promosi ke Premier Division.

Ia juga menelurkan banyak bakat seperti Billy Stark, Tony Fitzpatrick, Lex Richardson, Frank McGarvey, Bobby Reid, dan Peter Weir. Ferguson juga yang membuat St Mirren menjadi tim dengan gaya menyerang yang cukup menghibur pada masa itu.

Sebelum ia mengorbitkan Class of 92, Ferguson lebih dulu sukses dengan pemain muda bersama St Mirren. Saat menjadi juara First Division, rata-rata tim mereka berusia 19 tahun. Bahkan kapten mereka yaitu Fitzpatrick saat itu baru genap berusia 20 tahun.

Akan tetapi, segalanya berubah ketika pada 1978 St Mirren memutuskan untuk memecat Ferguson. Ada banyak versi dari pemecatan pria kelahiran 31 Desember 1941 tersebut. Salah satu sumber menyebut kalau Ferguson telah melanggar kontrak yang bernilai 10 ribu pounds per tahun saat itu. Ada klaim yang menyebut kalau Ferguson menarik biaya tambahan dari para pemain yang lebih muda.

Namun, ada juga yang menyebut kalau Fergie dipecat karena memaki sekretaris klub. Ketika itu, Ferguson memperjuangkan para pemainnya untuk mendapat bayaran tanpa dibebani pajak. Hal ini sempat membuat hubungan Ferguson dengan St Mirren menjadi keruh. Ia bahkan hanya mau ngobrol dengan asisten sekretaris yang usianya saat itu baru 17 tahun.

“Sejujurnya saya juga tidak tahu bagaiman awal dari perseteruan itu. Tetapi saya harus mengakui kalau segalanya sulit untuk dijelaskan,” kata Stewart Gilmour.

Kasus ini bahkan merembet hingga ke pengadilan. Ferguson tidak terima dengan pemecatan tersebut dan meminta untuk banding. Hal ini sempat membuat Ferguson dianggap sebagai sosok yang picik dan tidak dewasa. Saking kesalnya, Presiden St Mirren saat itu, Willie Todd, menyebut kalau Ferguson adalah manajer yang tidak memiliki kemampuan manajerial yang baik. Willie sendiri tidak mau membahas secara rinci apa yang sebenarnya menjadi alasan pasti Ferguson dipecat.

“Pemecatan itu menjadi sesuatu yang benar-benar ingin saya lupakan. Tapi selama lima tahun di sana, Alex telah melakukan pekerjaan kelas satu, dan dia memiliki kerja sama yang bagus dengan saya,” kata Willie.

Ada pula yang menyebut kalau dipecatnya Fergie akibat sang manajer sudah ingin cepat-cepat melatih Aberdeen. Ketika itu, klub yang bermarkas di Pittodrie Stadium tersebut dianggap melakukan pendekatan ilegal karena tidak berbicara dengan St Mirren. Oleh St Mirren hal ini dianggap menyalahi kontrak yang membuat Ferguson kehilangan pekerjaannya.

Pada Juni 1978, Ferguson resmi menjadi pelatih Aberdeen menggantikan Billy McNeill. Inilah titik balik karier Alex Ferguson yang dikenal sebagai salah satu manajer terpandang di Skotlandia. Ia sanggup memutus dominasi Rangers dan Celtic dengan tiga kali meraih gelar juara liga, empat Piala Skotlandia, satu Piala Liga Skotlandia, dan puncaknya adalah ketika meraih gelar Piala Winners dan Piala Super Eropa pada 1983.