Pada sebuah malam di bulan Agustus 2014, Manchester United tampil di depan 26,969 penonton yang menhadiri Stadium mk, markas tim divisi tiga Inggris, MK Dons. Pertandingan tersebut adalah pertandingan ketiga Louis van Gaal bersama United. Harapannya, United mampu pulang dengan kemenangan pertamanya pada musim tersebut setelah dua laga Premier League yang telah dijalani tak berbuah kemenangan.

Pemain-pemian pelapis yang tampil terlihat percaya diri. Bagaimana tidak, mereka hanya akan menghadapi tim divisi tiga yang jauh di bawah United secara materi pemain. Pertandingan tersebut diharapkan mampu membuat moral United naik meski hanya di Piala Liga. Lagipula, segudang pengalaman Van Gaal seharusnya bisa mengalahkan tim yang baru terbentuk pada tahun 2004 meski hanya dengan sebelah mata.

Alih-alih mencetak gol, United justru kebobolan terlebih dahulu setelah Jonny Evans melakukan blunder. Umpannya berhasil di intersep oleh Ben Reeves di dalam kotak penalti United. Reeves mengumpan kepada William Grigg dan sukses diteruskan menjadi gol. MK Dons terlihat girang dengan gol tersebut. Meski mereka masih tidak bisa membuat konklusi bahwa mereka akan memenangkan pertandingan.

Grigg ternyata mampu mencetak gol, kali ini pada menit ke-63 dan membuat MK Dons menggandakan keunggulannya. Lima menit berselang, ia ditarik keluar dan digantikan oleh Benik Afobe. Kali ini giliran Afobe yang berhasil menjebol gawang David De Gea. Afobe sukes mencetak dwigol pada menit ke-70 dan ke-84. United memang tampil buruk pada pertandingan itu. Mereka baru dapat membuat tembakan tepat sasaran pada menit ke-72.

Akhirnya United harus pulang dengan kekalahan memalukan, empat gol tanpa balasa atas tim divisi tiga. Pertandingan yang seharusnya dapat menjadi titik balik Van Gaal, justru semakin menghancurkan mental. Pada pertandingan itu, Van Gaal memang banyak membawa pemain muda dan pemain pelapis, namun kekalahan atas tim divisi tiga bukanlah hal yang bisa dimaklumi.

Kekalahan tersebut tentu saja meruntuhkan moral pemain-pemain muda yang menjalani debutnya seperti Saidy Janko, Reece James, dan Andreas Pereira. Begitu pula dengan pemain senior yang masih jarang mendapat kesempatan bermain pada musim sebelumnya seperti Anderson, Chicharito, dan Shinji Kagawa. Entah pengaruhnya besar atau kecil, namun karir 14 pemain yang tampil pada pertandingan tersebut hancur seusai pertandingan itu.

Marnick Vermijl kini hanya bermain untuk Preston, James membela Wigan. Pertandingan itu juga menjadi pertandingan terakhir berseragam United bagi Vermijl, James, Kagawa, dan Chicharito . Bagi Anderson dan Danny Welbeck, pertandingan tersebut menjadi pertandingan kedua terakhir bagi mereka. Karir Adnan Januzaj dan James Wilson pun menukik setelah debut manisnya. Evans dan Nick Powell juga dilego karena tak mampu berkontribusi banyak. Hanya De Gea yang tersisa dan bermain di tim utama United saat ini.

Selain De Gea, pemain yang berhasil ‘selamat’ dari bencana itu adalah Michael Keane. Tak lama setelah pertandingan tersebut, Keane bergabung dengan Burnley sebagai pemain pinjaman. Ia kemudian dipermanenkan dan berkembang dengan baik. Sempat muncul rumor ia akan kembali ke United, namun rampungnya transfer Victor Lindelof membuat Keane tidak lagi diincar United. Keane justru dikabarkan akan merapat ke Everton.

Jika dilihat lebih dalam, memang pemain yang terlibat pada pertandingan tersebut bukanlah pemain utama. Sehingga tidak aneh jika mereka tak mampu menembus skuat utama United. Namun, tentu saja kekalahan tersebut pasti berpengaruh, besar atau kecil.